11. Jangan Halu

4.9K 332 7
                                    

"gue baru tau kalo yang namanya David Assegaf seganteng itu". Seloroh Revi secara antusias saat kini mereka bertiga, Amel, Revi dan Aluna tengah bersandar dipinggir lapangan basket.

Aluna melihat sekilas lalu menyengir sinis, mengingat pembicaraannya kemarin sore membuat dirinya geleng-geleng kepala. Untung saja kemarin ada angkot yang lewat, jadi ia bisa segera pergi meninggalkan David yang memandanginya dengan heran.

"gue kira David ga akan punya temen disini, secara Manggala musuh bebuyutan sama dia". Tambah Amel dengan sorot mata yang ia tujukan pada David dan beberapa kawannya yang kini tengah duduk di tumpukan beton dipinggir lapangan voli.

Terlihat cukup banyak, kurang lebih 8 anak Manggala yang duduk bersama David disana, termasuk Vernon. Mantan calon pacar Aluna.

"mantan lo tuh Lun, gue ga tau dia ikut gengnya Arpega selama ini".

Aluna memilih tak acuh, memutar kedua bola matanya.

"kayaknya kalau mereka ketauan Benua and the genk sebelum David masuk sini, bisa tamat deh". Saut Revi.

"apasih Rev, tamat-tamat. Udah kayak Drama aja". Saut Aluna sarkas.

"woee, santai dong buk. Ngegas banget jawabnya, iya tau Benua mah baek orangnya". Ujar Revi.

Aluna hanya mencibir ringan, sambil sesekali menengok ke kanan atau kekiri, sehari ini ia tak melihat mangsanya.

"nyari Benua lagi?". Tanya Amel, yang sudah pasti dijawab anggukan oleh Aluna dan tak lupa senyum rupawannya.

"dia lagi bimbingan katanya, sama nenek lampir di laboratorium fisika". Sontak saja Aluna bangkit berdiri, rambutnya yang selalu terikat satu bergerak mengikuti irama.

"kata siapa lo?".

"cowok gue". Jawab Amel santai,

Tanpa permisi Aluna segera pergi dari sana, meninggalkan Revi yang berteriak-teriak memanggilnya dan Amel yang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Aluna berlari, tujuannya hanya satu ruang laboratorium fisika. Menghampiri Benua, pujaan hatinya. Ia sudah lupa kalau kemarin dirinya bersumpah akan membenci Benua karena membatalkan janjinya pulang bareng.

Sesampainya di Laboratorium, Aluna tidak segera masuk. Mengintip dari luar jendela, melihat dua orang siswa dan siswi sedang melakukan penelitian entah Aluna tak tau.

"lo nggak sebanding sama dia".

Aluna terkejut saat seorang tiba-tiba muncul dibelakangnya, ia segera berbalik. Aluna menatap nya tak suka, David dengan sok kerennya menilik orang-orang yang ada didalam ruangan.

"mau apa sih lo kesini?". Tanya Aluna sarkastik, David menurunkan pandangannya pada Aluna, 5 detik lalu tersenyum sinis.

"gue tau lo naksir Benua kan?".

Aluna tak perlu menjawab, seluruh Manggala juga tau kalau dia suka Benua jadi wajar saja kalau kini David tau.

"bukan urusan lo". Jawabnya sinis,

David memasukan kedua tangannya kedalam saku seragamnya, lalu kembali melihat orang-orang yang ada didalam laboratorium.

"lo liat sendiri lah, cewek yang didalam sana". Entah apa yang terjadi Aluna ikut melihat apa yang ditunjuk David dengan dagunya.

"udah cakep, pinter, tajir pula. Gue denger dia juga ngejar-ngejar Benua, yang kayak gitu aja Benua kagak nyaut apalagi elo yang ga ada apa-apanya".

Aluna cukup tersentak dengan kata-kata yang terlontar dari mulut David baru saja.

"gue bilangin aja ya, kalo naksir orang itu juga harus tau diri. Ada kemungkinan dia naksir kita apa enggak, Jangan Halu, daripada ntar kita sakit hati mending introspeksi diri dulu". Lanjut David

BENALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang