13. Pesona

5.2K 340 13
                                    

Kamar yang semula tertata rapi kini berubah berantakan bagaikan baru saja terkena bencana alam. Aluna hanya menyengir sinis dan memandang kesekeliling setiap kamarnya. Lalu menatap ketiga manusia terlaknat yang menjadi tersangka atas kerusakan kamar tercintanya ini.

Lihatlah dengan tanpa dosanya Revi mengeluarkan semua baju yang ada dilemari milik Aluna membuat Aluna melotot dengan sempurna.

"REVIII, LO APAAIN LEMARI GUEE?". Aluna bergerak heboh membuat Revi menoleh,

"ssst diem, ntar gue beresin lagi". Ujar Revi kembali memporak-porandakan lemari baju milik Aluna.

Beralih fokus pada Amel yang membuat Aluna kaget setengah mati saat tadi ia datang kesini mebawa satu buah koper, dan kagetnya lagi saat Unboxing kopernya membuat Aluna gedek-gedek kepala. Berbagai macam alat kecantikan seperti catok, hairdryer, rol dan banyak make up yang memenuhi koper.

Tak beda jauh dengan Lauren, yang dari tadi nampak sibuk memilih softlen dan pewarna rambut yang barusaja ia beli.

"lun, lo harus belanja baju lagi". Revi membalikan badanya dan berkata dengan heboh. Aluna menyengir kesal, melihat bagaimana Revi menunjuk semua bajunya.

"liat nih baju lo, ini, ini semua, yang ini juga". Revi menunjuk semua bajunya yang berserakan diatas kasurnya,

"bajulo nggak ada fashion stylenya sama sekali, celana, kaos, kemeja. Lo harus rubah penampilan lo". Kata Revi begitu antusias,

"oke itu bisa diatur, sekarang kita rombak penampilan lo, besok sepulang sekolah kita beli baju". Putus Lauren Selanjutnya, ia sudah siap dengan Cat rambut berwarna coklat.

Amel dan Revi entah kapan tiba-tiba sudah berada tepat didepan Aluna. Dan Aluna sendiri, sudah menatap mereka pasrah. Entah apa yang akan terjadi dengan dirinya setelah ini.

"oke girls, kita mulai dari mana ini?".

*******************


Matahari pagi benar-benar menampakan wujudnya, membuat cuaca pagi hari ini benar-benar cerah.

Mobil Civic Type R berwarna putih itu berhenti dipelataran Manggala. Siswi-siswi yang berada didalamnya bersiap turun, kecuali satu, wanita yang duduk dikursi kemudi. Aluna Maharandika.

Hari ini ketiga teman-temannya berangkat bersama dengan Aluna karena mereka menginap tadi malam. Setelah berhasil merombak semua penampilan Aluna hari ini, ia benar-benar yakin kalau Aluna akan menjadi pusat perhatian di Manggala hari ini.

Ia bergerak gelisah, berulangkali menatap pantulan dirinya di cermin, dan sesekali menghela nafasnya.

"lo kenapa sih Lun?". Amel yang duduk tepat sampingnya menatap Aluna heran. Begitu juga dengan Lauren yang membenahi tasnya, sedangkan Revi yang baru saja menata rambutnya kini juga ikut menoleh.

"gue nggak PD sumpah, gue mau bolos aja". Kata Aluna membuat ketiga teman-temannya membulat tak percaya,

"BIG NOOO".

"Apasih Lun, lo tuh cakep banget, asli cakep pakek baaaanget. Apanya yang nggak lo PD-in?".

"sekarang lo turun, jangaj khawatir. Ada yang ngomongin lo, gue langsung banting detik itu juga".

Aluna menyengir mendengar protesan teman-temannya, mau tak mau ia harus turun. Sekali lagi ia memandang pantulan dirinya dalam cermin. Oh ayolah, ini benar-benar bukan Aluna seperti biasanya, yang selalu terlihat polos dengan rambut ekor kuda dan kacamata minus yang bertengger dihidungnya.

BENALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang