29. Aldebaran

5.3K 332 32
                                    

Bel istirahat baru saja berdering nyaring saat semua siswa kelas Aluna mengeluhkan pelajaran Matematika yang tanpa kompensasi melakukan kuis dadakan.

Aluna baru saja menutup lokernya setelah mengembalikan beberapa buku yang baru saja dipelajari dikelas saat Benua berdiri disampingnya tanpa sepengetahuan Aluna.

Benua mengulas senyumnya,. "Hai",. Katanya sedikit kaku. Untuk Pertama kalinya selama masa hidupnya ia menyapa seorang perempuan.

Aluna menahan tawanya melihat ekspresi Benua yang kaku dan terkesan kikuk. Harga dirinya lebih penting, ia memilih memutar kedua bola matanya.

"Ngapain kamu disini?",. Tanya Aluna setelah mengunci lokernya dan memasukan kuncinya kedalam saku almamaternya.

Sedangkan Benua, dia menahan senyumnya saat Aluna kembali menggunakan kata aku kamu dengan dirinya.

"Ketemu kamu",.

"Haah?",. Ulang Aluna, setengah tak percaya dengan apa yang dikatakan Benua barusan. Tentu saja!! Benua yang dingin dan cuek bisa berkata seperti itu, jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali.

Benua menghela nafasnya, demi apapun ia yang tidak pernah melakukan ini seperti jijik dengan dirinya sendiri, tapi untuk Aluna mempercayainya kembali, ia tahan melakukan hal yang seperti ini.

Benua berdehem, untuk menghilangkan kecanggungannya.
"Lagi ngapain?",. Tanyanya,.

Aluna menaikan salah satu alisnya,. "Bisa liat sendiri kan?",. Jawab Aluna cuek, membuat Benua menahan nafasnya.

Apa ini yang Aluna rasakan dulu saat Benua tak pernah menganggapnya?

"Kamu ikut ke Singapore?",. Tanya Benua mengalihkan perhatian,.

Aluna memilih berlalu dari sana,. "Iya",. Jawab Aluna bertepatan saat Aluna berjalan melewati Benua.

"Oh, udah belanja kebutuhan apa yang dibawa?",. Tanya Benua mengukuti Aluna berjalan disampingnya.

Aluna melirik Benua sekilas,. "Belum",. Jawab Aluna singkat,.

"Mau dianterin? Nanti pulang sekolah?",. Tanya Benua.

"Nggak usah, bisa sendiri",. Kata Aluna.

Benua menganggukan kepalanya,. "Oh, sama Amel?",.

"Sama siapa aja kamu nggak perlu tau kan?",. Kata Aluna sarkastik, dan terus melangkahkan kakinya seraya menjawab semua pertanyaan dari Benua.

Benua sedikit meringis dalam hati mendengar jawaban dari Aluna,.

"Kamu masih marah?",. Tanya Benua hati-hati.

Aluna menghela nafasnya panjang, lalu berhenti berjalan, seketika membalikan badanya mengahadap Benua lalu menatap Benua tajam.






"Benua, Kamu itu Ganggu. Tau nggak!",. Dan setelah mengatakan itu, Aluna berlalu dari sana sendiri meninggalkan Benua yang mematung ditempatnya.

Diam dan seakan hatinya mencelos. Seolah apa yang dikatakan Aluna, memutar kembali memori tentang dirinya dulu yang pernah mengatakan hal yang sama pada Aluna kala itu.



******************


Ketiga gadis dengan outfit casual tengah antusias mendorong Trolly berkeliling swalayan, sedangkan seorang gadis berambut ekor kuda itu mengikutinya dengan malas.

Aluna menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat Amel dan Revi yang sering bercekcok atau bahkan sering menjadi penengah saat mereka bertiga bersama Lauren membeli hal-hal yang tidak berguna, seperti ini saat contohnya.

BENALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang