24. Batasan

4.7K 274 21
                                    

9 orang siswa laki-laki yang sama-sama menggunakan jaket kebanggaan mereka kini tengah berkumpul disebuah gudang tua dengan dua orang yang kini tengah duduk dengan berlutu pasrah, wajahnya penuh lebam,.

Benua berdiri lalu berjalan mendekati mereka, dengan Batra dan Moscar yang berada disampingnya. Benua sebenarnya hanya diam saja, tapi auranya membuat dua orang yang kini tengah berlutut ini semakin membungkuk takut.

"Siapa yang nyuruh lo?",. Tanya Benua, ia ikut berlutut membuat dirinya sejajar dengan dua orang itu.

Meraih dagunya, lalu kembali mengulang pertanyaannya,. "Siapa yang nyuruh lo nyopet barang cewek gue?",.

Pria dengan lebam dipelipis kanan itu menatap Benua takut-takut,. "Ng..ng..nggak ada",. Katanya.

Benua mengulas senyum miring,. "Kalian mau tau rasanya mati ditangan Alastair?",. Ancam Benua. Meskipun ia tak sungguh-sungguh tapi berhasil membuat kedua orang ini mendelik takut.

"Maudy... Nyonya Maudy Oliver",. Saut salah satu orangnya cepat.

Benua menautkan kedua alisnya, ibu tiri Aluna. Benua lalu berdiri, ini diluar kuasanya, untuk masalah ini adalah masalah keluarga Aluna, dan ia tak berhak ikut campur. Tugasnya hanya melindungi dan menjaga Aluna.

"Gue Peringatin, kalo kalian berani lagi deketin gadis itu, hari itu juga mati di tangan saya",. Kata Benua,.

Beberapa teman-temannya tersenyum puas, bahkan Batra memperagakan seolah tengah menggorok lehernya, membuat dua orang-orang ini kembali menunduk takut,.

"Ba..ba..ba..baik",. Ujarnya, dan setelah itu Benua keluar dari gudang tua itu.

Teman-temannya sungguh dapat diandalkan, Verdin dan Rangga bertugas melihat CCTV, Yudha dan Batra bertugas mencari plat nomor motor yang ditungganginya, Candra dan Guntur melacak keberadaan mereka, serta Draco dan Moscar yang bertugas menjadi Backing.

Kembali lagi, untuk hal ini Benua akan memberi tau Aluna agar Aluna bisa lebih berhati-hati.

Benua melirik jam dipergelangan tangannya, sudah pukul 16.00 sore. Dan Benua bersiap untuk pergi kerumah Aluna untuk memberikan barang-barangnya.

"Gue balik dulu",. Katanya seraya mendekat ke motor ducati hitam miliknya,.

"Hati-hati Ben, jangan lupa besok lo duel lagi sama David",. Kata Moscar dan diangguki singkat oleh Benua.

"Jaga kesehatan Ben",. Kata Yudha,.

Guntur spontan menengok,. "Lo bilang gitu ke Benua kok gue yang geli ya",. Katanya membuat beberapa orang disana Tertawa, kecuali Benua tentu saja.

Benua memakai helmnya, lalu berpamitan kepada semuanya. Dan ia mulai melajukan motornya, membelah padatnya jalan raya disore hari.

15 menit berlalu, Benua memarkirkan motornya disamping pohon palem rumah Aluna. Lalu melepaskan helmnya dan bergerak turun. Seraya menyurai rambutnya kebelakang ia memencet bel rumah Aluna.

Pak Kiman berlari dengan tergopoh-gopoh, dan membuka pintunya,. "Non Aluna lagi ditaman Mas",. Kata Pak Kiman, dan Benua hanya mengangguk seraya mengulas senyum kecil.

Ia melangkahkan kakinya menuju taman bunga minimalis yang menurutnya menakjubkan itu. Mendapati Aluna dengan baju rumahannya dengan rambut yang ia gelung keatas memperlihatkan leher jenjangnya tengah menyiram bunga menggunakan selang.

"Ehmmm",.

Benua berdehem, berhasil membuat Aluna terkejut hingga ia spontan menoleh, bahkan saat ia berbalik ia sampai lupa kalau dirinya masih memegang Selang. Membuat Benua harus memejamkan matanya merasakan badan dan wajahnya basah.

BENALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang