Ayah [MarkHyuck ft. Chenle]

13.2K 1K 124
                                    

Chenle, Bunda Haechan dan si Bapak Mark yang kerjanya jadi tentara

**********

"Bunda, ayah minggu depan pulangkan?"

Haechan menengok ke arah dimana putranya tengah duduk menghabiskan makan siangnya. Lelaki cantik itu tersenyum lembut membalas pertanyaan sang putra.

"Bunda~~ Lele bertanya~"

Haechan terkekeh pelan mendengar rajukan putra manisnya itu.

"Nanti bunda tanyakan pada ayah ya. Lele taukan ayah sedang bertugas?"

Chenle merengut lalu menganggukan kepalanya pelan. Haechan menghampiri putranya itu lalu mengusap puncak kepalanya lembut.

"Kenapa? Lele sedih ya kalau ayah tidak hadir di ulang tahun Lele?"

Chenle menganggukan kepalanya pelan dengan wajah hampir menangis. Makan siangnya terabaikan, ia memilih menyembunyikan wajahnya pada perut sang bunda.

Haechan tersenyum kecil, "Lele rindu ayah?"

"Rindu ayah."

"Ya sudah, manisnya bunda jangan menangis dong. Nanti manisnya hilang bagaimana?"

"Bunda, Lele tampan seperti ayah!"

Haechan tertawa mendengar gerutuan anaknya yang di selingi senggukan tangis. Ia menggendong tubuh gempal sang putra yang akan genap berusia 7 tahun itu.

"Iya Lele itu tampan, tapi masih lebih tampan ayah."

"Bunda~"

"Iya sayang. Makan siangnya sudah? Ingin tidur siang sekarang atau nanti?"

"Tidur, tapi sama bunda."

"Baiklah, sekarang sikat gigi dulu yaa."

Haechan membawa tubuh Chenle menuju kamar mandi untuk menyikat gigi putra manisnya itu. Setelah itu membaringkan tubuh mereka di atas ranjang di kamarnya.

Memeluk tubuh gempalnya sembari bersenandung pelan mengantar sang putra menuju alam mimpi.

Setelah memastikan Chenle tidur, Haechan mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu dengan ponsel di tangannya. Dengan ragu ia melakukan panggilan pada suaminya yang sedang bertugas.

"Hallo"

Haechan tanpa sadar menghela nafas lega mendengar suara suaminya di ujung telepon.

"Dek? Ada apa? Kamu sakit? Atau Chenle? Udah dibawa ke dokter belum?!"

Haechan tanpa sadar tertawa pelan mendengar rentetan pertanyaan sang suami. Cerewet.

"Heh malah ketawa! Kerasukan kamu?"

Haechan merengut, enak saja!

"Gak ya! Eh lupa! Assalamu'alaikum bapak tentara ganteng~"

Haechan dapat mendengar suaminya yang tertawa pelan sebelum menjawab salamnya, "Wa'alaikumsallam bundanya anak bapak tentara yang ganteng."

Tawa keduanya mengalun mengisi kekosongan satu sama lain.

"Jadi, ada apa sih dek? Tumben nelpon duluan? Gak bilang dulu lagi, kan panik aku liat kamu nelpon."

"Emang gak boleh ya kak?"

"Boleh dong! Tapi nanti kalo yang angkat si Jeno atau Lucas gimana?! Mereka kan genit sama kamu dek."

"Ya ampun kak, ini kalau di denger Nana sama Njun bisa ngamuk mereka."

Haechan tertawa pelan mendengar suara gaduh penuh protes di sambungan teleponnya dengan sang suami. Yang disebut namanya sedang protes rupanya.

Cerita Kita [Neo Culture Technology]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang