empat

66 10 3
                                    

"lu dateng kedia terus bilang kalo lu pacar nya" ucap mahesa dengan senyum merekah nya. kiara menatap laki laki yang baru saja di tunjuk oleh mahesa. sedangkan dika dan alfa sudah tertawa terpingkal pingkal mengetahui siapa orang yang di tunjuk oleh mahesa.

"ceilah kia udah punya pacar" ledek alfa dengan cengiran khas nya

"pj boleh kali" timpal dika yang ikutan meledek kiara. Sedangkan kiara sudah memutar bola mata nya malas disertai dengusan kesal nya.

"bacot"

"ya udah sana. Keburu kekasih pujaan mu pergi" usir mahesa sambil mendorong kiara menjauh.

Kiara melanglah dengan kesal. Dia menatap kesal kearah cowo yang tidak jauh di depan nya. Cowo itu yang kiara tau satu sekolah dengan nya karna kiara merasa pernah melihat nya di sekolah. Dia berhenti sejenak lalu menarik napas nya dalam dalam.

"ini cuma dare kia. Lu pasti bisa. Cuma ngomong gitu doang gak bakal jadi masalah" ucap kiara sebelum melanjutkan langkah nya lagi.

Tapi saat kiara dikit lagi sampai di hadapan cowo itu. Tiba tiba saja ada seorang laki laki paruh baya dengan setelan jas rapih nya menghampiri cowo itu.

Kiara menengok kebelakang meminta persetujuan apakah dia lanjut atau harus kembali. Keempat nya mengangguk serentak dengan senyuman lebar di bibir mereka.

"tenang kia. Lu cuma dateng kesana terus bilang. Abis itu lu pergi" ucap kiara meyakinkan diri sendiri. Setelah itu dia melanglah dengan percaya diri dan juga senyuman manis nya

"hai sayang" ucap kiara menggandeng tangan cowo itu. Cowo yang di gandeng kiara hanya menatap nya aneh disertai kernyiran didahi nya. Begitu juga dengan laki laki paruh baya itu.

"siapa" tanya cowo itu dengan datar

Kiara tersentak kaget saat mendengar suara cowo itu. Dia menatap wajah cowo itu dengan mata yang hampir keluar. Dia ingat wajah itu, wajah cowo yang menabrak nya tanpa meminta maaf di depan pintu kantin.

'kenapa harus ni cowo sih' batin kiara tapi dia terus tersenyum untuk menghilangkan kekesalan nya. Ingin rasa nya kiara menghajar mahesa sekarang juga kalo saja dia tidak ingat dia masih harus menjalankan dare nya. 

"siapa kamu arkan" tanya laki laki paruh baya itu setelah lama tidak mendapat jawaban dari kiara. Kiara tersentak kaget lalu langsung mengerjapkan mata nya

"saya pacar nya om" jawab kiara dengan senyuman manis nya. Arkan yang mendengar ucapan kiara tiba tiba menoleh kaget. Tapi tidak lama setelah nya dia kembali memasang muka datar nya. Kiara menatap arkan juga dengan senyuman yang di paksakan nya

"arkan gak pernah cerita sama om" ucap laki laki itu yang ternyata papa dari arkan.

"arkan mah memang gitu om. Suka gak mau cerita. Sama saya aja gak mau" ucap kiara sok akrab. Padahal nama nya saja baru tau tadi.

"iya arkan ini tertutup banget. Tapi asli nya baik kok" ucap papa nya arkan sambil menatap arkan. Arkan menghela napas lalu membuang muka kearah samping nya. Menjauhkan pandangan dari tatapan papa nya.

"ah masa iya om" ucap kia ramah. Papa arkan mengangguk menanggapi ucapan kiara.

"ah iya. Nama kamu siapa?"

"kiara om. Bisa di panggil kia bisa juga di panggil ia" ucap kiara dengan senyum nya.

"liam papa nya arkan. Panggil aja om liam" kiara mengangguk. Arkan menatap kesal kepada kiara di samping nya. Sedangkan kiara yang di tatap hanya melongos lebih memilih menatap om liam.

"aku lupa kalo tadi sama mama kesini nya. Aku ketempat mama dulu ya om. Tadi bilangnya cuma bentar" ucap kiara setelah melihat jam coklat muda di tangan nya

Kikan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang