empat belas

21 2 2
                                    

Kiara bangun dari posisi tiduran nya di atas meja. Dia memijat kepala nya yang sedikit pusing. Dia baru ingat tadi pagi dia belum makan apa pun kecuali susu yang di buat mama nya.

Mata nya mencari teman teman nya di kelas. Tapi tak ada siapa pun dikelas. Dengan malas dia bangun dan mencoba melangkah ke kantin

Setelah sampai di kantin Kiara tak menemukan keberadaan teman teman nya dimana pun. Dia memilih melangkah masuk dan memesan makanan. Karna dia yang sudah tidak kuat lagi menahan pusing nya Kiara memilih untuk duduk di bangku terdekat

Dia duduk di salah satu bangku kosong milik siswa lain. Dia tak memperdulikan siswa siswa itu dan memilih menopang kepala nya dengan kedua tangan sambil menunggu makanan nya tiba.

Mata nya yang terpejam membuat nya tidak mengetahui siapa yang ada di depan nya. Dia terus memejamkan mata nya hingga mbak Emah meletakan pesanan di hadalan nya.

"makasih ya mbak em" ucap Kiara yang belum sepenuh nya membuka mata. Mbak Emah mengangguk lalu pergi kembali ketempat nya

Setelah menunggu beberapa menit baru lah Kiara bisa memfokuskan pandangan nya kedepan. Dia memakan mie ayam  nya dengan lahap hingga belepotan di sekitar mulut nya.

Dia merasa ada yang menatap nya sedari tadi. Dengan cepat dia mendongak lalu melihat ke arah depan.

"napa liatin gua aja. Mau lu?" tanya Kiara sambil mengacungkan mie nya yang ada di sendok. Orang itu hanya menggeleng lalu kembali menyuapkan makanan nya. Begitu juga Kiara yang sudah kembali makan tak mau menghiraukan orang itu

Setelah makan Kiara bergegas kembali ke kelas. Dia menunggu teman teman nya yang belum juga datang. Dia kembali menelungkupkan kepalanya karna pusing yang masih dia rasakan.

Tak lama kemudian Mahesa dan yang lain nya masuk dengan suara mereka yang keras. Mereka langsung menghampir Kiara di tempat nya.

"Kia bangun. Nih kita bawain makanan buat lu" ucap Rina membangunkan Kiara. Tapi Kiara tak kunjung bangun dari tidur nya.

"Kia" panggil Rina kali ini dengan goyangan di tangan nya. Tapi masih saja Kiara tak membuka mata nya. Rina terus menggoyangkan tubuh Kiara dengan panik. Yang lain juga mulai panik

"kenapa ni anak gak bangun" ucap Alfa yang sudah pindah di samping Kiara.

"bawa dia ke uks sekarang" ucap Rina kencang kepada ketiga teman nya yang lain. Teman teman yang ada di kelas menatap mereka heran. Dengan cepat Mahesa menggendong Kiara lalu langsung berlari diikuti dengan ketiga nya di belakang.

Mahesa melewati koridor yang masih ramai karna jam istirahat masih berlangsung. Semua mata tertuju pada Kiara yang ada di gendongan Mahesa.

Setelah sampai di uks, Mahesa langsung membaringkan Kiara di brankar terdekat. Dika berlari memanggil petugas uks untuk segera menangani Kiara.

Dika kembali masuk dengan tergesa gesa setelah memanggil petugas. Tak lama kemudian seorang siswi yang bertugas datang. Dia langsung memeriksa keadaan Kiara.

Keempat teman Kiara berdiri di dekat nya dengan wajah cemas. Mereka menanti hingga siswi itu selesai memeriksa Kiara.

"dia pingsan. Kaya nya kecapean" ucap siswi itu. Keempat nya menghela napas lega saat mendengar nya. Setelah di rasa cukup siswi itu pamit untuk kembali ke kelas nya karna bel masuk baru saja berbunyi.

"ya udah kamorang balik kelas sana" ucap Mahesa.

"terus siapa yang jagain Kia?" tanya Rina sambi menatap ke arah Kiara yang masih terpejam.

"nanti gua" ucap Mahesa

"gua aja yang nemenin. Kalian ke kelas aja" ucap Rina

"ya udah" ucap Mahesa sedikit kesal. Dia gagal untuk ngebolos pelajaran selanjut nya. Padahal niat dia ingin menemani Kiara agar tidak mengikuti kelas selanjut nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kikan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang