delapan

32 4 0
                                    

Kiara melangkah beriringan dengan rina di samping nya. Kedua nya melangkah menuju kantin. Tujuan utama mereka saat bel berbunyi. Sedangkan yang lain nya sudah ke kantin duluan

Kiara langsung menghempiri meja yang di tempati oleh mahesa, dika, dan juga alfa. Meja di tengah kantin. Tempat yang selalu mereka tempati dari awal mereka sekolah

"mana punya gua" ucap kiara

"tuu" jawab mahesa sambil menujuk makanan kiara dengan mulut nya. Kiara langsung mengambil nya dan segera mamakan nya tanpa bersuara

"kia"

Kiara menoleh kesamping nya. Dia menatap dika yang memanggil nya tadi

"lu dari tadi di liatin aja tuh sama si arkan" ucap dika. Membuat semua yang ada di meja itu menoleh kecuali rina yang masih makan

"bukan gua kali yang di liatin" dengus kiara lalu mengambil minuman milik nya

"ya masa dia mau liatin gua. Kan gak mungkin" ucap dika

"sapa tau aja dia doyan sama lu dik. Udah gak papa mayan lu dia termasuk cogan di sekolah" ucap mahesa

"lu pikir gua doyan yang begituan. Sorry aja gua masih doyan sama perempuan" ucap dika sambil bergedik geli membayangkan nya

"mayan dika di taksir sama cogan" timpal alfa

"dia bukan liatin gua anying. Tu si kia yang dari tadi diliatin"

"dih apaan lu. Bawa bawa nama gua. Sorry aja ini mah gua gak ada urusan lagi sama tu orang berwajah datar bersuara emas kaya dia" sewot kiara

"kita buktiin kalo si kia atau lu yang diliatin sama si arkan" usul mahesa akhir nya

"ayo siapa takut" ucap kiara dan dika berbarengan

"takut apaan" tanya rina yang baru saja menyelesaikan makan nya. Kiara dan yang lain menatap rina malas. Malas menjelaskan tentu nya

"gak jadi rin. Tadi ada kecowa lagi parade" ucap kiara malas. Rina mengangguk pelan dengan mulut nya yang bulat membentuk hurif 'o'

"lu coba pergi ki. Terus balik lagi kesini" kata mahesa. Kiara mengangguk lalu bangun dan mulai melangkah menuju warung di kantin nya

Sedangkan yang lain memperhatikan arkan dari tempat mereka. Mereka melihat arkan yang terus menatap kiara dengan tatapan datar nya

"tukan gua bilang apa" sorak dika senang

"eh tunggu dulu sapa tau aja cuma tipuan biar dia gak ketawan kalo lagi liatin lu" ucap alfa. Dika menghelanapas kesal nya. Kenapa teman teman nya tidak mempercayainya

Dari kiara pergi hingga kembali kemeja mereka arkan masih saja setia memandangi kiara. Dengan senyum pede nya kiara duduk di samping dika

"gimana? Dika kan yang di liatin sama tu wajah datar" ucap kiara dengan senyuman lebar nya

Ketiga nya serempak menggeleng sebagai jawaba untuk kiara. Kiara mengerutkan alis nya melihat teman teman nya yang menggeleng

"ngapa pada ngegeleng sih"

"mau lu apa emang? Kita pada ngangguk gitu" ucap dika

"iya"

"gimana mau ngangguk. Jelas jelas tu orang ngeliatin lu aja dari tadi" timpal mahesa menjelaskan

"akhh ternyata tu wajah datar ngefans sama gua" ucap kiara lalu balik menatap arkan yang masih menatap nya dengan datar

"awas seteres lu kia. Tetangga gua kaya gitu kemaren masuk rumah sakit jiwa" ucap alfa sambil menoyor kiara. Kiara mendelik sebel sambil mengelus kening nya yang tak bersalah

Kikan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang