tujuh

34 6 0
                                    

Pagi ini arkan sudah siap dengan seragam sekolah nya. Dia sudah melangkah menuju meja makan untuk sarapan bersama papa nya

Saat sedang sarapan liam berkata kepada arkan yang membuat arkan seketika menghentikan kunyahan nya

"ar nanti pulang sekolah ajak kiara kesini ya"

Arkan terdiam setelah mendengar nya.

"ngapain pa"

"main aja. Masa papa gak boleh kenal sama pacar kamu sih" ucap liam melanjutkan makan nya

"arkan bukan pacar dia" ucap arkan. Liam tersenyum mendengar penolakan anak nya itu

"jangan lupa ajak dia kesini"

"arkan bukan pacar nya dia. Dia cuma dapet dare dari temen temen nya" jelas arkan

"terserah kamu mau bilang apa. Tapi papa mau dia dateng kesini pulang sekolah" putus liam tak terbantah kan. Arkan hanya pasrah saat papa nya sudah berkata seperti itu

Dia melanjutkan sarapan nya yang terhenti karna pembicaraan kedua nya tadi. Arkan bangun dari duduk nya setelah selesai sarapan

"arkan berangkat" pamit arkan

"inget ar. Nanti sore papa tunggu" ucap liam mengingat kan arkan. Arkan hanya berlalu tanpa menanggapi ucapan papa nya

Arkan melajukan motor nya dengan kecepatan kencang. Dia menyalip semua kendaraan yang ada di depan nya tanpa ragu. Seperti pembalap sungguhan

Tak lama dia sudah sampai di halama parkir sekolah nya. Setelah melepas helem nya dia langsung melangkah menuju kelas nya.

Seperti biasa dia akan selalu jadi pusat perhatian karna wajah nya yang tampan dan sikap dingin nya. Dia nampak seperti tokoh tokoh di dalam cerita novel yang suka dibaca oleh para remaja perempuan

Arkan kini sudah duduk manis di kelas nya. Menelungkupkan kepala nya. Tak peduli dengan keadaan di dalam kelas

"arkan"

Arkan tak berubah sama sekali dari posisi nya. Sedangkan yang memanggil arkan tadi sudah kesal karna tak direspon

"arkann" panggil nya lagi dengan nada yang lebih manja

"ihh ar bangun dong" kali ini dengan menggoyangkan lengan arkan. Arkan yang merasa terganggu mengangkat kepala nya dari lipatan tangan nya. Di tatapnya orang itu dengan tajam

Aurel yang sedari tadi memangil akhir nya tersenyum. Dia senang melihat arkan sudah bangun dan menatap nya. Meski dengan tatapan tajam nya

Dia tidak pedulu kalo harus di tatap tajam terus oleh arkan. Asal kan arkan bisa melihat keberadaan nya

"ar boleh ajarin gua mtk" ucap aurel dengan senyumnya sambil mengacungkan buku ditangan nya. Arkan hanya melihat nya tanpa menjawab

"dadang" panggil arkan. Dadang menoleh kebelakang nya. Dia melihat arkan yang sedang menatap nya juga

"apaan ar" tanya dadang

"ajarin nih. Kata nya dia gak ngerti" perintah arkan. Dadang yang memang termasuk kedalam anak cerdas di kelas nya itu langsung mengangguk menyetujui. Dia mengangguk bukan karna senang bisa mengajari aurel. Tetapi lebih ke senang karna ilmu nya bisa di berikan ke orang lain.

"sana" usir arkan lalu kembali menelungkupkan kepala nya. Aurel hanya menatap arkan tidak percaya. Dia melangkah dengan kaki yang di hentakan keras. Tapi bukan melangkah ke arah dadang melainkan kearah pintu kelas arkan

***

"woy kia mau kemana lu" tanya dika

"jangan bilang mau kabur gara gara takut di suruh bayar" ucap mahesa

Kikan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang