59

272 29 4
                                    

Dengan kasar Raga menjauhkan wajah Nadia darinya hingga membuat infusnya terlepas dan membuat tangannya berdarah karna jarum infus yang terlepas secara paksa "saya sudah peringati kamu yaa Nad.." ujarnya dingin.

Riska dengan cepat mengubah mimiknya saat melihat pertunjukkan didepannya. Ia pun berjalan santai diikuti ketiga sahabatnya yang menatap Nadia tajam.

Nadia menunduk saat Riska dan para sahabatnya mendekat.. Ia merinding melihat tatapan tajam yang diberikan sahabat sahabat Riska padanya.

"Hai Nad.. Udah lama datengnya??" tanya Riska ramah.

Tiara membulatkan matanya saat Riska berusaha ramah kepada cecunguk didepannya ini. Andai saja dia yang berada diposisi Riska, pasti cecunguk kecil ini sudah habis ditangannya. Jangan harap lagi rambut indah milik Nadia itu masih berada ditempatnya.

Nadia menaikkan wajahnya, ditatapnya Riska yang melihatnya seolah tak terjadi apa apa.

"Iya mba.." balas Nadia pelan.

"Sayang.." ujar Raga

Riska menoleh dan menatap Raga datar. Membuat detak jantung Raga berkerja tiga kali lipat, ia takut Riska kecewa, marah dan membencinya.

"Kamu udah makan Nad?? Kalo belum, bareng yuk.." tawar Riska.

Tiara semakin menatap sahabatnya kesal, kenapa bisa bisanya sahabatnya ini masih mau menawarkan makan kepada jalang kecil ini..

"Chik!" ujar Tiara kesal.

"Ayoo Nad.." ujar Riska menarik lengan Nadia pelan.

"MERTUA aku ngirimin makanan banyak banget, sayang nanti gaa habis sama kita.. Soalnya kita makan yang HAK kita ajaa" ujar Riska sedikit menekan kata mertua dan hak entah untuk menyindir atau tidaknya hanya dia yang tau.

"Mba Riska gaa usah sok baik deh.." ujar Nadia menghempaskan tangan Riska dari lengannya.

Riska menatap Nadia seraya menaikkan alisnya seolah bertanya "aku sok baik?? Aku emang baik kok.." balas Riska santai.

"Ppfftt.." Andra dan Ben berusaha menahan tawanya saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Riska.

Tiara menarik sudut bibirnya tertawa sinis kearah Nadia.

"Mba lupa yaa, kayanya aku udah peringatin Mba deh buat lepasin Raga.." ujar Nadia.

Riska menatap Nadia dengan tatapan bertanya nya, yang membuatnya berkali kali lipat lebih imut dimata Raga.

"Kamu juga lupa yaa, aku pernah bilang.. Aku kan gaa iket dia, kenapa dia harus dilepas??" tanya Riska.

Nadia mengetatkan rahangnya menahan emosi "Mba bodoh ato gimana sih??" ujar Nadia kesal.

"Kalo aku bodoh gaa mungkin dong aku pernah jadi pramugari senior dimaskapai terkenal" ujar Riska menyombongkan dirinya.

"Kalo Mba pinter, Mba harusnya paham sama kata kata aku.." ujar Nadia terpekik.

"Emang kata kata kamu apaan??" pancing Riska.

"Mba tau kan, kalo aku masih sayang sama Raga.. Aku juga yakin Raga masih ada rasa sama aku.. Jadi Mba tolong dong mundur" jelas Nadia.

"Kenapa harus mundur?? Cantik aku kelewatan??" ujar Riska menatap Nadia.

"Ppffftttt hahahahahaha" tawa yang ditahan Ben dan Andra meledak bahkan Tiara ikut tertawa. Raga menahan tawanya, menipiskan bibirnya. Ternyata benar kata Maudi, Riska benar benar bisa dengan anggunnya melawan Nadia tanpa emosi. Dia benar benar mencintai wanita cantik ini..

love is happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang