48

235 22 2
                                    

Raga menginjak pedal gasnya dalam, walau lalu lintas macet mengingat sekarang masih suasana jam pulang kerja. Namun hebatnya Raga bisa menyalip mobil yang ada didepannya.

Tak lama bunyi ban mobil milik Raga pun berdecit didepan gedung apartement Riska, ia pun bergegas turun dan langsung menuju lift.

Dengan tak sabar Raga memencet tombol lift agar ruang sempit itu segera terbuka, namun sayang ruang sempit itu masih berada dilantai 15.

Raga pun kesal dan menoleh kearah kirinya, ia melihat pintu tangga darurat disana. Dengan cepat Raga berlari menuju pintu tersebut dan menaiki tangga untul menuju unit milik Riska.

Memakan waktu hampir 20 menit akhirnya Raga tiba didepan unit Riska dengan napas terengah engah, ia pun memegang dadanya sesak dan memencet bell tak sabaran lalu bersuara "Ris buka..." ujarnya

Tak ada jawaban, ia pun kembali memencet bell "Riss please buka pintunya.." ulangnya

Kembali tak ada jawaban, sekali lagi Raga memencet benda tersebut "Ris aku tau kamu didalam, tolong buka pintunya.." ujar Raga lemah

Masih tak ada jawaban, Raga pun tak menyerah memencet bell "Ris bukaa, atau aku dobrak pintu ini.. Please.." ulangnya menggedor pintu unit Riska

"Mas tolong yahh jangan berisik.." ujar seseorang dari unit sebelah Riska

Raga pun menoleh dan mengangguk "maaf mas.." ujarnya.

Lalu ia pun mengeluarkan ponselnya, mendial nomor milik Riska.. Namun kembali sayang, ponsel Riska tak aktif.

Raga terduduk lesu didepan pintu unit Riska "maafin aku Ris, aku pasti nyakitin kamu lagi.." gumamnya pelan.

Ia mengulang memencet bell "Ris aku mohon buka pintunya.." ujarnya lemah

Namun kembali tak ada jawaban, ia memilih untuk diam dan menunggu didepan unit Riska

-

Setelah dua jam menunggu tanpa ada  kejelasan, akhirnya Raga menyerah dan meninggalkan unit milik Riska tersebut.

Ia kembali menunggunakan tangga darurat untuk turun. Saat tiba dilantai 8 Raga berinisiatif untuk mampir keunit milik sang kakak.

Tit tit tit tit ceklek..

Pintu unit Maudi pun terbuka, Raga pun masuk kedalam unit milik kakaknya tersebut.

Dari ruang tamu Raga melihat sang kakak seperti selesai mencuci piring didapurnya.

"Mba.." ujar Raga berjalan kearah dapur

Maudi tersentak medengar suara sang adik, lalu ia membalikkan badannya. Ia melihat air muka Raga kusut tak karuan "Ga, kapan dateng??" tanya Maudi berbasa basi

"Barusan.." ujar Raga mengeluarkan botol air dingin kulkas dan menyalinnya kegelas kaca

Mau mengelap tangannya yang basah sehabis mencuci piring tadi "udah makan??" tanya Maudi mendekat

Raga pun menggeleng

"Makan yahh, mba ambilin.." tawar Maudi

Kembali Raga menggeleng "aku engga laper mba.." balas Raga

Maudi menghela napasnya "kamu dari mana Ga??" tanya Maudi

"Dari atas..." balas Raga singkat

"Atass??" ujar Maudi membeo

"Unit Riska.." ulang Raga

"Tapi dianya engga ada, apa gaa mau buka pintunya.." lanjut Raga

"Tau dari mana??" tanya Maudi

love is happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang