Raga menginjak pedal gasnya dalam, walau lalu lintas macet mengingat sekarang masih suasana jam pulang kerja. Namun hebatnya Raga bisa menyalip mobil yang ada didepannya.
Tak lama bunyi ban mobil milik Raga pun berdecit didepan gedung apartement Riska, ia pun bergegas turun dan langsung menuju lift.
Dengan tak sabar Raga memencet tombol lift agar ruang sempit itu segera terbuka, namun sayang ruang sempit itu masih berada dilantai 15.
Raga pun kesal dan menoleh kearah kirinya, ia melihat pintu tangga darurat disana. Dengan cepat Raga berlari menuju pintu tersebut dan menaiki tangga untul menuju unit milik Riska.
Memakan waktu hampir 20 menit akhirnya Raga tiba didepan unit Riska dengan napas terengah engah, ia pun memegang dadanya sesak dan memencet bell tak sabaran lalu bersuara "Ris buka..." ujarnya
Tak ada jawaban, ia pun kembali memencet bell "Riss please buka pintunya.." ulangnya
Kembali tak ada jawaban, sekali lagi Raga memencet benda tersebut "Ris aku tau kamu didalam, tolong buka pintunya.." ujar Raga lemah
Masih tak ada jawaban, Raga pun tak menyerah memencet bell "Ris bukaa, atau aku dobrak pintu ini.. Please.." ulangnya menggedor pintu unit Riska
"Mas tolong yahh jangan berisik.." ujar seseorang dari unit sebelah Riska
Raga pun menoleh dan mengangguk "maaf mas.." ujarnya.
Lalu ia pun mengeluarkan ponselnya, mendial nomor milik Riska.. Namun kembali sayang, ponsel Riska tak aktif.
Raga terduduk lesu didepan pintu unit Riska "maafin aku Ris, aku pasti nyakitin kamu lagi.." gumamnya pelan.
Ia mengulang memencet bell "Ris aku mohon buka pintunya.." ujarnya lemah
Namun kembali tak ada jawaban, ia memilih untuk diam dan menunggu didepan unit Riska
-
Setelah dua jam menunggu tanpa ada kejelasan, akhirnya Raga menyerah dan meninggalkan unit milik Riska tersebut.
Ia kembali menunggunakan tangga darurat untuk turun. Saat tiba dilantai 8 Raga berinisiatif untuk mampir keunit milik sang kakak.
Tit tit tit tit ceklek..
Pintu unit Maudi pun terbuka, Raga pun masuk kedalam unit milik kakaknya tersebut.
Dari ruang tamu Raga melihat sang kakak seperti selesai mencuci piring didapurnya.
"Mba.." ujar Raga berjalan kearah dapur
Maudi tersentak medengar suara sang adik, lalu ia membalikkan badannya. Ia melihat air muka Raga kusut tak karuan "Ga, kapan dateng??" tanya Maudi berbasa basi
"Barusan.." ujar Raga mengeluarkan botol air dingin kulkas dan menyalinnya kegelas kaca
Mau mengelap tangannya yang basah sehabis mencuci piring tadi "udah makan??" tanya Maudi mendekat
Raga pun menggeleng
"Makan yahh, mba ambilin.." tawar Maudi
Kembali Raga menggeleng "aku engga laper mba.." balas Raga
Maudi menghela napasnya "kamu dari mana Ga??" tanya Maudi
"Dari atas..." balas Raga singkat
"Atass??" ujar Maudi membeo
"Unit Riska.." ulang Raga
"Tapi dianya engga ada, apa gaa mau buka pintunya.." lanjut Raga
"Tau dari mana??" tanya Maudi
KAMU SEDANG MEMBACA
love is happiness
RomanceCinta... Yang sebelumnya tak pernah aku rasakan... Saat bersamanya, diperlakukan manis olehnya aku merasakan satu debaran yang belum pernah aku rasakan seumur hidupku.. Bahkan, hanya melihatnya dari jauh debaran jantung ku bekerja tiga kali lipat le...