Riska sedang menyusun barang Raga kedalam tas kecil yang telah tersedia. Hari ini Raga dibolehkan pulang oleh pihak rumah sakit karna kondisinya telah jauh membaik.
"Sayang... Udah??" tanya Raga yang keluar dari kamar mandi. Ia baru saja selesai membersihkan badannya.
"Udah yuk, mereka udah dimobil" ujar Riska mengangkat tas kecil yang baru saja ia resleting.
"Sini aku yang bawa.." ujar Raga meraih tas tersebut.
"Aku ajaa, ringan kok yuk.." ajak Riska keluar dari ruangan tersebut.
Dengan cepat Raga mengambil tas yang ditenteng Riska, dan merangkul Riska cepat "aku ajaa.." ujar Raga seraya berajalan.
Riska tersenyum dan menoleh kearahnya, lalu melingkarkan tangannya dipinggang Raga. Mereka berjalan kearah mobil Ben yang telah menunggu mereka.
"Ngapain sih kalian?? Engga ngulangin yang kemaren kan??" tanya Tiara bersidekap.
"Emang ngapa sih Ti kalo mereka ngulangin" ujar Ben dibalik kemudi.
"Tau sirik aja Lo.." balas Riska menimpali.
Tiara menatap dua sahabatnya sebal.
"Udah udah, jangan pada berantem deh masih pagi juga" larai Andra.
Ben pun memutar kemudi saat Riska dan Raga telah duduk dibangku penumpang.
Raga menidurkan kepalanya dibahu jenjang Riska dan menutup matanya.
"Kamu pusing??" tanya Riska.
Raga menggeleng "nyaman ajaa.." balasnya.
Riska tersenyum nan menepuk pipi Raga pelan.
"Ga, kita kemana?? Apartement Mba Maudi??" tanya Ben melirik Raga dari kaca tengah.
"Ke penthouse gue ajaa" balas Raga yang masih menutup matanya.
"Tumben lo balik kesana lagi??" tanya Andra heran Ben pun juga menatapnya heran. Pasalnya semenjak Raga punya rumah sendiri, ia sudah lama tak menempati penthouse mewahnya tersebut. Sekarang tiba tiba ia ingin diantar kesana.
Riska dan Tiara pun cukup kaget mendengar Raga ternyata memiliki rumah pribadi dan tinggal disebuah panthouse. Mereka tadinya mengira Raga masih tinggal dikediaman Adrian atau disebuah apartement. Ternyata mereka belum terlalu mengenal seorang Abraga.
Dipikiran Tiara, sekaya apa pacar sahabatnya ini.. Ia mempunyai resort mewah yang pernah Tiara singgahi diflores, dulu Riska juga pernah singgah diresort Raga yang berada dilombok lalu sekarang ia mendengar dari sahabatnya bahwa kekasih Riska ini mempunyai rumah pribadi dan tinggal dipenthouse?? Ia pun tersenyum kecil, mengingat betapa bodohnya seorang Nadia yang mau melepaskan seorang Raga. Dan betapa beruntungnya Riska yang mendapatkan Raga. Tunggu, tentu Raga juga beruntung mendapatkan sahabatnya karna Raga menjadi yang pertama dan mudah mudahan yang terakhir untuk sahabatnya itu.
"Rumahnya mau gue jual.." balas Raga singkat.
"Hah?? Dijual??" ujar Andra kaget, bahkan ia sampai memutar badannya menghadap Raga.
"Yaa, kenapa?? Lo mau beli??" tanya Raga yang tetap menutup matanya.
"Gak! Mahal pasti" ujar Ben menimpali.
"Gue kasi harga bagus" balas Raga.
"Kenapa dijual emang??" tanya Andra.
Raga diam tak menjawab, ia semakin membenamkan wajahnya diceruk leher Riska menghirup dalam aroma manis dari tubuh Riska yang menenangkan.
"Yaa iyalah, itukan tadinya rumah masa depan lo sama Nadia kan Ga.." ujar Ben terkekeh.
Raga sontak terjaga dan mendudukkan posisinya seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
love is happiness
RomanceCinta... Yang sebelumnya tak pernah aku rasakan... Saat bersamanya, diperlakukan manis olehnya aku merasakan satu debaran yang belum pernah aku rasakan seumur hidupku.. Bahkan, hanya melihatnya dari jauh debaran jantung ku bekerja tiga kali lipat le...