50

267 21 6
                                    

Raga membukakan pintu untuk Riska dan mempersilahkannya masuk. Tampaklah ruangan kerja milik Raga bercat hitam yang mendominasi, ditambah dengan cat putih sebagai pemanis tanpa mengurangi kesan mewah dan mahal pada ruangan tersebut.

"Kamu duduk disini dulu yaa, aku engga bakalan lama.." ujar Raga menarik kursi kebesarannya mempersilahkan Riska duduk.

Riska pun mengangguk, dan medudukkan bokongnya dikursi kebesaran milik Raga tersebut "gapapa nih kalo ada aku?? Nanti mereka risih ato terganggu gaa?.." ujar Riska tak enak

Raga merunduk mensejajarkan wajah mereka lalu mencubit pipi Riska pelan, dan tersenyum "biar aku semangat pimpin rapat, makanya kamu disini ajaa.." ujarnya menggoda.

Pas disaat Raga tengah menggoda Riska, pintu terbuka. Tampaklah Lisa sekretaris Raga sedang membawa nampan berisi minuman dan beberapa cemilan pesanan Raga tadi. Lisa sontak menunduk saat melihat adegan mesra didepannya, ehh itu bisa dikatakan adegan mesra??

"Sial.." batinnya

Saat itu pula Riska spotan menjauhkan wajahnya dari Raga. Kembali Riska melihat mimik muka Raga tiba tiba menjadi dingin.

"Dia kenapa sebenarnya.." batin Riska

Raga pun berdeham menghilangkan kesan canggung "ehem.. Biasakan ketuk pintu sebelum masuk kedalam ruangan saya, kalau misalnya tadi saya sedang berciuman dengan pacar saya bukankah itu menganggu jika kamu tiba tiba membuka pintu ruangan saya.." ujar Raga dingin.

Riska mendelik saat mendengarkan ucapan Raga barusan "yaa ampun, bisa lebih frotal lagi dari inii??" ujarnya membatin

"Maaf pak, tangan saya penuh.. Jadi gaa bisa ketuk pintu.." ujar Lisa yang masih menundukkan kepalanya

Raga hanya menatapnya dingin "yaudah taruh disana.." ujarnya memberi kode mata kepada Lisa

Lisa yang mengerti arah kode mata Raga langsung menaruh isi nampan tersebut kemeja Raga tepat dihadapan Riska "silahkan dinikmati mba.." ujarnya Ramah

Riska mengangguk dan tersenyum ramah "makasi, maaf yaa ngerepotin.." ujar Riska pelan

Lisa hanya nempimpali ucapan Riska dengan senyum kikuknya, lalu ia berjalan menuju meja yang biasa digunakan Raga untuk menyambut tamu. Ia menyusun beberapa air mineral dalam kemasan diatas meja, untuk para mereka yang akan menghadiri meeting dadakan.

Tak lama beberapa orang datang dan mengetuk pintu ruangan Raga yang terbuka. Riska, Raga bahkan Lisa menoleh kearah pintu. "Silahkan masuk, dan duduk.." ujar Raga mempersilahkan.

Mereka yang mendengar penuturan Raga masuk dan duduk dikursi yang tersedia. Beberapa dari mereka melirik sang atasan yang tengah berinteraksi ramah dengan seorang perempuan. Tak sedikit dari mereka mengerutkan kening, karna rasanya sangat jarang atasan mereka menunjukkan sisi hangatnya.

"Aku pimpin meeting dulu yaa, kamu duduk yang nyaman" ujar Raga menepuk nepuk pipi Riska pelan.

Melihat interaksi Raga kepada Riska barusan, membuat staf Raga yang berada disana membulatkan matanya. Tak ada yang menyangka, bahwa atasan yang mereka kenal dengan sifat dinginnya bisa sehangat itu dengan seorang perempuan.

"Mari kita mulai rapatnya.." ujar Raga dingin seraya berjalan menuju para stafnya.

"Tolong jangan menatap PACAR saya seperti itu.." ujarnya dingin menekan kata PACAR saat duduk tanpa melihat kearah mereka.

Riska sedikit terkejut, pasalnya Raga tak melihat mereka yang sedang memperhatikannya. "Kenapa dia bisa tau tanpa melihat.." cicit Riska pelan

Mereka yang tersidir pun menundukkan tatapan mereka.

love is happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang