Overdose--- TUJUH

17.4K 1.7K 75
                                    

Overdose



MR

Jangan lupa tekan bintang sebelum atau sesudah selesai membaca.
Terima kasih.

-----------------------------🌹--------------------------








Lalisa mengerang kecil memegangi kepalanya, Uh~sakit sekali rasa denyutan pada tengkuk belakang itu membuat si Manoban kembali terhuyung di atas kasur.

Sepertinya malam tadi Ia tidak minum alkohol barang segelas pun, Lalisa masih mengingat bahwa malam tadi Ia berada di minimarket tempatnya bekerja part time dan harusnya sekarang dia tidur di bilik kecil tempat penyimpanan barang.

"Astaga~Aku dimana?" tersadar, sontak terduduk diatas kasur Kingsize yang sedari tadi Ia tiduri.
Langit-langit kamar bercat biru laut, ada sebuah rak buku disana, bar kecil?, dan ..

"Kau sudah bangun?" sebuah suara tak asing yang mampu membuat bulu kuduknya merinding.

Benar saja, seseorang tengah menyender di depan pintu, menegurnya sembari memperhatikan kuku-kuku jarinya yang baru selesai di poles berganti warna.
Hanya mengenakan bathrobe dengan sedikit belahan dada terbuka, rambut yang di gelung dengan handuk, tak lupa seringai kemenangan yang Ia miliki hanya berlaku untuk si Lalisa Manoban.

Siapa lagi kalau bukan Jennie Kim. Tidak ada gadis gila seperti dirinya, hanya dia..hanya dia satu-satunya manusia yang bisa berbuat seenak hatinya kepada Lalisa.

"Kau.." Lalisa tergagap, mencerna kembali apa yang bisa membuatnya tertidur disini. Dirumah gadis sialan ini...

"Kau yang memukul kepalaku?" kedua mata memicing, sontak menuai tawa dari si gadis Kim yang menutup mulutnya bertingkah seolah Ia sudah tertangkap basah melakukan hal sepicik itu.

Oh~wajah itu, kerutan tak suka yang tidak bisa disembunyikan Lalisa justru semakin membuat Jennie gemas dan ingin sekali mengecup bibir tebal si Manoban yang menggoda.
Menciumi wajahnya seperti malam tadi belum sama sekali membuat Jennie puas, gadis Kim tidak pernah menyangka Ia memiliki obsesi yang terlampau berlebihan terhadap Lalisa.

Bahkan, setiap kali gadis itu menolak untuk mengikuti kemauannya Jennie merasa Ia semakin tergila-gila dengan gadis ini.
Si Manoban itu, apa sih yang dirinya gunakan?
Guna-guna? mantra ajaib? atau memang kharisma yang Ia miliki itu mampu membuat Jennie terjerat lebih jauh.

Hanya saja, pengaruh seorang Lalisa untuk Jennie itu melebihi apapun yang Ia punya selama ini.
Dia jelas tidak akan bersusah payah meminta untuk mendapatkan jatah saat di Klub malam waktu itu, dari awal Jennie tak pernah tertarik untuk bermain dengan gadis-gadis yang menjadi teman sahabat-sahabat artisnya menikmati waktu senggang dan mabuk lalu berakhir tidur bersama.

Jennie mengenal Kang Seulgi, gadis itu juga memiliki pesona yang berbeda.
Namun, Jennie tak pernah merasa Ia menginginkan seseorang seperti dirinya menginginkan Lalisa Manoban.

Si Manoban ini berbeda.

"Kau tidur nyenyak sekali, Aku tidak sampai hati ingin membangunkanmu.
Aku tidak memukul kepalamu, Kau yang terpukul dan tidak bisa menghindar.." wajah polos tanpa make up itu berdalih, Lalisa sudah tahu Ia hanya akan mendengar ucapan-ucapan tidak waras dari gadis itu.

Gadis ini sakit jiwa.. Yah benar-benar tak tertolong.

"Eh. Kau mau kemana?"

Satu telunjuknya terangkat bergerak ke kanan dan ke kiri, mengantisipasi si Manoban untuk tidak bergerak walau seinci dari kasur empuk miliknya itu.
Oh~jelas Jennie Kim tidak akan membiarkan itu terulang lagi, apa Lalisa pikir lepas dari dekapan seorang Jennie Kim itu mudah?

•Overdose• JENLISA(GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang