Overdose--SEMBILAN

17.9K 1.8K 159
                                    


OVERDOSE

MR

Don't Tease Me---
I'll be the one to teach you baby.




Jisoo tahu betul bagaimana besar kegilaan seorang Jennie Kim terhadap sesuatu yang diinginkannya.
Jennie tidak pernah peduli dengan karirnya, masa bodoh disaat pihak perusahaan terus-menerus menghubungi mereka karena hampir satu minggu ini gadis itu tidak sama sekali berniat untuk kembali dan bekerja.

Yah, bagaimanapun gadis itu memang dapat berbuat sesuka hatinya. Tidak peduli betapa banyak kontrak kerja yang sudah dibuat dengan berbagai brand ternama, undangan menghadiri acara-acara fashion untuk beberapa majalah besar di Eropa, dan juga Ia tidak perlu repot-repot memikirkan skandalnya yang kini sudah menghilang dipermukaan media kabar.

Jennie dapat mengatur semuanya, diluar perannya sebagai seorang Idol di agensi milik Ayahnya sendiri.
Gadis Kim itu tidak akan mendapatkan tekanan apapun dari sang Ayah, justru jangan heran jika Jisoo malah mendapati Jennie yang berbalik marah kepada Ayahnya seperti sekarang ini.

“Aku tidak ingin lagi masuk kedunia Entertainment, Appa! Katakan saja kepada mereka Aku mengundurkan diri, Aku ingin mengejar mimpiku yang lain.” ucap Jennie kepada sang Ayah diujung telepon.

Wajah dongkolnya jelas sekali terlihat, Ia sedang terduduk disebuah kursi santai--dimana tepat dihadapannya ada sebuah kolam renang berukuran sedang lengkap dengan pemandangan lautan yang terhampar didepan mata.

Jisoo memang tidak salah memilih tempat ini, membeli sebuah rumah di Bussan yang terletak di tepi pantai membuat Jennie makin betah berlama disini--apalagi dengan keberadaan Lalisa di dalam rumah ini Jennie semakin tidak ingin kembali ke Seoul.

“Ya..ya, Aku sudah bilang Aku menemukan Dia. Aku tidak ingin lagi menjadi artis diperusahaan Appa, sebagai gantinya Aku akan menerima tawaran yang Appa berikan tahun lalu kepadaku.”

Jennie mendesah panjang, menyenderkan punggungnya di kursi santai lalu meraih jus jeruk diatas meja.

Gadis itu mengenakan kacamata hitam agar kedua matanya tidak terkena sengatan sinar matahari, masih dengan setelan bathrobe serta rambut yang disanggul dengan handuk.
Ia melirik kearah Jisoo, menyuruh sahabat sekaligus anak buahnya itu untuk melihat Lalisa sekali lagi di dalam kamarnya.

Dan jelas saja perintah yang Jennie berikan itu hanya mendapatkan putaran bola mata malas dari Jisoo.
Jisoo malah asyik memejamkan kedua matanya, ikut menikmati bagaimana tubuhnya yang hanya terbalutkan bikini itu terkena hangatnya sinar matahari.

Anniya, Aku sedang tidak bercanda. Aku bersungguh-sungguh, Aku akan menerima penawaran Appa tahun lalu.
Sebagai syarat, Aku ingin memperkerjakan seseorang nantinya. Appa pasti tahu siapa bukan?” ucap Jennie lagi kepada sang Ayah di ujung telepon.

“Appa, kau pasti tahu Dia berguna untukku.” Jennie mengerucutkan bibir, Jisoo melirik sekilas lantas menggelengkan kepala pelan.

Tahu sudah, tentang si DIA yang gadis Kim itu maksud sedari tadi.
Hingga sekarang, jujur Jisoo belum sedikitpun mengerti kenapa Jennie menjadi segila ini hanya karena seorang perempuan?

Lalisa Manoban.

Kadang Jisoo berpikir, betapa malangnya nasib Lalisa saat ini.
Meladeni Jennie yang selalu bersikap sesuka hatinya, mengaturnya seperti boneka, bahkan mengambil kehidupannya dengan mudah.
Jujur saja, cukup lama mereka menjalin pertemanan Jisoo tidak tahu jika Jennie ternyata menyukai seorang perempuan.

•Overdose• JENLISA(GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang