Overdose--TUJUH BELAS

12K 1.3K 79
                                    


Overdose






MR

Jangan lupa tekan bintang sebelum atau sesudah selesai membaca.
Terima kasih.



----------------------------🌹---------------------------


Lalisa Point Of View







Perasaan ini begitu menyesakkan, aku merindukannya entah sejak kapan.
Dia mengerang diantara ciuman kami, bibirnya yang lembut dan manis membuatku kehilangan arah hingga aku kembali melumat bibirnya dengan keras agar dia tahu—agar gadis ini tahu bahwa aku menginginkannya seperti dia yang begitu menginginkanku dulu.
Kurasakan telapak tangannya diantara rambutku, meremas bagian itu bersamaan dengan diriku yang menekan tubuh kami agar saling melekat satu sama lain.

Jennie...

Aku mendengar dia mengerang tertahan, saat bibirku turun menikmati setiap lekuk ceruk lehernya.
Menghirup aroma tubuh gadis ini dalam-dalam, kutekan bibirku pada bagian yang lagi-lagi membuat Jennie mengerang. Menelusupkan lidahku ke dalam daun telinganya—memberikan gigitan kecil di sana.
Jennie bergerak gelisah dibawah tindihanku, membuka belahan pahanya dengan satu kakiku menekan bagian tengah miliknya yang sudah dapat kupastikan telah basah dan juga berdenyut.

“Manis,” Aku berbisik dan kembali meraup bibirnya, memberi gigitan-gigitan kecil pada bibir bawahnya yang terbuka, Jennie tidak mau kalah lidahnya menerobos mulutku membalas dengan tak kalah terburu.

Caranya membalas, caranya menekan tengkukku dengan jemarinya membuatku tahu gadis ini juga tengah merindukanku.
Bibirnya bergerak, mencoba mengambil alih bertindak lebih dominan dan aku tidak akan mau mengalah untuk ini.
Aku menjauh dari Jennie yang mengejar bibirku dengan banyak cara—satu tangannya bergerak gusar meraih pipiku meminta untukku kembali namun, aku dengan cepat melepas tautan bibir kami.

“Itu sudah cukup.” Aku berkata sembari mengusap bibirnya yang basah dengan ibu jariku sementara dia mengerang, wajah Jennie memerah lantas berpaling tidak mau menatapku.

Mengulum senyum simpul, aku bergerak ke arah sofa di seberang mengambil duduk tepat dihadapan gadis itu. Bertindak lebih berkuasa untuknya yang kini telah kembali mengalihkan kedua manik kucingnya menatapku dengan seksama.

Napas Jennie terengah dengan mulut yang sedikit terbuka memperlihatkan bibir mungil berwarna kemerahannya yang bengkak. Cahaya lampu yang temaram membuat wajahnya semakin bersinar oleh keringat, dia memang selalu terlihat menakjubkan dan sialnya aku baru menyadari itu sekarang.
Ketika dia pergi meninggalkanku dengan begitu mudahnya, maksudku bukan karena Jennie tidak cantik ataupun tidak menarik.

Dia jelas lebih dari itu, Jennie memiliki semuanya. Wajah yang cantik, tubuh yang sexy, otaknya yang cerdas dan juga dia kaya raya.
Sudah pasti banyak lelaki diluar sana yang menunggu Jennie, berharap atau bermimpi bahwa mereka bisa menikahi gadis ini.

Siapa diriku yang dengan sombongnya menolak pesona seorang Jennie Kim?

Lalisa Manoban, kau bodoh. Tentu saja—Jennie bahkan berhasil merasukiku.
Dia berhasil mengambil alih seluruh atensiku, setiap malam, setiap waktu hingga aku dengan berani keluar dari dalam rumah sialan itu.
Tidak, aku tidak berpikir untuk menikmati apa yang dia berikan.
Sebuah rumah atau sebuah pekerjaan, aku tidak membutuhkannya jika Jennie sekarang bertingkah bahwa dia bisa lari begitu saja setelah mempermainkan perasaanku. Jelas itu salah—aku akan menariknya kembali untuk menginginkanku lagi dan hanya aku.

•Overdose• JENLISA(GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang