Overdose--DELAPAN

17.7K 1.8K 164
                                    

Overdose

MR



Jangan lupa tekan bintang sebelum atau sesudah selesai membaca.
Terima kasih.

----------------------------🌹---------------------------




Kedua kaki yang melangkah pelan menuruni anak tangga, hanya gunakan sebuah kemeja putih kebesaran dengan training hitam panjang.
Rambut pendek sebahunya itu Ia ikat kuncir kuda, cukup membuat Jennie menelan ludah ketika Lalisa masih sibuk mencebikkan bibir--memperhatikan pakaiannya sendiri, jujur saat Ia melihat banyaknya pakaian di dalam walk in closet si pemilik rumah Lalisa bergidik.

Hanya ada Offshoulder dan hotpants selutut disana, terlebih lagi Lalisa sempat menutup kedua matanya saat Ia tidak sengaja melihat sebuah lingerie yang tersimpan rapi dibalik lemari kaca.

Astaga~syukurnya masih ada pakaian layak yang dapat Lalisa kenakan.
Lalisa menggelengkan kepala lucu, kenapa Ia terus terbayang jika Jennie si gadis gila yang menggunakan itu.

Aish..Lalisa apa yang kau fikirkan! innernya memekik munafik.

"Ekhem!"

Seseorang yang duduk di meja makan menginterupsi, jelas itu bukan Jennie.
Karena si gadis Kim masih betah memandangi Lalisa sedari gadis itu menuruni anak tangga hingga sekarang Jennie dapat melihat Lalisa tengah menggelengkan kepala entah karena apa.
Jennie hanya berpikir, si Manoban itu lucu dan manis.

"Lalisa-ssi, kemarilah. Kami menunggumu untuk sarapan." Kim Jisoo memanggil.

Lantas si Manoban mendongak dan menganggukkan kepala--menurut. Perutnya lapar, dan tidak ada pilihan lain selain ikut duduk di meja makan dan menghiraukan senyuman mesum dari gadis lainnya yang terasa sangat mengganggu.

Gadis itu bisakah sejenak bersikap normal?
Lalisa rasa, segala hal yang ada pada Jennie benar-benar diluar nalar.
Bukan Lalisa tidak suka dengan gadis ini, Gosh..dari segi apapun Jennie itu jelas sempurna.

Wajahnya yang bulat dengan kedua mata kucing tajam yang menjadi ciri khasnya, juga hidung mancung serta bibir ranum merah muda yang selalu tampak basah itu benar-benar menggoda.
Pagi ini Jennie mencepol asal rambut hitamnya, hingga Lalisa dapat melihat dengan jelas bagaimana jenjang dan putihnya kulit leher gadis itu.

Semua yang ada pada diri Jennie itu sempurna, wajahnya, bentuk tubuhnya, bahkan mendengar suaranya saja kemungkinan besar semua Pria akan dengan mudah bertekuk lutut, memohon dan berlomba untuk mendapatkan hati Jennie.

Namun, Lalisa tak habis pikir. Kenapa gadis ini begitu tertarik dengannya, Lalisa tidak mengatakan bahwa dirinya Straight dan hanya menyukai lelaki.

Lalisa tidak pernah berpikiran sempit seperti itu, hanya saja sepanjang hidupnya Lalisa tidak pernah dekat atau jatuh cinta dengan seseorang.
Juga, bukan berarti Lalisa tidak memiliki seseorang yang menyukainya, sebagian dari teman-teman Kang Seulgi pernah dengan telak memberi pernyataan cinta kepada Lalisa.

Jennie, adalah satu-satunya perempuan yang dengan berani melakukan tindakan-tindakan diluar nalar seorang Lalisa, semua itu hanya sekedar untuk mendapatkan perhatiannya?

Lalisa tidak habis pikir, apa yang dilihat Jennie pada dirinya saat ini?
Lalisa merasa Ia hanya--tidak pantas untuk seseorang yang sempurna seperti gadis ini.

"Kau mau makan apa? Pancake? Sandwich? nasi goreng kimchi?" Jennie berdiri dari duduknya, dengan semangat menawarkan diri untuk melayani si Manoban yang lagi--hanya bisa menahan napas saat Jennie dengan sengaja mendekatkan tubuhnya kearah Lalisa.

"A..aku. Pancake saja.." sahut Lalisa tergagap, aneh kenapa bibirnya menjadi keluh seperti ini.
Dan bisakah Jennie setidaknya menjaga jarak barang seinci, ini terlalu dekat..

Lalisa tidak ingin mengalami gagal jantung secara tiba-tiba hanya karena pergerakan si gadis Kim yang aktraktif.

"Ck..Kau menakutinya Jennie."celetuk Jisoo menggelengkan kepala tertawa geli.

Aigo..ingatkan dirinya untuk tidak lupa membawa Jennie ke rumah sakit, entah kenapa Jisoo pikir gadis itu sedikit lagi akan gila.
Lihat saja, tidak akan ada manusia segila Jennie yang dengan berani menculik seseorang yang Ia sukai dengan cara memukuli kepalanya dan membawa Lalisa lantas mengurungnya di tempat seperti ini.

Bahkan, Jennie tidak segan-segan membeli rumah baru.
Mempersiapkannya dengan jangka waktu yang bisa dibilang sangat-tidak-masuk akal, karena Jisoo lah yang menjadi tumbal atas segala keinginannya.

Jennie pikir, mencari rumah yang terletak jauh dari pusat kota itu gampang?
Kepala Jisoo hampir setengah botak karena mengikuti permintaan Jennie saat itu.

Jennie mendelik," Arraseo..Lebih baik kau nikmati saja makananmu itu." ucapnya sewot.

Jisoo mendecih pelan, menusuk-nusuk telur mata sapi didalam piringnya lantas mendengus ketika lagi--kedua matanya melihat bagaimana Jennie dengan begitu telaten melayani Lalisa yang juga kesusahan mengiyakan setiap pertanyaan yang Jennie berikan.

"Susu atau Jus?" Lalisa mengatupkan bibirnya rapat, kedua matanya bergerak kekanan dan kekiri mengikuti arahan Jennie yang menawarinya.

"Susu.." ucapnya polos.

"Aw..Kau suka susu? Aku akan memberikanmu lebih banyak lagi." Jennie mengerling nakal--menggoda. sontak membuat kedua pipi si Manoban memerah, malu dan hell.. kenapa Lalisa berpikir perkataan Jennie barusan mengarah ke tujuan yang lain?

Namun, tak lama mulut Lalisa menganga lebar.
Jennie menuangkan jus jeruk disana, bukankah tadi Lalisa mengatakan Ia ingin meminum susu?
Gadis Kim ini tidak mengalami gangguan pendengaran kan?

"Aku mengatakan, aku ingin minum susu." Lalisa menginterupsi, membuat Jisoo ikut memandangi keduanya lagi dalam diam.

Kedua alis Jisoo mengerut, namun tak lama Ia tersedak saat Jennie mengatakan sesuatu yang membuat wajah Lalisa dan Jisoo secara bersamaan memerah entah karena apa.

"Susunya bisa kau ambil dariku."

For God Shake! Jennie memang gila haha..



•Overdose• JENLISA(GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang