23. His Ex

9.5K 676 203
                                    

Up!

Vote! *bagi yang belum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote! *bagi yang belum.

Comment!

Happy reading! ‹3

Note untuk dialog signs pada chapter ini :
Bold : keterangan waktu, suasana, dan juga keterangan lain.
Italic : percakapan dalam telepon, dalam bahasa asing, and sometimes juga untuk kalimat dalam hati.
Seunghan : pacar saya :)















•••
MLHS
•••

.
.
.
.
.

"Nanti pulang aku jemput."

Suara Mark mengalun lembut di telingamu. Saat ini kalian tengah berada di dalam mobil Mark, yang tengah berhenti tepat di depan gerbang fakultasmu. Ya, Mark barusaja mengantarmu ke kampus.

Kamu menoleh menatapnya. "Ga ngerepotin? Ada Dery kok yang bisa nganter kalau kamu emang ga sempet." Jawabmu lembut.

"Iya sih, jam berapa emang?"

"Sebelasan mungkin, bisa?"

"Jam sepuluhnya aku ada meeting sama investor dari Jepang, sedihnya ga bisa ditinggal. Mungkin akan selesai sampai jam makan siang. Mau nunggu ga?" Mark terdengar memaksa agar kamu pulang bersamanya nanti.

Kamu tersenyum lembut menanggapinya. "Gapapa, Mark. Pulang dari kantor kan kamu harus siap-siap juga buat ngampus. Nanti telat gimana?"

"Terus... kamu gimana?"

Kamu terkekeh geli melihat wajahnya yang terlihat sedih itu. Kedua alis yang semakin melengkung ke bawah karena kesedihannya itu terlihat menggemaskan.

"Ya ampun Mark, aku udah bilang tadi, ada Hendery. Dia bisa nganterin aku, kalau misal dia ga bisa, masih ada taksi. Kamu ga perlu cemasin aku sampai segitunya, ya?"

"Hhhm, yaudah. Kamu baik-baik ya? Kuliah yang bener."

Kamu tersenyum maklum dan mengangguk pelan. "Iya sayang."

Blush...

Kedua pipi Mark bersemu, entah mengapa. Mungkin karena mendengarmu memanggilnya dengan sebutan itu, hatinya menghangat sampai pada wajahnya.

"Udah ya? Aku mau masuk. Takut telat, matkul pertama matkulnya Pak Kris, bahaya kalau telat nanti."

"Oke."

Mendengar jawaban Mark membuatmu segera melepas sabuk pengaman.

"Aku berangkat dul—"

"Tunggu."

Pergerakanmu terhenti. Peganganmu pada pintu mobil yang tadinya memang berniat untuk membukanya pun turut terhenti saat Mark menahan lengan kirimu. Ingat, ini mobil luar negeri, kemudinya ada di sebelah kiri.

MARK LEE 🍉 Husband Series [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang