39. Beloved Husband ♡

8.1K 650 536
                                    

Up!

Happy reading! Untuk kalian yang masih bertahan menerima book ini apa adanya. Terimakasih ♡


VOTE DULU DONG ☆















JANGAN LUPA KOMENTARNYA YA ♡



























































🍁🍉🍁
MLHS
•••

Jakarta, 6 Juni

Seberkas cahaya fajar menyelinap masuk melalui korden balkon kamarmu. Membuat indra penglihatanmu yang terpejam larut dalam tidur pun perlahan terbuka.

Mengerjap lemas untuk mengumpulkan nyawa yang tadi sempat terbang menjelajah mimpi. Kamu menggeliat pelan, desahan kecil terdengar darimu karena kamu menguap.

Kamu sadar, ini sudah pagi.

Tangan kananmu meraba sisi ranjang di sampingmu.

Kosong.

Dingin.

Kamu menoleh lirih ke arah samping. Tempat yang seharusnya menjadi tempat lelap bagi sosok itu. Tempat yang harusnya menjadi tempat sosok itu berbaring dan bisa menjadi hal pertama yang kamu lihat tiap kali bangun tidur. Ia tidak di sana.

Ini sudah dua minggu lebih sejak kejadian itu. Kejadian yang membuatmu menangis meraung pilu. Kejadian yang membuatmu hancur tak bersisa, kejadian yang melibatkan Mark dan Abang.

Terkadang... sekelebat kejadian itu singgah di mimpimu, membuatmu merasa sedih dan begitu ingin memeluknya lagi dan lagi. Kamu juga merindukan masa-masa saat bersama-nya. Sangat rindu, namun tak ada yang bisa kamu lakukan selain mendoakan-nya.

Semua sudah berbeda sekarang.

Ya, masalah yang sebelumnya hadir dalam hidupmu memang sudah berakhir. Sudah menemukan akhirnya.

Bisa apa dirimu selain menerimanya dengan lapang dada? Ini takdir Tuhan. Tuhan yang memutuskan semuanya. Meskipun kamu tidak sanggup pada awalnya, tapi hidup harus tetap berjalan.

Meskipun tanpa dia. Meskipun tanpa keberadaan-nya. Kamu bisa, kamu bisa memulai dan menata kembali hidupmu, hidup kalian.

Ia sudah tenang di sana. Ia pasti bahagia di sisi Tuhan. Tuhan pasti menjaga-nya sepenuh hati, lebih daripada saat ia bersamamu. Kamu yakin itu.

Senyum pahit terbit di bibirmu. Kehilangan memang sesakit ini. Sakit, sampai sesak rasanya. Kamu percaya, Tuhan menyiapkan jalan yang lebih bahagia untukmu, juga untuknya.

Perlahan kamu bangkit, menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan wajah serta menggosok gigi. Masih terlalu pagi untuk mandi, omong-omong.

Baru saja kamu keluar dari kamar mandi, bahkan masih sibuk mengeringkan wajah dengan handuk, tapi sudah terdengar keributan dari lantai bawah.

"MINGGIR GAK LU?!"

"LU LAH YANG MINGGIR! ENAK AJA! INI RUMAH GUE YA!"

Matamu memutar jengah. Demi Tuhan. Selalu saja ribut mereka, tidak ada lelah-lelahnya. Kamu sampai frustasi memikirkan bagaimana caranya agar mereka tidak adu mulut setiap bertemu. Dengan langkah malas, kamu pun meletakkan kembali handuk itu ke dalam kamar mandi. Lalu menyisir rambut agar terlihat lebih rapi dan segera menuju lantai bawah untuk melerai keributan itu.

MARK LEE 🍉 Husband Series [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang