03. Graduate 🎉

8K 742 103
                                    

Up!

Vote! *bagi yang belum.

Comment!

Thank you and happy reading ‹3!


























•••
MLHS
•••

"Kamu tadi udah lama nyampe sini?"
Tanyamu pada seseorang yang duduk di sampingmu.

Kamu sedang duduk bersama Jeno di sofa ruang keluarga sambil menonton tv. Papa dan Mama sedang keluar, ada urusan. Abang dan Mark pun sudah berangkat ke tempat reuni.

Beginilah, hanya ada kamu, dan Jeno.

"Ngga sih, tadi pas nyampe sini salam sama Mama Papa dulu, nyapa abang abis itu izin ke kamar kamu buat bangunin." Jawab Jeno.

"Loh terus si Mork kapan dateng nya?" Jujur saja kamu penasaran.

"Aku dateng dia belum ada, tapi pas aku balik dari kamar kamu, dia baru dateng, yaudah kita kenalan. Dia baik."

Raut wajahmu mendadak suram, kenapa Jeno memuji Mark? Belum tau saja dia, bahwa Mark lah yang akan memisahkan kalian.

"Apa sih kamu muji-muji dia?" Tanyamu dengan nada kesal dan tidak suka.

Jeno menghela napas, kemudian menjawab, "Dia emang baik dan ramah, kamu yang kenapa bisa kesel banget sama dia kaya gitu? Ketus banget sama dia, hey, ga baik tau."

Kamu membuang muka ke samping, yang tadinya saling tatap dengan Jeno, kini kamu lebih tertarik adu tatap dengan dinding.

Jeno tertawa, "Jangan ngambek, liat sini coba?"

Kamu tidak merespon.

"Hey, jangan terlalu benci sama orang, nanti bisa jadi cinta. Bahaya."

Alismu bertautan dan semakin tidak suka dengan apa yang Jeno katakan. Ada apa dengannya? Terasa aneh dan asing bagimu.

"Pulang Je." Ucapmu datar, mood mu semakin buruk, kamu tidak ingin marah padanya.

Namun, sebaliknya, Jeno terhenyak saat mendengarmu menyuruhnya pulang.

"Sayang, maaf, aku bercanda." Ujarnya lirih, ia genggam tanganmu, berusaha agar kamu memaafkannya.

Bercanda. Lucu sekali, hingga kamu ingin menangis saja rasanya. Kamu tidak ingin berpikir hal buruk tentangmu dan ia, namun justru Jeno sendiri yang membuatmu semakin tidak menyukai Mark. Karena keberadaan Mark, semua menjadi serumit ini. Tak terasa, air matamu jatuh. Jeno menyadari itu.

"Aku minta maaf, jangan nangis." Ucapnya lagi.

Kamu tidak mengindahkannya, "Pulang, mood aku jelek banget."

"Iya, aku minta maaf ya? Jangan nangis, sayang." Bujuknya.

Kamu masih meneteskan air mata. Sesak rasanya, semua kemungkinan terburuk terpikir olehmu, dan itu tidak bagus.

Kamu diam tak menyahut.

Jeno meraih bahumu pelan, ia ingin memelukmu, namun kamu menepisnya.

"Pulang, aku bilang." Ujarmu.

"Sayang, maafin aku..."

Kamu tertegun. Nada bicara Jeno sangat jelas terdengar, bergetar tertahan. Karena kamu penasaran, kamu pun menoleh, melihatnya.

Deg.

Hatimu mencelos saat mengetahui bahwa ia menangis, air mata mengalir membasahi kedua sisi wajahnya. Kamu terkejut, mengapa ia menangis? Tidak seperti kebiasaannya. Ia yang biasanya terus menggodamu dengan candaan agar kamu tidak marah, saat ini ia justru menangis.

MARK LEE 🍉 Husband Series [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang