J'4

4.3K 467 2
                                    

Jisung tidak tau rasanya bersekolah bertemu orang baru ataupun beradaptasi dengan lingkungannya. Awalnya dia ragu tapi karena hyungnya ingin Jisung menjalani hidup layaknya anak seusianya bermain bersama temannya, belajar hingga larut malam, membolos, bertengkar dengan teman sekelas atau mungkin jatuh cinta. Dari kecil hingga dia berusia lima belas tahun hidup nya hanya berputar dirumah, kantor atau restauran hyung nya saja.

Jisung ragu untuk masuk kekelas baru nya takut dia tidak bisa beradaptasi dengan baik takut tidak diterima dengan baik takut pada hal yang dia sendiri tidak mengerti

"Masuk, jangan takut. Jenjen adik kecil sudah besar bukan?" Jungwoo mencoba meyakinkan Jisung, ia mengerti perasaan adiknya itu. Jungwoo juga mengalaminya saat pertama kali masuk sekolah.

"Hyung .. " lirihnya pelan

"Tak apa, jangan takut kau bahkan belum mencobanya" Jungwoo menepuk bahu Jisung pelan mendorong kecil agar adiknya itu masuk ke kelas barunya. Apa seperti ini mengantar anak sekolah pertama nya? Jungwoo hanya tersenyum membayangkan anak nya nanti apa seperti itu atau tidak.

.

"Jaemin! Kita sekelas?!" Pekik salah seorang berlari menghampiri Jaemin di koridor kelas,

"Aku bahkan tidak tahu masuk kelas mana" Jawab Jaemin seadanya, yang hanya dibalas dengusan.

"Kita sekelas bodoh!"

"Hanjis!" Panggil seorang dengan suara berat benar benar terbanting dengan wajahnya.
Yang dipanggil pura pura tidak mendengar dan melanjutkan jalannya seolah tak terjadi apa-apa.

"Kau dipanggil Felix, Jisung." Jisung hanya memutar bola matanya.

"Tinggalkan saja. Hiraukan anggap saja petir lew-- AHK! Sakit..." Jisung merintih sungguh Felix menjambaknya tidak main-main

"Aku mendengarnya sialan!"

Sungguh Jaemin ingin pergi dari tempat ini saat ini juga, kenapa juga dia harus terjebak dengan dua anak kembar beda segala hal begitu. Jaemin mengelos pelan melangkah seoalah mereka itu invisible.

.

Benar kata Jungwoo Hyung semua nya akan baik-baik saja. Jisung senang, sekarang dia tau kenapa Jungwoo hyung bilang sekolah itu menyenangkan kecuali dengan tugas dan kuis dadakan.
Dia bertemu banyak orang dikelas nya saling mengenalkan diri, bahkan ada yang sudah akrab. Mereka menceritakan banyak hal tentang dirinya atau banyak hal kepada orang yang dia baru temuinya

".... kalau kau Jisung?"

"Hah? kenapa?"

"Yeee.. Kamu sendiri kok bisa masuk sini?" Tanya teman baru nya lagi, jujur Jisung tidak ingat namanya saat berkenalan ia terlalu gugup.

"Karna hyung ku sekolah disini"

"WAAAH! Kau punya hyung!?" Pekik seorang lainnya
Jisung hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Jeje juga! Jeje juga punya hyung." Pekik namja dengan mata rubah yang menyipit bahagia.

.

"Hyung..."

"Kenapa? seneng banget keliatannya" Jungwoo bingung kenapa adik bungsunya terlihat bahagia, terakhir dia lihat sibungsu sedang marah karena Jungwoo dorong agar mau masuk kelas.

"Hehehehe" tawa nya hingga matanya makin menyipit.

"Udah ayo pulang," Jungwoo melangkah dikoridor utama dengan tenang, sekali-kali dia tersenyum saat disapa.

"Jaemin hyung? Mana kok--"

"Dia main dirumah temannya, kau ingin main juga? Tadi sudah ijin dengan Jhonny hyung." jawab nya tenang tanpa mengalihkan tanpa mengalihkan pandangan nya dari handphone.

"Tadi aku diajak ke rumah temenku,"

"Kau ingin? Hyung bisa antarkan." Kali ini Jungwoo memfokuskan perhatiannya pada sibungsu.

"Ya, aku ingin" Jungwoo tau, hanya saja Jungwoo ingin adiknya itu bilang sendiri padanya.

"Jisuuuung, Ayo kerumah lele. Jeongin Kayi Guan sama yang lain juga ikut, masa jisung sendiri ga ikut," Itu temannya yang sering menyebut dirinya Jeje.

"Iya, Jisung ikut. Kalian naik apa kesana? Mau hyung antar?" Jungwoo bertanya

"Tidak perlu, Chenle bawa mobil. Yuk, Jisung. Duluan ya sunbae!"

.

Jeno sedang memakan buah menemani Doyoung yang sedang mengerjakan tugas, sesekali ia menyuapi Doyoung Dengan potongan buah yang ada dipangkuannya sesekali tertawa melihat mulut Doyoung yang sudah siap menerima buah tapi tidak kunjung Jeno berikan.

Jeno berlari keluar saat mendengar suara mobil, Jeno sudah tidak sabar bertemu dengan adiknya itu. Tapi yang ditemuinya hanya Jungwoo hyung

"Jisung Jenjen eodiga?"

"Jisung main dengan teman nya. Ayo Jeno masuk," Jungwoo terlalu sibuk dengan handphonenya hingga tidak sadar dengan perubahan wajah adiknya.

JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang