J'9

3.9K 467 30
                                    

"Hyung!" Sentak Jisung kencang.
"Hyung apa apaan sih! Sana pergi, aku mau belajar."

"A-ayo Jisung! Main-main.."

"Ga mau hyung, Jisung ga mau."

"Main Jisung maaain!!"

Jisung kesal. Dirinya harus belajar untuk ujian besok, tapi Jeno memaksa dirinya untuk bermain. Jisung sudah tidak mau dengan ajakan main yang dimaksud hyung nya ini.

Toh, bisa disebut main dari mana nya jika Jisung hanya diam mendengar Jeno mencoret-coret kertas dan berbicara hal hal yang Jisung sendiri tidak mengerti. Jeno itu selalu asik dengan dunianya sendiri jadi, untuk apa Jisung menemani nya kalo Jeno bisa sendiri.

Tapi sekarang, Jeno masih kekeh untuk menarik Jisung untuk bermain. Merengek terus menerus membuat Jisung jengah.

Jisung sudah berusaha menjelaskan dan menolak baik baik tapi Jeno tidak mau mendengarkan nya.
Tidak tau kah jika materi yang di ujiankan besok itu sulit. Jisung harus belajar ekstra untuk itu dan malah di ganggu dengan hal yang tidak penting.

Jisung menyentak tangan Jeno yang sedari tadi menarik dan baju nya hingga kusut, "Hyung! Dengarkan Jisung. Jisung tidak bisa, kali ini ngertiin Jisung!" Tegas Jisung

"Memang nya dia bisa?"

Jisung terkejut melihat Jungwoo ada didepan pintu kamar dan menyadar kan tubuh nya di sisi pintu, tersenyum mengejek.

"Jungwoo hyung..." Lirih Jisung. "Bantu aku." ucapnya memohon

"J-Jisung main main Jenjen ayo.." Jeno tidak memperdulikan Jungwoo yang Disana.

Jeno hanya ingin bermain dengan adik nya. Kenapa susah sekali?

"Hiks! M-main ma-ain Jenjen a-ayo" Jeno sudah kesal, dirinya sudah berusaha mengajak adiknya ini. Tapi selalu ditolak. Kenapa Jisung tidak paham bahwa Jeno hanya merindukan Jisung.

"Jeno hyung diam!"

Jungwoo hanya diam saat Jisung membentak Jeno barusan. Jungwoo bisa lihat tubuh adiknya itu bergetar entah karena takut atau menangis. Jisung terlihat sudah hilang sabar menghadapi salah satu kakak kembarnya. Tapi tetap saja Jungwoo tidak melakukan apa apa hanya diam dan melihat diujung pintu.

"Tuan muda..."

Jisung yang melihat bibi Kim datangㅡdengan tergopoh gopoh seakan mendapatkan pertolongan.

"Bibi tolong.. bawa pergi dia,"

Bibi Kim menyenduh mendengar Jisung berbicara seperti itu, bibi Kim hanya mengangguk singkat sebagai jawaban dan mendekati Jeno yang masih menangis didekat Jisung.

"Ayo, Jenjen main dengan bibi saja ya" Bibi Kim berusaha membujuk Jeno. Jeno hanya menggelengkan kepala pertanda dirinya tidak mau.

"Bawa keluar bi. Aku mau belajar!"

"J-Jisung Jenjen bibi..." katanya lirih sekali

"Iyaiyaa"

Jisung hanya diam melihat Jeno yang dibawa pergi keluar kamar nya, "Aku bukan Jisung mu lagi hyung." Katanya pelan memandang punggung Jeno menjauh.

"Pergi sana hyung."

Jungwoo hanya mengidikan bahu nya saat dia di usir si bungsu dan melangkah pergi.

.

Jaemin pergi ke balkon kamarnya dirinya penat membaca buku dan telinga nya sedikit sakit karena mendengar kan musik yang cukup keras selama dirinya belajar untuk ujian besok.

Matanya menelisik ke bulan yang sedang menemani langit malam ini. Sepi sekali. Tidak ada satu pun bintang yang terlihat saat matanya mengedar luas di langit.

Tik. Tik.

Air air itu jatuh dari langit perlahan lahan menjadi deras. Jaemin tersenyum saat hidung nya disapa oleh petrichor lalu memejamkan mata dan menikmati nya.

Jaemin merasa tenang saat petrichor petrichor itu menyapa hidung nya memenuhi paru paru nya.

Jaemin terlalu menikmati dengan bau hujan itu, hingga tidak menyadari bahwa seseorang dibawah sana juga menikmati hujan yang menyapa dirinya, lagi.

TBC

JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang