I miss you...
————————
Ketukan antara sepatu kulit dan lantai dingin rumah sakit masih terdengar jelas hingga saat ini. Tidak ada yang bersuara sedikitpun yang dihasilkan kecuali ketukan sepatu kulit berhasil membuat suasana menjadi tegang.
Entah sudah berapa kali Jhonny mengusak rambutnya kasar. Kaki-kaki jenjangnya pun tidak kenal untuk diam berhenti. Nafasnya pun tidak ada teraturnya.
Sial! Apa yang dilakukan para tenaga medis selama tiga jam lebih di dalam sana? Rasanya Jhonny ingin mendobrak pintu yang menghalangi untuk bertemu istrinya—Ten.
"Hyung!" Jaehyun mencoba menghentikan Jhonny yang saat ini memukul dinding rumah sakit.
"Tenang,"
"Bajingan. Tenang kata–mu, huh?" Tantang Jhonny mencekram kerah baju adik tertuanya. "JIKA DOYOUNG YANG DIDALAM SANA, APA KAU BISA TENANG BAJINGAN?"
Bugh!
"JAEHYUN HYUNG!"
Jaehyun diam saat merasakan bagian pipinya berdenyut sakit. Ia bisa saja membalas, tapi dirinya tidak ingin membuat keributan pagi-pagi buta dirumah sakit. Jaehyun juga tidak ingin membuat ketiga adiknya semakin takut saat ini.
"Keluarga pasien?"
....
Jhonny menginjak pedal gas dalam dalam. Bermain dengan kecepatan di jalanan yang hampir kosong. Alis matanya menungkik tajam. Rahangnya mengeras dan jangan lupa bunyi gerutuk giginya. Jari-jari tangan mengepal erat hingga memutih.
Tujuannya hanya satu.
"JENO!"
Teriakan itu terdengar nyaring di mansion yang sepi itu. Kakinya melangkah pasti menuju ruangan paling ujung di mansion.
"Bangun bajingan kecil." Senyum Jhonny terbit saat melihat tubuh– orang yang dia cari terbanting dia atas lantai dengan wajah terkejut dan takutnya.
"Kau!" Jhonny menangkup pipi adiknya dengan kasar, "Kau masih bisa tidur setelah membunuh calon anak-ku dan membuat istri-ku koma? huh,"
"A—appo!"
Jhonny tertawa remeh, "Anak sialan! Tidak cukup kau hancurkan keluarga-ku, Membunuh ayah ibu-ku, Lalu calon anak-ku?!" Tangannya sengaja mengeratkan cengkraman pada pipi Jeno memaksa untuk mengadah keatas agar dirinya bisa melihat pembunuh calon anaknya.
Jhonny menatap menyalang wajah ketakutan adiknya, Menghiraukan suara tangisan yang menyapa daun telinga.
Mata indah itu menatap balik Jhonny memperlihatkan sorot akan terluka, Tidak! Harusnya Jhonny yang terluka disini.Bugh!
Jhonny benci mata itu.
Malam itu Jhonny benar benar melampiaskan segalanya.
"Berdiri, ayo!" Jhonny tidak memikirkan apapun lagi saat ini. Dengan tega dia menyeret adiknya keluar, "Berjalan yang benar. Kau itu autis bukan lumpuh."
....
"Jungwoo,"
"Iya, hyung?"
Jaehyun baru tiba diruangan kakak ipar nya dirawat. Dia melihat Jungwoo duduk dengan kepala Jisung yang ada dipangkuan nya, tangan masih mengusap lembut surai si bungsu.
Jaehyun mendekat meletakan makanan yang dia beli dikantin, "Jhonny hyung mana?"
"Jhonny Hyung bilang, dia ingin sendiri.."
Jaehyun menghela nafas, dia mengerti. Kakaknya pasti butuh waktu untuk menenangkan hatinya yang baru saja hancur dari satu jam yang lalu.
"Yaudah, Kamu tidur. Biar Hyung yang jaga." Jaehyun menempatkan dirinya disamping Jaemin yang sudah tidur dengan posisi menunduk, Pemuda kelahiran Februari itu memberikan bahu untuk Jaemin.
"Iya hyung.."
TBC
Hai..
KAMU SEDANG MEMBACA
J
FanfictionHis smile is my favorite part and I lost it. Bott!Jeno Start:141119