Jaehyun menyandarkan tubuhnya, lelah. Restauran dan cafe . 2 Hal sudah sangat cukup menyita waktu belum masalah kantor, walaupun Jhonny adalah orang yang handal tetap saja ada hal yang Jaehyun harus bantu kerjakan.
Tidak adanya Ten dikantor cukup menimbulkan efek. Karena Jhonny sudah terbiasa dengan adanya Ten dalam pekerjaannya. Awalnya memang Jhonny menyuruh Ten berhenti tapi Jaehyun juga tidak bisa mengelak bahwa Seorang seperti Ten itu sangat diperlukan.
Awalnya Jaehyun membuka restauran karena Hobinya memasak dan Jhonny menyanggupi dengan syarat Jaehyun melanjutkan kuliah ketingkat lebih tinggi. Jika masalah cafe sebenernya itu cafe baru, Jaehyun membelinya karena sang pemilik cafe sebelumnya memerlukan dana yang besar untuk pengobatan salah satu keluarganya yang sakit.
Jaehyun bahkan lupa kapan dia terakhir kali pulang kerumah. Jaehyun rindu kamar tidurnya.
"Jae, lima belas menit lagi kita mulai ya." Jhonny mengingatkan.
"Ah, Iya hyung."
Jaehyun segara beranjak dari kursinya mempersiapkan segala hal untuk rapat malam ini. Tadi seharian Jaehyun sibuk dengan cafe barunya yang memang harus disetting ulang.
Tapi kakak pertamanya menghubungi meminta bantuan dirinya, dan Jaehyun harus datang kekantor secepat mungkin."Hyung, nanti pulang?" Tanya Jaehyun setelah rapat mingguan selesai.
Jhonny termenung sesaat, dia ingin pulang. Dia juga ingin menemani istrinya yang kurang sehat tapi dia juga tidak bisa. "Tidak,"
Jaehyun menghela nafas lelah, "Apa lagi yang belum selesai?"
"Cabang baru. Disana manajemennya belum sebaik yang dipusat, Jae" Nada lelah akhirnya keluar dari mulut Jhonny.
"Tak bisa kita istirahat malam ini? Apa tidak bisa dibicarakan besok?" Jaehyun berusaha bernegosiasi
"Lebih cepat lebih ba-
"Baik apanya!?" Jaehyun menyela. Dia tau Jhonny lelah. Terlihat dari wajahnya yang pucat dan kurang istirahat pola makanpun Jaehyun yakin berantakan.
"Hyung juga perlu istirahat, Cukup Ten yang tumbang. Hyung tidak perlu ikut ikutan. Nanti kantor siapa yang pegang? Jungwoo!?"
Jhonny membanting tubuhnya kembali dikursi rapat. Dia hanya ingin cepat selesai perkerjaanya dan lalu tidur dirumah. Tapi sialnya kerajaan tidak pernah selesai. Kertas kertas sialan seakan tidak mau Jhonny pergi.
"Hyung, nanti kita pulang ya?" Bujuk Jaehyun lembut.
"Ya," Jaehyun tersenyum puas mendengar itu.
"Cepat selesaikan berkasnya, agar kita cepat pulang, Jae."
"Tentu."
.
"Mau beli makan dulu?" Tawar Jhonny.
Mereka sedang dalam perjalanan pulang setelah cukup lama berdebat siapa yang akan mengemudi dan dimenangkan yang lebih tua
"Pesan dirumah saja, aku ingin cepat-cepat mandi."
"Doyoung apa kabar?" Tanya Jhonny mengisi perjalanan.
"Baik -mungkin.."
"Kalian bertengkar?" Jhonny mengerutkan dahinya dan sesekali mengalihkan pandangan ke adiknya itu.
"Tidak,"
"Lantas?"
"Aku bahkan lupa kapan terakhir kali memegang handphone ku." Jawab Jaehyun terdengar lirih
Jhonny seketika merasa bersalah dengan adiknya karena sibuk membantu dirinya dikantor, jelas jelas Jhonny tau cafe Jaehyun juga perlu diperhatikan.
"Maaf.." sesal Jhonny.
"Tidak juga, aku yakin Doyoungi hyung juga tidak suka diganggu kuliahnya," Jaehyun terkekeh mengingat kekasihnya jika fokus mengerjakan kuliahnya.
"Dia-bukannya sudah sidang harusnya?"
"Ya, Doyoungie hyung melanjutkan kuliahnya langsung.."
Mereka diam setalah itu, Jhonny sibuk dengan jalan dan Jaehyun sibuk dengan memikirkan kekasihnya itu.
Mansion itu terlihat sepi dan gelap dari luar walau terdapat sisi yang menyala menandakan beberapa penghuninya masih terjaga didalam.
Baru saja mereka membuka pintu dan disambut suara dentuman serta teriakan yang menyusulnya. Dengan langkah cepat dua adik kakak itu segera berlari mencari sumber suara.Disana ada istinya yang terlengkuh jatuh berseta pecahan beling disekitar nya dan juga—
Jeno.
"APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP ISTRIKU, ANAK SIALAN!?"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
J
أدب الهواةHis smile is my favorite part and I lost it. Bott!Jeno Start:141119