Recap :
Kapal layar yang ditumpangi oleh Paris dan Helene sedang berlayar menuju Troya. Tanpa mereka sadari, Hera yang masih tidak terima dengan keputusan yang dibuat oleh Paris saat kejadian Apel Emas itu mengirimkan badai besar untuk mengganggu pelayaran Paris. Tetapi badai itu ternyata belum cukup membuat kapal Paris itu terganggu dan mereka sempat berlabuh di Sidon karena ia merasa takut akan tertangkap, hingga ia memutuskan untuk tinggal sebentar di sana sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan sampai di Troya dan kembali berkumpul bersama keluarga kerajaannya.
__________________________________________________________
"Tanpa perang itu mungkin aku tidak akan mengenalmu seperti ini. Tetapi aku tetap pada keputusanku saat itu, aku tidak akan menyesalinya." ucap Tee monolog.
Beberapa abad telah berlalu setelah peperangan Troya itu, tetapi di ingatan Tee itu hanya memori yang seakan baru beberapa hari kemarin terjadi.
***
Setelah Permintaan diplomasi dari Menelaos dan sekutunya, Odysseus ternyata ditolak mentah-mentah oleh Paris untuk membawa kembali Helene pulang, Agamemnon -raja Mykenai dan Menelaus akhirnya memimpin ekspedisi pasukan Akhaia ke Troya dan mengepung kota itu selama sepuluh tahun. Dengan beratus pasukan itu tidak membuat Paris gentar, hanya saja beberapa keresahan yang ia rasakan mengingat keluarga dan juga Helene tercintanya. Bagaimana ia bisa mengalahkan pasukan Akhaia?
Pasukan Akhaia pertama kali berkumpul di Aulis. Semua mantan pelamar Helene mengirim pasukan kecuali raha Kinyras. Meskipun ia mengirimkan lempeng dada untuk Agamemnon beserta 50 kapal, hanya satu kapal kirimannya yang asli dipimpin oleh Mygdalion, sedang sisanya adalah kapal tiruan dari tanah liat. Idomeneus bersedia memimpin kontingen Kreta dalam perang, Komandan terakhir yang datang adalah Akhilles, yang berusia 15 tahun.
Melihat jika musuhnya sudah memiliki kekuatan penuh untuk meluluhlantakkan dirinya dan negerinya membuat tangannya gemetar hebat. Apakah salah untuk mencintai seseorang? Paris tau jika ia egois, tetapi perasaan ini tetap tidak hilang bahkan beberapa tahun saat melihat Helene tumbuh menjadi wanita tercantik yang berada di muka bumi ini. Apakah perasaannya itu salah sehingga banyak korban jika yang terjatuh sejak kedatangan pasukan Akhaia datang di tanah kelahiran mereka?
"Tuan, Nyonya Afrodit sudah datang dan ingin menemui anda."
Seketika ucapan dari pelayannya itu memberikan perasaan lega yang teramat saat ia mengetahui bahwa Dewi Afrodit datang ke istananya.
"Bagaimana kabarmu dan Helene, anakku?" salam Afrodit sesaat setelah ia memasuki ruangan pertemuan itu.
"Afrodit." Paris menundukkan kepalanya sedikit untuk membalas sapaan Afrodit, "Helene baik-baik saja tetapi tidak denganku ataupun rakyat Troya saat ini." sambungnya lagi.
"Aku akan membantumu menghadapi pasukan Akhaia. Tetapi aku membutuhkan pengorbananmu juga." setelah beberapa saat Afrodit akhirnya membuka suara, menyampaikan maksud kedatangannya itu.
"Apa yang bisa kulakukan, Dewi?" tanya Paris dengan wajah yang terlihat lega itu.
"Lakukan persembahan pada Janus, selebihnya aku akan mendapatkan seseorang yang akan membantumu memusnahkan pasukan Yunani itu." ucap Afrodit dengan tenang tetapi matanya memancarkan kebencian yang sangat saat berbicara tentang pasukan Akhaia itu.
"Aku sangat berterima kasih padamu, Dewi. Dan aku tidak tau bagaimana cara membalas kebaikanmu ini." ucap Paris sambil berjalan mendekati Afrodit dan bersujud mencium kakinya sebagai bentuk rasa syukurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNITY LOVE FOR YOU [ᴏɴ-ʜᴏʟᴅ]
Fanfic[ᴅɪᴛᴀʜᴀɴ sᴇᴍᴇɴᴛᴀʀᴀ ᴘᴇɴᴜʟɪsᴀɴɴʏᴀ] Di bulan yang mulai terlihat sibuk menyambut akhir tahun ini, beberapa distrik hiburan malam selalu saja ramai. Tidak terlewatkan pula di salah satu bar terkenal yang berada di salah satu distrik hiburan malam itu. S...