-12/15/2018-
AUTHOR'S POV
Seminggu sudah berlalu sejak kejadian Tae meninggalkan Happening Palm Bar itu, kini ia sudah berada di Chiang Mai. kembali pada kesibukan pekerjaannya sebagai CEO dan juga mengurus beberapa masalah yang berada di dunia bawah.
Tetapi tidak sekalipun ia melupakan kejadian malam itu. Ia bahkan menyuruh Ming dan Max untuk terus memberikan laporan tentang siapa saja yang kemungkinan adalah inkarnasi dari Aphrodite.
Dia berharap Inkarnasi. Karena ia ingin Aphrodite juga memiliki ingatan tentang masa lalu mereka.
Berabad-abad lamanya jiwanya merindukan sosok kekasihnya itu, hingga entah sudah berapa ratus abad yang dihabiskannya untuk mencari Aphrodite. Hanya karena mereka saling mencintai, mereka harus mendapatkan hukuman seperti itu.
***
Ares memiliki tombak berujung perunggu dan seperangkat baju perang seperti helm, perisai, sabuk dan pelindung kaki yang sangat bercahaya. Ia juga memiliki kereta perang yang ditarik oleh empat ekor kuda emas yang abadi dan mampu menyemburkan api: Aithon (Api merah), Konabos (Kekacauan), Flogios (Nyala api) dan Fobos (Rasa takut). Istananya di Trakia merupakan benteng besi yang dipenuhi harta rampasan. Selain itu juga, Ares mempunyai sebuah kuil untuk para penyembahnya yang dijaga oleh Ornithes Areioi berupa burung berbulu anak panah di sebuah pulau di Laut Hitam.
Walaupun kehidupannya dilimpahi oleh kekayaan dan kekuasaan, hanya satu yang tidak dimiliki oleh Ares. Cinta.
Mungkin benar untuk seorang Dewa, cinta itu tidak terlalu penting. Kekuasaan dan pengikut yang harus mereka pikirkan. Tetapi berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Ares.
Untuk seorang Ares, sifat dan mentalnya terbentuk bukan karena tanpa alasan. Hidup dan dikelilingi oleh kejahatan dan kebrutalan setiap hari membuatnya memiliki hati yang dingin dan kejam. Apalagi ia adalah keturunan murni dari Dewa Zeus dan Dewi Hera yang membuat kekuatannya menjadi berlipat-lipat. Mempunyai kekuatan dewa tidak membuatnya menjadi lebih baik, tidak. Malah menjadikannya dewa paling kejam di antara dewa Olimpus lainnya. Yang membuatnya paling membenci adalah ayahnya yang seorang dewa tak setia, mempunyai banyak istri baik antara dewi ataupun manusia dan bahkan mempunyai banyak turunan dari mereka semua. Sedangkan ibunya, Dewi Hera yang juga adalah kakak perempuan sekaligus istri Zeus, hanya dia dan membiarkan suaminya dengan gampangnya membuang Ares dari Olimpus dan menitipkan anak-anaknya, Ares dan Eris untuk diasuh oleh keluarga manusianya yaitu bangsa Trakia. Dan setelah mereka mencapai usia manusia ke tujuh belas, dengan tanpa bersalah mereka ditarik pulang untuk menempati kursi Dewa dan Dewi.
Dengan kebrutalan Ares, ia bisa menyingkirkan salah satu Dewa yang mempunyai kedudukan dalam peperangan. Ia membunuh dewa itu dan membuatnya harus berinkarnasi menjadi manusia biasa. Setelah kejadian itulah Ares menduduki kursi 12 Dewa Olimpus sebagai Dewa Perang. Sedangkan adiknya, Eris menjadi salah satu pengawal setianya karena Eris juga tidak ingin jauh dari kakak laki-lakinya itu.
"Tuan, apakah malam ini kita akan menghadiri pesta Dewi Persefone?" suara adik perempuannya itu membuyarkan lamunan Ares.
"Kau ini.. Sudah berapa kali kubilang kalau hanya kita berdua jangan panggil aku tuan. Aku masih kakakmu Eris." ucap Ares sambil tersenyum hangat pada Eris.
Walaupun ia sangat terkenal kejam dan jahat, tetapi ia selalu saja kalah jika melihat senyuman manis adiknya itu. Baginya, adiknya adalah alasan ia bertahan hingga saat ini -walaupun dengan darah dewa ia tidak terkalahkan. Itu jugalah yang menjadi alasan kenapa ia membunuh salah satu dewa perang itu. Untuk membuka jalannya di kursi 12 Dewa Olimpus, untuk merebut kursi itu. Ia berusaha agar mendapat kedudukan itu agar ia dan adiknya tidak perlu menjadi bawahan Dewa lain. Ia akan terus menjadi kuat dan melindungi keluarga satu-satunya itu.
"Kau ingin pergi ke pesta itu?" tanya Ares sambil mengelus pelan pucuk kepala Eris.
"Iya! Aku ingin bertemu dengan dewa dan dewi lainnya. Aku tidak mempunyai teman selain di istana ini. Ayolah kak~" bujuk Eris dengan memandang manja kakaknya itu.
Ares menghembuskan nafasnya kasar saat mendengar perkataan adiknya itu. Bukannya dia tidak mengijinkan Eris untuk berteman dengan Dewa atau Dewi lainnya. Ia hanya tidak ingin adiknya dimanfaatkan dewa lainnya. Ia tau sifat Eris yang gampang terpancing keingintahuan ataupun emosinya. Eris memang bukan adik kecilnya yang manis. Ia dewi kecil pembuat onar dan perkelahian. Tetapi tetap saja dia adalah adik perempuan satu-satunya.
"Baiklah, katakan pada yang lain untuk bersiap-siap." kata Ares yang mengalah pada adiknya itu. Sungguh ia tidak bisa mengatakan tidak pada sikap manja Eris.
***
Pesta yang dibuat oleh Dewi Persefone cukup meriah karena banyak dari tamu undangan adalah Dewa dan Dewi serta para manusia yang memiliki kedudukan tinggi di Istana Dunia.
Pesta ini diadakan untuk memperingati hari jadi Adonis. Anak asuh Persefone. Anak kandung dari Smirna yang adalah seorang manusia biasa. Mirra (Smirna) saat mengandung itu dikejar-kejar oleh ayah kandungnya dengan pedang. Karena terdesak akhirnya Mirra berdoa kepada para dewa supaya diselamatkan dan para dewa lalu mengubahnya menjadi pohon myrrha (smyrna), Sementara sang ayah bunuh diri karena malu. Beberapa bulan kemudian, Adonis terlahir ketika pohon itu membuka. Aphrodite mendapati bahwa bayi itu amat tampan hingga akhirnya dia meminta Persefone merawat bayi itu untuknya. Sang bayi tumbuh menjadi pemuda yang amat tampan sehingga kedua dewi jatuh cinta kepadanya. Aphrodite terpaksa berbagi cinta Adonis dengan Persefone dan membagi tugas untuk mengurus Adonis.
"Wah.. banyak sekali dewa dan dewi yang datang." kata Eris kagum. Ares hanya tersenyum kecil melihat reaksi lucu adiknya itu.
"Pergilah, ajak Nike bersamamu." katanya pada adiknya itu. Sedangkan ia diapit oleh Kidoimos, Makhai, Hisminai, dan Polemos. Sedangkan Enyalius dan Enyo mendekati Persefone.
"KAU PIKIR SIAPA DIRIMU?! BERANI SEKALI DEWI RENDAHAN SEPERTIMU MENGHINAKU!" terdengar teriakan dari pojok ruangan itu berhasil memancing para tamu untuk melihat siapa yang membuat keributan.
"Dewi kebijaksanaan bukan berarti kau tau segalanya. Dewi perawan? Hah yang benar saja! Bukankah kau juga menjajakan tubuhmu pada para petinggi untuk mendapatkan kursi 12 Dewa Olimpus? Menjijikan!" balas seorang dewi yang sedang berdebat dengan Dewi Athena itu.
Ares melihat bagaimana Dewi itu memukau siapapun yang melihatnya. Bukan hanya perkataannya yang tajam dan benar, tetapi karena keberaniannya untuk mengatakan itu. Tidak ada seorang dewa pun yang berani mengatakan hal buruk pada Athena -tentu saja selain Ares dan Eris, itu karena Athena adalah anak pertama dari Zeus dan Metis. Tetapi dewi itu dengan berani dan tegasnya mempermalukan Athena di depan banyak orang. Didepan Zeus.
'Aphrodite..'

KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNITY LOVE FOR YOU [ᴏɴ-ʜᴏʟᴅ]
Fiksyen Peminat[ᴅɪᴛᴀʜᴀɴ sᴇᴍᴇɴᴛᴀʀᴀ ᴘᴇɴᴜʟɪsᴀɴɴʏᴀ] Di bulan yang mulai terlihat sibuk menyambut akhir tahun ini, beberapa distrik hiburan malam selalu saja ramai. Tidak terlewatkan pula di salah satu bar terkenal yang berada di salah satu distrik hiburan malam itu. S...