Awal Pertemuan

256 23 4
                                    

-12/04/2018-


TAE'S POV

"Tuan, tuan Ittipat sudah datang dan menunggu anda di ruang rapat." Terdengar suara asisten pribadinya memberitahu kedatangan koleganya yang sejak tadi pagi sudah ditunggunya.

"katakan padanya kalau aku akan segera kesana," jawab singkat pria yang mempunyai mata hazel itu pelan.

Setelah asistennya keluar ruangan, ia merapikan berkas yang sejak tadi diperiksa olehnya. Lelaki berperawakan tinggi dan berkulit tan itu merupakan CEO perusahaan terbesar di bidang teknik sipil dan desain kontruksi terbesar di Thailand. Selain di Thailand, mereka juga beroperasi di Asia dan juga Amerika Serikat. Tetapi dibalik kesuksesannya itu, sikap dinginnya selalu membuatnya semakin membuat para rekan bisnis atau pesaingnya merasa penasaran. Tidak sedikit juga sifat itu yang membuatnya banyak dikejar oleh para wanita, tetapi hingga saat ini tidak ada satupun wanita yang berhasil memenangkan hatinya apalagi membawanya ke atas kasur walaupun hanya satu malam. Lelaki itu, Tae Darvid, seperti tidak tersentuh sama sekali.

Dengan langkah mantap, Tae menuju ruang rapat menemui koleganya untuk membahas perkembangan bisnis pembangunan yang akan dilaksanakan beberapa bulan kedepan.

"Tae, apa kabar kawan?" sapa Godt Ittipat, sahabat sekaligus koleganya itu. Godt adalah CEO dari perusahaan penyedia bahan kontruksi yang saat ini sedang bekerjasama dengan Tae dalam tender pembangunan hotel di salah satu kawasan Bang Rak, Bangkok. 

"Aku baik, bagaimana perkembangannya?"tanya Tae langsung pada intinya yang membuat Godt berdecih kesal karena sifat Tae yang tidak pernah bisa santai.

"Ayolah, kita sudah beberapa bulan tidak bertemu dan sekarang kau ingin langsung membahas bisnis?" kata Godt kesal.

"Aku tau kau baik-baik saja, dan masih bermain-main dengan jalangmu. Jadi aku tidak perlu menanyakan hal yang tak penting." Ucap ketus Tae dan hanya direspon tawa oleh Godt.

"Aku sudah menghubungi pihak tender dan memberikannya beberapa pilihan bahan kontruksi yang akan kita pakai. Sekarang sudah masuk tahap untuk menguji coba apa yang sudah kita rencanakan." Kata Godt sesudah mereka duduk di kursi rapat, dengan cermat Tae membaca laporan yang sudah diberikan oleh asisten Godt untuknya pelajari.

"Desain interior juga sudah selesai, tinggal kita siap melakukan tugas lapangannya. Kapan kalian siap?" tanya Tae setelah selesai membaca laporan itu dengan teliti.

"Dua hari lagi kita akan memulainya. Apakah semuanya sudah siap?" tanya Godt kembali. Godt tentu saja tau bagaimana cara kerja perusahaan Tae, ia bahkan percaya jika Tae bsia dengan kejam membuat anak buahnya kepayahan karena mengejar target yang Tae berikan. Sahabatnya itu tidak pernah membuatnya terkejut dengan sifat dingin dan kejamnya itu. Dari semasa mereka kuliahpun Tae tidak pernah menunjukkan sifat belas kasih pada siapapun. Jadi tidak heran jika sekarang perusahaan yang ia pimpin ini bisa menjadi nomer satu diantara perusahaan besar di Thailand.

"Kita akan melakukan riset tiga hari lagi. Pastikan orang-orangmu pintar yang akan kesana." kata Tae acuh sambil mengembalikan laporan itu pada asisten Godt dan ia perlahan berdiri.

"Udah? Gitu doang?" tanya Godt kesal. Ah ya, selain sifatnya yang dingin dan tidak pernah bersahabat itu, Godt selalu merasa kesal dengan sifat Tae yang tidak pernah mencoba santai dan selalu mementingkan pekerjaannya itu.

"Apa yang kau harapkan? Maaf tetapi aku tidak berniat satu ruangan denganmu lama-lama." Kata Tae dengan cuek berjalan kearah pintu keluar, "Oh satu lagi, pastikan sebelum kesini kalian mandi dan bersihkan dulu sisa-sisa sperma. Baunya menyebar ke ruangan ini." Kata Tae beralih ke arah Godt dan asistennya itu.

"YAK! GAK HARUS DIOMONGIN JUGA BANGKE!" teriak Godt kesal. Ia langsung menciumi jas dan bajunya, bagaimana Tae bisa tau jika ia dan asistennya bercinta sebelum datang kemari? Sedangkan asisten Godt, Suradet Piniwat, hanya terdiam menunduk malu karena ketahuan oleh sahabat atasannya itu.

****

"Panggil Ming ke ruanganku sekarang." Kata Tae pada Kit, asistennya itu dan beranjak masuk kedalam ruangannya. Tidak sampai beberapa menit akhirnya Ming masuk ke ruangannya.

"Tiga hari lagi kau ikut dalam riset lapangan ke Bang Rak. Siapkan apapun yang akan kita butuhkan." Kata Tae to the point yang direspon dengan anggukkan oleh Ming. Setelah selesai ia langsung keluar ruangan untuk menyiapkan segala berkas dan apapun yang dibutuhkan bosnya itu.

Usai Ming keluar, Tae mulai menrilekskan tubuhnya di kursi kebesarannya itu. Wajah tampannya itu menyiratkan lelah yang ia selalu sembunyikan dari orang lain. Banyak hal yang memenuhi pikirannya, tetapi tidak ada satupun dari itu tentang pekerjaan. Bukan. Bukan tentang hal yang sangat mudah Tae lakukan. Tetapi sesuatu lainnya yang selama ini Tae lakukan. Sesuatu yang berabad-abad lamanya ia lakukan. Mencari seseorang.

"Aphrodite" ucap Tae pelan sembari menutup matanya, mengistirahatkan otaknya yang terus saja memikirkan orang tersebut.

"Aku merindukanmu. Semoga ini adalah tahun terakhir dari hukuman kita." Ucapnya lagi sebelum akhirnya pikiran memasuki alam bawah sadar dan tertidur.

ETERNITY LOVE FOR YOU [ᴏɴ-ʜᴏʟᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang