30 - Terungkap

6.3K 389 15
                                    

"mengapa mimpi itu kembali datang, mengapa kenangan itu, mengapa kejadian itu, mengapa janji itu, mengapa harus dia lagi yang muncul, dan mengapa disaat ia kembali melihat dunia mengapa harus melibatkan mimpi itu lagi. Mengapa Tuhan!!"

*

*

*

Happy Reading:))

...

Sinar matahari sangat terik sekali hari ini, tetapi tak juga menahan kedua anak kecil berumur 10 tahun ini untuk tetap bermain bersama, bersenang-senang bahkan tertawa tanpa henti. Keduanya sangat senang ketika mereka tak pernah terpisahkan.

Angin sepoi-sepoi membuat rambut si anak kecil yang sangat lucu itu berterbangan membuat temannya terpana melihatnya, tawanya tak pernah luntur dari bibirnya, pipinya yang selalu bersemu merah bahkan rambutnya yang lurus indah akan selalu memiliki wangi yang khas.

"Didis, rambut kamu. Ahahahah....seperti singa saja," ucap si anak kecil lelaki.

"Ihhh Pipin gitu yaa sama Didis, nanti Didis gak mau main lagi sama Pipin," rajuknya sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Didis ko gitu sihh, iyaiya sini Pipin benerin rambut Didis deh, ehehe," lanjutnya dan langsung merapihkan rambut Didis yang sedikit urak-urakan terkena angin.

Didis tertawa dibuatnya, Pipin sangat lucu bagi Didis, Didis juga lebih lucu bagi Pipin. Setelahnya Didis mengajak Pipin untuk pergi ke taman di dekat mereka bermain tadi.

"Pipin, liat deh Didis bawa apa?" ucapnya sambil menunjukkan selembar kertas beserta pulpen bahkan botol. Untuk apa Didis membawa semuanya pikir Pipin.

"Kertas? Didis bawa ini semua buat apaa?" tanyanya bingung.

"Kertas sama pulpen fungsinya buat apa coba?" Didis malah berbalik bertanya kepada Pipin.

"Didis, masa gitu aja nanya sihh. Ya untuk menulis lah," jawab Pipin.

"Itu dia maksud Didis bawa ini semua. Pipin tulis apaaaaaaa aja keinginan Pipin, yang Pipin suka deh pokoknya," ucapnya sambil menyerahkan selembar kertas dan pulpen kepada Pipin, "Nantii setelahnya kita kubur dideket pohon ini, terus kalo kita udah besar nantii kita bisa deh ketempat ini lagi sambil baca keinginan kita. Nanti kita bacanya bareng-bareng yaa.... Nah Didis udah selesai nih, punya Pipin mana?"

"Ehh...Didis gak boleh ngintip yah." Pipin pun menyerahkan selembar kertas yang sudah ia tulis semua keinginannya dan tanpa mereka berdua ketahui keduanya menuliskan nama mereka di lawan milik kertas, keduanya saling menyukai tanpa mereka sadari.

"Iyahhh, Pipin bawel banget sih." Didis menggulung kedua kertas yang sudah tertulis oleh tinta dan mulai memasukkannya kedalam botol lalu menutupnya dan menguburnya. "Sini biar Pipin bantu," ucapnya dan langsung membantu Didis.

Didis mengibaskan kedua telapak tangannya membersihkan tanah yang menempel di tangannya. "Huftttt, selesai deh." Tanpa sadar Didis mengelap keringatnya menggunakan tangan yang terkena tanah tadi, Pipin pun langsung tertawa dibuatnya.

"Ahahahahahah, Didis lucu deh."

"Ih kenapa sih, Pipin gila ya?" tanyanya keanehan oleh Pipin sekarang.

Al-Vin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang