43 - Bukit Hangat

8.6K 368 36
                                    

"Karna gadis yang disamping aku sedang bahagia, dia juga ikut bahagia. Ikut merasakan apa yang kamu rasakan, karna kamu berbagi kebahagiaan dengannya. Kamu gak pelit ternyata."

*

*

*

Jangan lupa Voment yaa:))

Happy Reading :))

•••

Degg...

"Ka-kamu serius?"

Helaan nafas panjang terdengar dari Kevin. "iya, tapi aku janji gak akan pernah ninggalin kamu." tangannya beralih mengelus surai rambut Tata.

***

"Hiksss.....hiksss....hiksss"

"Anjir kok gue denger suara ya." Aldo mendengar suara isakan yang membuatnya bergidik ngeri.

Ia kembali berjalan, suaranya semakin kencang.

"Hikss...huaa...hikss...."

"Anjir, beneran setan kayaknya." Aldo memegang tengkuknya, "gue jadi merinding gini."

Semakin ia melangkah, suaranya benar-benar semakin mengeras. Seolah membuat Aldo tertarik untuk mendekatinya.

Aldo gemetar, "i-itu siapa, anjir kok makin serem gini ya."

Aldo semakin ketakutan, melihat sosok wanita dengan perawakan yang lusuh, wajahnya tak terlihat karena rambutnya menutupi seluruh lekuk wajahnya.

"Hikss...hiksss...hikss.." isakan itu, berasal dari sosok itu.

Aldo berbalik, mengangkat kedua tangannya berdoa. "ya Allah, ampuni dosa Aldo. Aldo tau, Aldo suka nyolong duit mamah di dompet gak bilang-bilang. Aldo tau, Aldo sering liatin cewe-cewe montok tapi...hilangkan dedemit itu di depan pandangan Aldo ya Allah."

Aldo menutup matanya, seraya berbalik. Membukanya dengan perlahan dan beruntungnya sosok itu telah menghilang. Doa nya manjur juga ternyata.

"Alhamdulillah ya Allah dedemitnya udah ilang." Aldo bersorak, namun dengan tiba-tiba ada yang memegang pundaknya dari arah belakang.

"Ampunn-ampunnn, jangan ganggu gue. Daging gue pait gak enak, gue suka makan pete kalo lo tau, lo bakalan nyesel kalo makan gue. Mulut lo pasti bau nanti. Ampunn." Aldo mengatupkan kedua tangannya sambil memejam.

"Gue bakalan kasih lo daging yang enak, nanti gue bawa temen gue. Rian aja, daging dia enak, se-seriusan kok dedemit." masih terus memohon dengan gemetar.

"Ekhem." dedemit nya berdeham.

"Lah, dedemit bisa dehem gitu. Apa gue halu ya?" Aldo mencoba membuka kelopak matanya perlahan.

"Waaaaa!!!!"

"Aaaa!!! Otak kadal. Biadab lo, gue kira dedemit anjir." Aldo sedikit merona.

Al-Vin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang