34 - TOLONG

5.1K 315 15
                                    

"Apa tadi hanyalah.....khayalan semata?

Apa tadi Kevin benar-benar menolongnya?

Apa itu hanya sebuah bentuk ilusi yang mempengaruhi fikirannya?

Mengapa tampak begitu nyata?"

*

*

*

Happy Reading:))


5 menit lagi, waktu menunjukkan akan segera dimulainya kegiatan belajar mengajar namun Tata tak kunjung mencium aroma tubuh Caca. Tata celingak celinguk mencari keberadaan sahabatnya itu tapi tidak muncul muncul juga. Apakah dirinya terlambat? Mana mungkin. Dirinya kan manusia ter rajin yang Tata miliki bahkan Caca tak segan jika berangkat sebelum gerbang dibuka. Apa jangan jangan...... dia sakit? Ah, sebaiknya pulang sekolah nanti Tata harus menjenguknya padahal baru kemarin kemarin Caca bertamu dirumah Tata untuk menjenguknya pula dan sekarang malah sebaliknya.

"Kayaknya emang gak berangkat deh dia,"

Kring.........

Kegiatan belajar terjadi dengan lancar seperti biasanya namun lain halnya dengan..........

"Kaki lo naikin ke Pundak gue dulu njir." Rian menggeplak pantat Aldo karna dirinya salah memijakkan kakinya.

"Sabar dong susah nih, pala lo miringin dikit kek biar gue gampang nih naiknya." Aldo malah menyalahkan Rian karna menurutnya kepala Rian ini menghalangi kakinya.

"Hustttt...kalian bisa gak sih kalo gak pake mulut," sambar Leo yang juga ikutan untuk membolos dengan berbisik agar tidak ketahuan.

"Cepetan dong Do, berat nih badan lo," suara Rian seolah tertahan akibat beban dari Aldo yang ia rasakan.

"Iya kali bentar gue udah sampe ujung ini."

Dann yashh.....Aldo berhasil memanjat tembok dengan bantuan Rian dan Leo yang menurutnya Rian lah sangat berisik ketika membantunya.

Lompatan kedua disusul dengan Rian yang melompat melewati pembatas tembok yang lumayan tinggi ini dengan sangat mudah lain halnya dengan Aldo. Lompatan ketiga dan keempat disusul dengan Leo dan Kevin dengan sama halnya juga. Sangat mudah, membuat Aldo malu saja mereka ini.

Kevin dan Leo ikut membolos? Iya. Leo sudah biasa hanya ikut-ikut saja terlebih lagi mereka akan ke markas, dimana lagi kalau bukan warung bu Iting. Karna pemilik warung tersebut memiliki rambut yang sangat ikal atau keriting jadilah panggilannya sekian. Kalau Kevin menurutnya sangat bosan jika sahabatnya pergi ditambah lagi ia pasti sendirian, sangat kasihan bukan.

"Kok kalian gampang benget naiknya, lah gue," ujar Aldo sambil menunjuk wajahnya dengan telunjuknya.

"Badan lo tuh, udah mirip sama buRik," sambung Rian yang bertujuan menghina Aldo.

"Enak aja lo, gak gue tlaktir tau rasa lo!" ancamnya kepada Rian.

"Lah bodo amat masih ada sultan di samping gue kali. Ya gak bro?" Rian mengalungkan tangannya ke leher Leo.

"Lepasin atau gue patahin," jawab Leo santai.

Wajah Rian berubah menjadi masam melihat respon sahabatnya itu. "Iye iye....."

***

Kring.......

Suara bel kembali berbunyi sangat cepat, para manusia kembali berhamburan menyerbu kantin layaknya seorang zombie yang menginginkan mangsa dan siap memakannya. Begitu juga dengan Tata, dirinya ingin sekali pergi ke kantin hanya untuk membeli sebotol air mineral saja dikarenakan ia sudah membawa bekal dari rumahnya.
Ia mengeluarkan alunan dari mulutnya menciptakan nada-nada yang indah menurutnya, akhir-akhir ini ia sangat suka menyanyikan lagu dari idol favoritnya, menurutnya lagu ini sangat pas untuk keadaannya yang sekarang ini.

Al-Vin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang