"Ri, lo cantik."
— Hwang Hyunjin —
•••
Setelah membayar ongkos taksinya, Yuri turun dan berjalan menuju halaman rumahnya. Ia tidak lagi bersama Taeyong karena tugas lelaki itu sudah selesai, ia hanya ingin memastikan bahwa Yuri sampai di rumah dengan selamat.
Lagi pula, Taeyong tidak bisa pergi jauh-jauh dari apartemen Ryujin, karena di sanalah tempat ia mengakhiri hidupnya. Jadi, ia seolah terjebak di dalam apartemen itu dan tidak bisa berpergian bebas.
"Lampu rumah nyala, berarti Jeongin udah pulang," gumam Yuri. Ia kemudian merogoh saku celana dan mengeluarkan kunci, lalu membuka pintunya dengan amat pelan. Tak mau membuat suara bising.
Tapi begitu pintu rumah terbuka, Yuri dikagetkan dengan Han yang sedang tertidur di sofa ruang tamunya. Lelaki itu tidur dengan nafas tak beraturan, seperti kelelahan. Yuri jadi tak tega melihatnya.
"Han abis ngapain ya?" gumam Yuri.
Ia lalu men-charge ponselnya yang sedari tadi lowbat. Begitu aktif, banyak notifikasi masuk ke dalam ponselnya, termasuk puluhan missed call yang berasal dari Jeongin, Han, dan juga Hyunjin.
Yuri terkejut melihat deretan pesan yang dikirim oleh Han. Pesan-pesan itu berisi tentang kekhawatiran lelaki itu karena dirinya tak kunjung pulang ke rumah. Han juga bilang kalau ia mencari Yuri bersama Jeongin hingga pukul sebelas malam. Pantas saja Han tidur dengan nafas yang tak beraturan. Lelaki itu pasti lelah mencarinya ke sana kemari.
"Maafin aku, Han. Tapi kamu nggak perlu tau alasan kenapa aku nggak pulang ke rumah," ucap Yuri. Ia berjalan pelan ke kamarnya untuk mengambil selimut, lalu kembali ke ruang tamu untuk menyelimuti Han agar tidak kedinginan.
Baru saja Yuri ingin berbalik ke kamarnya, lelaki itu secara tiba-tiba menarik tangannya hingga ia jatuh di karpet depan sofa dengan posisi kepala berada di dada Han. "Yuri ... Yuri jangan pergi. Kamu di mana, sih, Ri? Aku mohon jangan pergi," racau Han seperti mengigau.
Akhirnya, karena tak tega mengganggu tidur Han, Yuri pun tertidur dengan posisi itu. Duduk di karpet depan sofa dengan kepala yang berada di atas dada Han, juga tangan mereka yang saling menggenggam. Ya, saling menghangatkan hingga beberapa jam lamanya.
•••
Pagi tadi Hyunjin melihat Yuri diantar oleh Han hingga ke depan kelas. Ada rasa cemburu sedikit di hatinya, tapi ia bersyukur karena gadis itu baik-baik saja. Memang benar, sepertinya Han selalu berada satu langkah di depannya.
"Semalem ke mana? Bukannya sore itu kita sama-sama pulang dari taman komplek?" Hyunjin mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Yuri. Kebetulan pemilik kursi itu tidak masuk sekolah karena masih terbaring lemah di rumah sakit.
Kaget karena tiba-tiba Hyunjin ada di sebelahnya, Yuri pun mengelus dadanya perlahan. "Ngagetin aja sih!" kesalnya.
"Jawab gue!" Hyunjin berucap serius. Matanya tak lepas dari bola mata cokelat milik Yuri.
"A--aku ... aku ke rumah teman dulu, iya ke rumah teman, jadinya telat pulang."
Yuri terpaksa berbohong pada Hyunjin. Ia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya pada lelaki itu. Bahwa ia hampir saja kehilangan harga dirinya karena Ryujin tak suka melihat kedekatannya dengan Hyunjin.
"Masa?" tanya Hyunjin tak percaya.
"Iya, Hyunjin. Terserah kamu aja kalau misalnya nggak percaya," ucap Yuri acuh. Ia kemudian mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan tajam Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] SECRET
Fanfiction[ TELAH TERBIT ] [Stray Kids Series #1 : HWANG HYUNJIN] Berawal dari kegiatan MOS di SMA Skyzone, Hyunjin si 'bad boy' jatuh cinta pada gadis cupu yang hanya mengandalkan beasiswa untuk bersekolah di sana. Gadis cupu itu bernama Jo Yuri. Paham akan...