[35] KEABADIAN SEMU

455 117 22
                                    

"Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku, saat aku tak lagi di sisimu. Kutunggu kau di keabadian."

- Hwang Hyunjin -

•••

"Jadi, kamu udah tau, Jin?" tanya Yuri pelan. Ia juga shock begitu menyadari bahwa Hyunjin sudah tahu kalau anak yang dikandungnya adalah darah daging Hyunjin. Pasti Han yang telah memberitahunya.

Hyunjin mengangguk berkali-kali. "Iya, sayang. Aku udah tau semuanya dari Han. Maaf karena udah bikin kamu susah selama ini. Dan ... makasih udah jaga dia," ucap Hyunjin sambil menatap penuh haru pada perut Yuri.

Meski merasa aneh karena sekarang Hyunjin menggunakan aku-kamu untuk berkomunikasi dengannya, Yuri tetap merespon cowok itu. "Sayang? Siapa yang kamu maksud?" tanyanya dengan mimik wajah bingung.

"Ya kamu lah, Yuri. Masa Changbin?"

Changbin mendelik kesal. "Gue aja mulu!"

Hyunjin tersenyum manis lalu tangannya bergerak mengambil tangan kanan Yuri untuk digenggam. "Maaf untuk semua kesalahan yang pernah aku lakuin ke kamu. Aku emang berengsek banget udah ngerusak masa depan kamu, Ri. Tapi baiknya kamu malah jaga aib aku yang udah berlaku bejat kayak gini."

"Nggak usah dipikirin lagi. Aku lakuin itu karena aku nggak mau masalahnya jadi lebih rumit. Sekarang, aku mau kamu lupain semuanya. Fokus aja ke pertunangan kamu sama Ryujin. Karena kamu sendiri yang udah milih jalan hidup kamu, Jin," ucap Yuri dalam. Tangannya bergerak untuk melepas tangan Hyunjin yang menggenggamnya.

Walau senyum manis itu bertengger di bibirnya, tapi semua orang tahu bahwa senyum itu palsu. Gadis mana yang rela melepas lelaki pujaannya untuk perempuan lain? Tidak akan ada. Bahkan Yuri sekali pun juga sebenarnya tidak rela. Namun, ia sadar bahwa apa yang telah Hyunjin pilih, itu pasti adalah yang terbaik untuk lelaki itu.

"Kamu ngomong apa sih? Kenapa jadi bahas Ryujin?" tanya Hyunjin tak mengerti.

Kalau sudah begini suasananya, maka THE PRINCE hanya bisa diam dan memberikan waktu untuk dua insan itu mengklarifikasi masalah mereka. Minus Felix yang justru sudah hilang entah kemana.

"Emangnya salah kalau aku bahas tentang Ryujin?" Yuri balik bertanya.

"Jelas salah. Ini nggak ada sangkut-pautnya sama cewek itu. Lagian kamu ngapain bawa-bawa Ryujin ke pembahasan tentang kita?" Hyunjin makin tak mengerti. Yuri mulai terisak pelan di hadapannya. Ternyata cewek memang sulit dimengerti ya?

"Jangan bersikap seolah-olah kamu nggak pernah ngeluarin kalimat itu dari mulut kamu, Jin!" ucap Yuri dengan nada yang sedikit tinggi. Air mata mulai menetes membasahi pipinya. Sekeras apapun Yuri menahan, rasanya ia kalah dengan rasa sakitnya sendiri.

"Sore itu, di ruang tengah rumah kamu, ada sesuatu yang kamu ucap yang bikin aku akhirnya sadar kalau selama ini kamu nggak serius sama aku. Buat apa kamu bersikap manis seolah aku perempuan satu-satunya yang kamu inginkan, kalau nyatanya Ryujin lah yang kamu pilih?"

Deg.

Hyunjin membeku di pijakannya. Kalimat itu. Tentu saja ia ingat dengan kalimat yang terlontar begitu saja dari mulutnya saat Yejun bertanya tentang pertunangannya dengan Ryujin di ruang tengah kemarin.

Namun, demi Tuhan Hyunjin tidak bermaksud untuk mengucapkan kalimat itu. Ia hanya tertekan oleh keadaan yang seolah menghujamnya tanpa ampun.

"Aku lepas kamu, Jin."

"Yuri?"

Suara pelan Yuri memecah keheningan diantara mereka. Menyadarkan Hyunjin dari lamunan singkatnya itu.

[✔] SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang