[20] TERUNGKAPNYA MISTERI

454 123 112
                                    

"Bagaimana bisa aku ada di tengah-tengah kalian yang bersaudara dan saling menaruh perasaan padaku?"

— Jo Yuri —

•••

Selama di museum purba, Yuri terus-terusan memegangi kepalanya yang terasa pusing. Tubuhnya juga lemas entah kenapa. Untung saja Han datang ke rombongan kelas Yuri dan segera menelepon sopir pribadinya untuk menjemput mereka di sana.

Akhirnya Yuri pamit pulang lebih dulu bersama Han. Untunglah pihak panitia mengizinkan mereka berdua untuk pulang lebih awal setelah melihat kondisi Yuri yang amat memprihatinkan. Tubuh gadis itu lemas sekali seperti tidak ada tenaga di dalamnya.

"Jin ... maafin aku ...," Yuri meracau dalam tidurnya. Membuat Han yang duduk di sampingnya pun menoleh untuk memastikan apa Yuri sudah bangun dari tidurnya. Tapi ternyata gadis itu hanyalah mengigau.

Jin? Siapa sebenarnya yang Yuri maksud? Han benar-benar bingung. Jika memang Hyunjin yang Yuri maksud, lalu untuk apa Yuri meminta maaf pada lelaki itu?

Apa Han melewatkan sesuatu selama ia tak bersama Yuri?

•••

Yuri akhirnya dibawa ke rumah Han karena rumahnya terkunci, dan Yuri baru sadar kalau kunci rumahnya ada pada Jeongin. Sesampainya mereka di sana, Yuri langsung digendong Han menuju kamarnya agar Yuri dapat beristirahat dengan nyaman.

"Han, bunda mau bicara sebentar sama kamu, Nak!"

Han keluar dari kamar begitu mendengar teriakan bundanya. Biarlah Yuri beristirahat sebentar sampai gadis itu pulih kembali. "Iya, Bunda. Han turun sekarang," ucap Han sambil menuruni anak tangga satu persatu. Ia lalu menemui bundanya yang sedang bersantai di ruang tengah.

"Kenapa, Bun?" tanya Han.

"Duduk sini, Nak. Ada yang bunda mau omongin ke kamu." Hera menepuk-nepuk sofa di sebelahnya agar Han duduk di sana. Akhirnya Han duduk di samping Hera, dan menunggu apa yang akan dibicarakan bundanya itu.

"Kamu masih ingat apa yang pernah bunda katakan dulu saat bunda dan ayah menemui kamu di panti asuhan dan kami memutuskan untuk mengadopsi kamu, Nak?" tanya Hera lembut.

Han mengernyit ketika mendengar pertanyaan itu. Mengapa bundanya membahas mengenai asal-usulnya dulu? Apa ada yang terjadi selama ia tidak ada di rumah?

"Iya, aku masih ingat, Bun." Han menganggukkan kepalanya, masih dengan ekspresi bingung.

Hera menatap Han dalam, kemudian menghela nafas berat. "Orang itu kembali, Nak. Dia kembali ke sini dan meminta kamu untuk ikut dengannya."

"Orang itu?" gumam Han. Ia lalu menatap Hera dengan tatapan bunda-serius-nggak-bercanda-kan?

Hera hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Maksud bunda, orang itu adalah papa kandung Han?" tanya Han.

"Iya, Nak. Papamu datang kembali dan ingin kamu ikut dengannya. Ia ingin menebus kesalahannya selama ini karena telah meninggalkan kamu," ucap Hera yang membuat Han terkejut.

Untuk apa orang itu kembali lagi? Bukannya ia sendiri yang telah membuang Han ke panti asuhan dan tak mau merawatnya seperti darah dagingnya sendiri? Lalu untuk apa ia kembali lagi di saat Han sudah bahagia bersama bunda dan ayah angkatnya?

"Aku nggak mau, Bun. Aku nggak mau ikut sama dia dan tinggal bersama orang yang udah buang aku selama tujuh belas tahun!" ucap Han. Ia hampir pergi meninggalkan ruang tengah, namun Hera menahan tangannya.

[✔] SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang