Nice #5.

1.7K 142 13
                                    

Selamat untuk pembaca 1k😍😍😍

.
.

Selamat membaca.

.
.

Pintu apartemennya terbuka saat KyuHyun keluar dari ruang kerja dengan membawa map merah ditangannya. Tatapan mata mereka saling bersiborok. Terpaku beberapa detik sampai KyuHyun berinisiatif memecahkan kesunyian, "Kau baru pulang?"

Berbagi apartemen, KyuHyun harus mulai membiasakan hal ini!

Selepas meeting dengan kolega kerja perusahaannya yang kebetulan tempatnya tidak jauh dari apartemen, Cho KyuHyun terpaksa harus kembali pulang ke apartemen. Ada berkas penting yang tertinggal dan akan ia gunakan pada meeting pukul 3 sore nanti.

Mata elang KyuHyun melirik kantong-kantong belanja dalam genggaman kedua tangan MinAh. Wanita itu masih juga bergeming berada di bibir pintu apartemen. KyuHyun berdehem dan membuat MinAh mau tidak mau mengerjapkan kelopak matanya. Mungkin wanita itu terlalu syok mendapati KyuHyun yang berada di apartemen diwaktu seperti ini.

"Iy-Iya, maafkan aku. Aku keluar tidak izin padamu. Aku hanya pergi ke supermarket terdekat untuk membeli bahan makan." jelas MinAh, kemudian terdengar suara pintu apartemen yang menutup rapat. Ia langsung menuju dapur dan meletakkan kantong-kantong belanjaannya di atas meja mini bar. "Apa kau sudah makan?"

Kepala KyuHyun mengangguk. Ia tidak mempermasalahkannya lagi. "Tadi ada meeting dan sekalian makan siang dengan mereka." Ia mendudukkan pantatnya di kursi mini bar. "Kau?"

"Apa?" Alis mata MinAh terangkat dengan kening yang berkerut.

"Sudah." Jung MinAh meletakkan segelas air putih di depan KyuHyun. Pria itu langsung mengambil dan meneguknya hingga menghabiskan separuhnya.

Cho KyuHyun melirik kantong belanjaan MinAh, "Kenapa tidak memakai kartu kredit atau atm yang tadi pagi aku berikan?"

Cho KyuHyun jelas tahu. Sepanjang hari ini, tidak ada transaksi dari kartu kredit dan atm yang diberikannya pada MinAh. Ponselnya hanya menunjukkan notifikasi transaksi dari kartu kredit yang ia berikan pada Choi JinRi. Ada 3 kali transaksi dengan jumlah yang cukup lumayan.

"Aku masih ada uang," MinAh meraih kantong belanjaan dan mulai meletakkan satu persatu ke dalam kulkas dua pintu itu.

"Jangan keras kepala!" KyuHyun menghela napas panjang. Menepis segala emosinya, entah mengapa hatinya merasa tidak terima. "Itu bagian dari tanggung jawabku sebagai seorang suami."

Kepala MinAh menoleh ke arah KyuHyun, "Maaf."

KyuHyun pun menghela napas panjang. Sudut bibirnya ia tahan agar tidak tertarik, "Lain kali jangan seperti ini. Aku tidak suka."

"Malam ini mau makan apa? Aku tidak tahu apa kesukaanmu. Jadi," ia menelan ludahnya sendiri. "Aku membeli semua bahan."

Jung MinAh meringis saat melihat reaksi KyuHyun yang hanya menatap bahan makanan yang sudah ia susun rapi ke dalam kulkas 2 pintu itu. Helaan napas panjang, jelas sekali terdengar di gendang telinganya.

"Aku makan apa saja."

"Termasuk jenis sayuran," MinAh mengigit lidahnya sendiri. Sebelum pergi berbelanja, ia berulang kali mencoba untuk menelepon ibu mertuanya. Namun, hingga 10 kali panggilan, ibu mertuanya tidak kunjung menjawab panggilannya. Dan ketika ponselnya berdering yang tak lain dari Kim Hanna, ia baru saja akan mengontak hidup mesin mobilnya.

"Ya, aku memakannya."

Jung MinAh menutup pintu kulkas. Ia duduk di samping KyuHyun. Obrolan selama 15 menit dengan Hanna membuatnya sedikit paham apa yang disuka dan tidak disukai oleh suaminya itu. "Maaf, aku tidak tahu..."

Nice to Meet You. (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang