Nice #8.

2.9K 178 60
                                    

Sudah lama. Iya, memang sudah lama.

Mood nulisku jungkir balik suka salto sendiri😂😂

Komen yang banyak yaaa...

.
.
.

Cho KyuHyun mengemudikan laju mobilnya dalam diam sepanjang perjalanan menuju apartemennya. Begitu sampai dan berhasil memarkirkan mobilnya di basement apartemen. KyuHyun mengitari mobil dan membukakan pintu untuk MinAh. Kembali ia meraih pergelangan tangan MinAh. Tidak ada interaksi apapun untuk membelah keheningan lorong gedung apartemen menuju unitnya.

KyuHyun menekan angka kombinasi pintu apartemen.

"Katakan sekarang," pertahanan MinAh jebol sesampainya mereka di dalam apartemen. Luapan emosi yang mati-matian ia tahan sedari dari rumah orang tuanya pun tumpah-ruah. "Apa yang membuatmu tiba-tiba emosi dan melempar ponselku ke dinding? Katakan, siapa yang telah membuatmu marah seperti ini?"

MinAh menatap sengit ke arah KyuHyun. Ia yakin, semalaman ini kedua orang tuanya pasti tidak bisa memejamkan mata barang sekejap pun. Raut penuh tanya dan kecewa tersirat jelas di wajah tua pasangan Jung itu. Alih-alih marah, MinAh justru kecewa pada sikap KyuHyun yang menurutnya sangat kekanakan. Apa KyuHyun tidak bisa membicarakan ini dengan baik-baik?

KyuHyun menatap clucth yang berada dalam genggaman MinAh. Di dalam sana, terdapat ponsel yang menjadi sumber kemarahannya. Lalu tatapannya beralih tepat di bola mata MinAh. Ia menghela napas untuk menetralkan amarah yang nyatanya masih tersisa. Kemudian melepas jas dan berjalan meninggalkan MinAh sendiri menuju kamar. Berbagai macam pertanyaan 'mengapa ia sampai lepas kendali dan berbuat demikian' pun mulai berkecamuk dalam benaknya.

MinAh mengejar KyuHyun. Ia meraih lengan KyuHyun agar pria itu berhenti. "Kita belum selesai. Kau belum menjawab pertanyaanku, Oppa."

MinAh membutuhkan jawaban KyuHyun untuk memperkuat hipotesanya. Dugaan sementara yang sepanjang perjalanan pulang ke apartemen itu ia terus pikirkan. Tatapan mata mereka saling membelenggu satu sama lain. Hingga KyuHyun memaksa diri untuk mengakhirinya terlebih dulu.

"Aku lelah," elak KyuHyun seraya menepis tangan MinAh pelan. "Aku ingin istirahat. Besok pagi-pagi sekali aku harus menghadiri rapat."

Rapat?

Kenapa harus sekarang?

Kenapa tidak saat berada di dalam rumah orang tuanya tadi?

Bukannya tadi, ia sendiri yang dengan senang hati memutuskan untuk menginap?

Jung MinAh sangat yakin. KyuHyun sedang menghindarinya. Maka dihembuskannya napas yang menyumbat hebat di rongga paru-parunya.

KyuHyun kembali mengambil langkah. Tubuhnya benar-benar lelah atau mungkin hanya sebagai alasan untuk menghindari MinAh semata.

"Apa dia MinGyu?"

Pertanyaan MinAh yang pelan, tetap saja terdengar jelas di telinga KyuHyun. Pria itu menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu kamar. Jemari tangan yang sedang menggenggam jas miliknya tanpa sadar semakin menguat. Dan hal itu tertangkap jelas oleh kedua mata MinAh. Tubuh KyuHyun memang tidak berbalik menghadapnya. Akan tetapi, ia yakin jika wajah KyuHyun telah memerah dengan rahang yang mengeras.

"Jadi, benar." Lanjut MinAh saat KyuHyun hanya bergeming. "Yang menghubungiku adalah MinGyu."

Tubuh KyuHyun menyerong 90° sehingga menghadap dapur. Satu sudut bibirnya tertarik ke atas untuk menyeringai.

"Memangnya kenapa, kalau benar MinGyu yang menghubungimu?" Dengan nada sedikit mengejek, "Hatimu pasti sedang bersorak gembira 'kan? Akhirnya, dia kembali menghubungimu?"

Nice to Meet You. (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang