Nice #6.

2K 154 39
                                    

Maaf typo.

.
.

Mata Cho KyuHyun mengedar kesegala penjuru ruang dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana bahannya. Tatapannya tak terbaca dan hanya terus diam membisu. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

Jung MinAh melepas gigitan bibirnya, "Maaf, jika kamarnya benar-benar sempit. Atau sebaiknya kita pulang saja ke apartemenmu."

Tidak ada perabot yang istimewa di dalam kamar itu. Hanya ada sebuah ranjang berukuran single, lemari 3 pintu, meja rias, meja belajar, rak buku 4 tingkat dan nakas kecil di samping kiri dengan lampu tidur di atasnya. Bahkan kamar itu hanya seluas kamar mandi KyuHyun di apartemen.

"Yah, tidak masalah. Aku menyukai kamar ini." KyuHyun berjalan lambat dan mendudukkan pantatnya di ujung ranjang single kamar MinAh. "Ranjangnya bahkan sangat empuk."

Bahkan KyuHyun sudah bersikap seperti anak kecil. Ia terus menekan-nekan pegas ranjang kamar MinAh dengan pantatnya.

MinAh menghela napas panjang. Semalam ketika tidur bersama di ranjang kingsize saja bagi MinAh sudah terasa sempit, apalagi ranjang di kamar rumah milik orang tuanya yang berukuran single itu. Malam ini, sepertinya mereka harus tidur dengan berdesak-desakan.

Tepat pukul 7.30 malam, KyuHyun dan MinAh sampai di rumah orang tua MinAh, Keluarga Jung. Mereka benar-benar memenuhi undangan Won JinAh untuk makan malam bersama. Keduanya memasuki rumah dengan tangan kanan MinAh yang tertaut di lengan kiri KyuHyun sembari mengumbar senyum. Raut bahagia jelas tergambar di wajah Won JinAh kala menyambut kedatangan putri dan menantunya itu.

Cho KyuHyun dan Jung MinAh terlihat begitu bahagia dan harmonis. Apalagi dengan balutan gaun dan stelan jas yang keduanya kenakan menambah kesan romantis yang sungguh luarbiasa tak tergambarkan.

Makan malam yang awalnya MinAh pikir akan dilalui dengan canggung, nyata tidak sedikitpun terjadi seperti dugaannya. Ia sendiri mengakui akan pembawaan KyuHyun yang mampu mencairkan suasana. Mengingat dimana KyuHyun baru pertama kali berada di meja makan yang sama dengan mereka. Pria itu dengan mudahnya masuk dan diterima oleh kedua orang tuanya. Hingga akhirnya, KyuHyun dan MinAh terdampar di kamar pribadi MinAh.

Won JinAh tanpa ragu lagi, meminta KyuHyun untuk bermalam di rumah keluarga Jung. Dengan patuh, KyuHyun pun mengiyakan permintaan tersebut. Baik Jung HaeKyung dan Won JinAh terlihat sangat menyukai menantunya itu. Rasa khawatir akan nasib pernikahan putri semata wayangnya, lantas menguap dengan sikap yang KyuHyun tunjukkan di depan mereka. Hanya ketulusan yang kedua orang tua MinAh dapat simpulkan sepanjang obrolan dan selepas makan malam.

Kepercayaan dan kelegaan semakin terpupuk saat KyuHyun berjanji akan melindungi dan membahagiakan MinAh.

Jung MinAh kemudian masuk ke dalam kamar mandi kamarnya. Ia menyiapkan sikat gigi baru dan handuk bersih untuk KyuHyun. Kemudian ia keluar, "Aku sudah menyiapkan sikat gigi baru untukmu. Bersihkan diri lalu istirahatlah! Pagi-pagi sekali kita harus pulang, jika kau tidak ingin terlambat ke kantor."

MinAh duduk di kursi meja rias. Ia segera membersihkan wajahnya dari bahan kimia bernama kosmetik. Ritual wajib sebelum ia mencuci wajahnya dengan facial foam.

KyuHyun memperhatikan MinAh seraya melepas jas hitamnya. Menggulung kedua lengannya hingga batas siku. Kancing kemejanya sudah terbuka sejak obrolan ringan bersama mertuanya selepas makan malam tadi. Lalu ia masuk ke kamar mandi sesuai perintah MinAh. KyuHyun membersihkan diri. Tak lama, pria itu keluar dengan wajah yang segar dan sebagian rambut setengah basah.

MinAh memutar tubuhnya, "Pakai kaos itu untuk tidur!" KyuHyun memungutnya dari atas ranjang. Kaos putih itu memang terlihat besar. "Itu milikku dan pastinya bersih. Kaos itu sering aku pakai untuk tidur karena bagiku kaos itu sangat nyaman."

Tidak banyak kata, KyuHyun melepas kancing kemejanya satu persatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak banyak kata, KyuHyun melepas kancing kemejanya satu persatu. Mengumpulkan jadi satu di sudut ranjang bersama jas hitamnya. KyuHyun mengenakan kaos tersebut dan pilihan MinAh benar-benar pas. Kaos putih favorit, kaos pemberian teman sesama kuliah MinAh, sangat pas di tubuhnya. Kemudian melepas ikat pinggang agar tidurnya benar-benar nyaman.

"Kanan atau kiri?" Akhirnya KyuHyun bersuara.

MinAh menatap KyuHyun dengan kening yang berkerut, "Maksudnya?"

"Kau biasa tidur sebelah kanan atau kiri?" Semalam, KyuHyun tidak sempat menanyakan perihal ini, karena MinAh lebih dulu memutuskan untuk tidur. Menikmati wine lebih lama sembari merenungi nasib yang tiba-tiba terjadi pada dirinya.

"Kanan."

"Okay." Sepertinya KyuHyun tidak masalah dengan posisi tidur.

"Apa tidak apa-apa? Ranjangnya sempit?" MinAh berkata pelan. Bibirnya ia gigit.

"Aku tidak masalah," balas KyuHyun sembari membaringkan diri di sebelah kiri. Nampaknya pria itu ingin segera beristirahat. "Kau sendiri?"

MinAh menghela napas panjang sekali lagi.

"Aku akan memelukmu, jika kau takut nanti akan jatuh." Lanjut KyuHyun kemudian. Lalu ia memejamkan mata.

MinAh ingin memprotes ucapan KyuHyun, namun ia urungkan kembali. KyuHyun saja tidak keberatan, mengapa ia harus keberatan? Atau sebaiknya ia tidur di lantai saja? Tiba-tiba ide itu terbesit di kepalanya. Kemudian MinAh masuk ke dalam kamar mandi dengan tidak lupa membawa piyama tidurnya. Tidak mungkinkan, ia mengganti gaun yang dikenakannya saat ini dengan piyama tidur di depan KyuHyun.

MinAh bukanlah wanita murahan.

Jung MinAh sempat ragu saat keluar dari kamar mandi. Tangannya mengambil jas, kemeja dan ikat pinggang milik KyuHyun untuk digantungkan di balik pintu kamarnya. Sementara gaunnya, sudah ia simpan di tempat pakaian kotor di dalam kamar mandinya. Dengan perlahan, ia membaringkan tubuhnya di sisi kanan ranjang yang tersisa. Jika semalam ia meletakkan guling di tengah-tengah ranjang mereka sebagai pembatas, kali ini ia tidak lagi bisa meletakkan guling di antara tengah mereka.

"Tidurlah!" ucap KyuHyun tiba-tiba dengan kelopak mata yang memejam. Rupanya pria itu belum tertidur. "Aku janji, tidak akan melakukan apapun padamu. Kau aman."

Kepala MinAh otomatis menoleh ke arah KyuHyun. Dan pandangan mereka saling bertemu.

"Aku akan melakukannya, jika kau juga sama-sama menginginkannya." Imbuh pria itu. "Jika itu membuatmu khawatir..."

Ucapan KyuHyun terputus dengan dering panggilan masuk di ponselnya. Pria itu bangkit seraya meraih ponselnya yang sengaja ia letakkan di atas nakas. KyuHyun hanya melirik sekilas saat picture cantik Cerys terus menari-nari pada layar ponselnya. Ia meletakkan kembali ponselnya setelah mengganti mode silent.

Cho KyuHyun kembali membaringkan diri.

"Kenapa tidak kau angkat? Nanti dia akan khawatir."

"Sudah malam."

"Angkat saja!" Ponsel KyuHyun kembali berkedip-kedip. "Dia akan terus meneleponmu."

Cho KyuHyun menatap MinAh tidak suka.

"Angkatlah!" MinAh terus memaksa. Ia tidak peduli dengan tatapan KyuHyun yang berubah mengintimidasi.

"Diamlah!" KyuHyun mengerang. "Atau aku akan melakukannya sekarang?"

"Se-Sekarang?" Beo MinAh tidak mengerti.

Dan sedetik kemudian, bibir KyuHyun telah menempel di bibir ranum MinAh. Bibir yang terus menggodanya semenjak KyuHyun menjemput MinAh di apartemen.

~***~

.
.

Natuna, 24 November 2019

Nice to Meet You. (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang