Angin berbisik kepada pepohonan
Pohon berbincang pada daun-daunnya
Mereka bersuara, berbunyi, bergerak
Mereka hidup, sedangkan gadis itu
terkurung sepi, sunyi, dan diam
Apakah gadis itu telah mati?Mentari ditelan kegelapan
Ia terdiam di malam yang pekat dan senyap
Terpaku dengan renungan
Dalam diam, ia melangkah
Keluar dari kegelapan
Menuju jendela"Wahai daun yang berguguran
Yang jatuh di selokan
Pergilah!""Sang pohon akan kedatangan musim penghujan!
Dan ia akan segera mendapatkan daun-daunnya hijau kembali"Di balik jendela, ia melihat tawa cahaya sang petir
Ia pun mendengar percakapan guruh yang menyertainyaPetir telah menyulut api
Pohon dan rumput ilalang telah terbakar
"Kenapa alam menyakiti alam? Kenapa kau percikkan api pada pohon dan ilalang?
Bahkan kau menyakiti semut, belalang, dan burung-burung kecil yang tinggal di ranting pepohonan""Petir, tak bisakah engkau lebih ramah?
Seramah dirimu pada mendung dan hujan"Petir pun berkilah
"Aku tak akan melakukannya tanpa seizin Sang Pengatur kehidupan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Kehidupan
PoetryIni tentang curahan isi hati yang tak terbendung lagi. Sebuah ramuan hujatan, makian, kerinduan, kesedihan, kekecewaan, dan harapan. Selami aku..