Tak sangka, menorehkan pena bagaikan memahat batu
Menyelam, ku arungi titik tergelap samudra
Dalamnya tiada kira
Tiada aku temukan"Kasur telah meninabobokanmu
Waktu telah meninggalkanmu
Lelah kau berkelana dalam pencariannmu
Yang kau cari begitu langka bagimu""Sebegitu bebalnyakah diri?"
Sang pecundang memeras otaknya yang telah menyublim"Bodoh kau!" Cecar udara yang meninggalkan tuannya
"Tak guna! Tenggelam saja!"Tenggelam aku dalam makian
"Enyahlah! Aku tak mau dengar!"
"Ku tak akan tenggelam dalam kubangan dangkal"
Ku usir dia, tapi ia kembali dengan bisikannya"Si bodoh dan pecundang yang memalukan!" katanya
Aku kabur, lari ke dalam mimpi
Aku keluar ia menghadang
Fana, sungguh hina hidup ini
Ku basuh diri
Berharap dia tak kan bisa menembus pertahanan terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Kehidupan
PoetryIni tentang curahan isi hati yang tak terbendung lagi. Sebuah ramuan hujatan, makian, kerinduan, kesedihan, kekecewaan, dan harapan. Selami aku..