Seungmin tidak masuk hari ini, alasannya karena sakit. Namun tentunya itu hanya kebohongan, orang tua seungmin takut pelaku otak penculikan itu masih mengincar Seungmin.
Regular Guard dikontrak khusus untuk menjaga Seungmin. Tak diragukan lagi kemampuan mereka dalam melindungi kliennya. Ditambah lagi mereka bisa mengandalkan Jeongin yang satu kelas dengan Seungmin agar lebih mudah dalam pengawasan.
Taeyong tidak terlalu menginginkan Jeongin untuk mengotori tangannya dengan cara membunuh meski itu tidak dapat dihindari. Jeongin dimalam hari pasti dengan senang hati menghilangkan nyawa lawannya tapi dia akan menangis dan menyesal juga ketika matahari mencerahkan pikirannya.
Karena itu sebisa mungkin Taeyong memberikan tugas yang mudah padanya.
Beralih ke Jeongin yang sedang duduk dalam kelas dengan meletakkan kepalanya dimeja.
Dia sedang menangis
Ia mengingat dengan jelas ketika semalam ia secara sadar menembakkan peluru ke kepala penculik itu.
Itu adalah ke tiga kalinya ia menghilangkan nyawa orang lain.
Jeongin menarik rambutnya, memikirkan betapa besar dosanya. Bagaimana jika yang ia bunuh adalah seorang ayah yang bekerja untuk menghidupi keluarganya? Bagaimana jika yang ia bunuh adalah seorang kakak yang ditunggu kepulangannya oleh adiknya? atau bagaimana jika yang ia bunuh adalah kekasih seseorang? bukankah dosanya sangat besar?.
"Apa yang kau lakukan?"
Suara itu membuat Jeongin menghentikan kegiatan frustasinya. Tapi Jeongin tidak mengangkat kepalanya karena malu jika ia ketahuan sedang menangis.
"Kenapa tidak makan dikantin?"tanya orang itu lagi.
Takut dianggap tidak sopan akhirnya Jeongin mengusap air matanya dan menatap seseorang yang sudah duduk berhadapan dengannya.
Hyunjin tertegun
"Aku sedang tidak lapar " jawab Jeongin.
Hyunjin tidak mengatakan apapun lagi, fokusnya berpusat pada wajah sendu Jeongin. Matanya yang memerah dan berkaca-kaca serta hidungnya yang ikut memerah membuat Jeongin terlihat sangat menyedihkan dan manis sekaligus.
Merasa jawabannya tidak direspon,Jeongin pun memilih kembali meletakkan kepalanya lagi.
Tapi sebelum itu sebungkus roti dan sekotak susu sudah menghalanginya."Makan dulu, aku tahu kau tidak mau ke kantin tanpa Seungmin kan?" Ucap Hyunjin yang tengah berdiri dan berniat kembali ke kelasnya.
"Kenapa kau baik padaku?"
Hyunjin berhenti melangkah dan kembali menatap Jeongin.
"Kau bukan pencuri seperti yang mereka katakan kan?"Jeongin mengangguk membenarkan pertanyaan Hyunjin.
"Kalau begitu kau bukan orang jahat,kau pantas mendapat kebaikan"
Setelahnya Hyunjin benar-benar pergi kembali ke kelasnya.Jeongin terdiam, dan diam-diam ada senyum yang muncul dibibirnya namun kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku orang jahat aku tidak pantas mendapatkan kebaikan"
dijauhkannya roti dan susu itu darinya.Hyunjin tidak tahu apa-apa,pasti ia hanya kasihan padanya karena selalu menjadi korban kenakalan teman-temannya.
Tapi Jeongin juga penasaran kenapa tiba-tiba kakak kelasnya itu melakukan hal semanis ini padanya? Memberikan roti dan susu coklat kesukaannya.
"Tidak,aku tidak boleh menerimanya"
Jeongin diam sambil memandang makanan dan minuman itu,lagi.
"Ah tapi aku lapar"
Uh dasar Jeongin!
.
.
.
"Hey Minho !" panggil salah seorang temannya.
"Nanti malam kita kumpul ditempat biasa ya"
Minho berpikir sejenak kemudian mengangguk.
"Ok bagus,aku punya sesuatu"
"Apa?"
"Nanti malam saja aku perlihatkan, jangan lupa ya jam sepuluh"
Temannya itu kemudian berlari, sepertinya mau mengundang orang lagi.
Minho memang orang yang memiliki banyak teman,baik lain kelas maupun lain sekolah. Selain wajah tampannya,ia juga pandai bergaul meski bergaulnya kadang membuat kedua orangtuanya pusing. Minho juga terkenal dengan sifat playboy, tak heran ia menjadi salah satu target para siswi.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
DUALITY [ Tamat ]
FanfictionJeongin hidup dengan dua kepribadian dalam dirinya. Jeongin yang lemah disiang hari dan Jeongin yang dingin dimalam hari. BXB ya Gaes!!!