26

3.2K 423 74
                                    

Woojin masuk sendirian, sebenarnya ia ingin bersama Hyunjin tapi Hyunjin ingin terakhiran.

"Kak Woojin"

Woojin tersenyum menghampiri Jeongin,ia bergerak memeluk Jeongin dan mengusap rambutnya.

"Jeong, mulai hari ini aku akan jadi kakakmu. Jangan ragu meminta bantuan ku. Kau tau kau seperti ayam bagiku"

Jeongin yang tadinya tersenyum diperlukan Woojin tiba-tiba bingung.

"Kenapa ayam?"

"Karena bagiku ayam sangat berharga,dan kau juga sama berharganya bagiku"

"Y-ya kenapa harus ayam juga"

"Pokoknya aku menyayangimu Jeong,kalau kau sembuh aku akan mengajakmu makan ayam sepuasnya"

"Hahaha iya iya"

Woojin menatap hangat Jeongin. Woojin serius, Jeongin orang yang baik. Dan entah sejak kapan ia mulai menganggap Jeongin adik kecil yang perlu ia lindungi.

Minho dan Han masuk. Han sebenarnya takut pada Jeongin karena ia hampir mati malam itu.

"Kau Jeongin atau I.N?" tanya Minho

"Aku Jeongin kak" jawab Jeongin

Minho tersenyum dan memeluk Jeongin. Ah hari ini adalah hari pelukan untuk Jeongin.

Han berdiri diam melihat interaksi keduanya. Minho melirik Han dan Han pun mendekati Jeongin.

"Jeongin maafkan aku ya" ucapnya pelan

"Jangan minta maaf Han, itu semua karena kau menyayangi kak Minho kan?" jawab Jeongin

"I-iya maafkan aku, aku seharusnya tidak seperti itu"

"Aku harap kalian berdua berakhir bahagia"

Minho menatap sedih Jeongin, cinta pertamanya. Minho tidak tahu harus menyerah atau bagaimana setelah mendengar kata-kata Jeongin barusan.

"Asal kau sembuh dan kembali bersama kami Jeong" ucap Minho lalu mengusap rambut Jeongin.

"Terimakasih kak,kau orang yang baik. Aku menyayangimu seperti kakakku sendiri"

RIP Hati Minho.

Hyunjin gugup, ia sudah menyusun kata-kata untuk Jeongin sebelum tiba disini tapi sekarang semua lenyap.

"Jeongin?"

Jeongin menoleh menatap Hyunjin yang berdiri diambang pintu.

Memori saat Hyunjin membentaknya kala itu kembali berputar. Jeongin menunduk menahan air matanya.

Hyunjin mendekat dan memegang kedua tangan Jeongin.

"Maaf"

"Kumohon maafkan aku aku brengsek,aku melukaimu"

Hyunjin bergerak memeluk Jeongin,ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi melukai Jeongin. Hyunjin menyayanginya.

"Setelah membunuh kakakku huh? aku tidak sudi memaafkanmu Hyunjin"

Hyunjin menjauhkan tubuhnya dan menatap Jeongin,ah tidak itu I.N .

I.N mencengkeram erat kerah baju Hyunjin dan mendorongnya hingga jatuh kelantai.

I.N turun dari ranjang dan mendekati Hyunjin. Tatapan sungguh berbeda dengan Jeongin dan Hyunjin paham sekarang.

Bugh!

Satu pukulan melayang hingga sudut bibir Hyunjin mengeluarkan darah.

"Kau membunuh kakakku Hyunjin,kau ingat?"

"Dan kau mau bersama Jeongin? hahaha itu hanya mimpi. Lupakan perkataan ku tentang kesempatan itu,aku akan membunuh Jeongin dan menguasai tubuh ini"

Hyunjin bangkit dan menindih tubuh I.N dengan cepat serata menahan kedua tangannya.

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu. Aku ingin Jeongin yang ceria dan lembut bukan manusia sepertimu. Aku ingin Jeongin kembali"

Hyunjin mendekatkan wajahnya. Bibirnya bertemu dengan bibir I.N namun hati Hyunjin berharap Jeonginlah yang ia cium sekarang. Air mata Hyunjin mengalir bukti ketulusannya yang menginginkan Jeongin kembali.

Tidak ada perlawanan dari I.N. Tentu saja karena dia Jeongin. I.N berganti tiba-tiba tepat saat bibir tebal Hyunjin menyentuh bibirnya.

Hyunjin menjauhkan wajahnya,ia tersenyum ketika mengenali siapa pemilik mata indah itu.

"Jeongin"

Hyunjin menarik Jeongin ke posisi duduk dan memeluknya.

"Aku mohon,kembalilah menjadi Jeonginku yang manis,ceria dan lembut. Aku berjanji akan tidak akan melukaimu lagi"

Jeongin tidak menjawab ia membalas pelukan Hyunjin dan menangis.

Setelah mereka semua pergi, Jeongin menatap cermin dihadapannya. Semua ini sama sangat berat untuknya tapi semua dukungan itu membuatnya lebih baik.

"Bagaimana?"

Jeongin menoleh ke segala arah mencari pemilik suara itu, dan ternyata berasal dari pantulan dirinya di cermin.

"Aku bisa menjaga tubuhmu yang lemah itu Jeongin,kau tidak akan mudah diremehkan" ucap I.N

"A-aku..."

"Putuskan sekarang" potong I.N

Jeongin menatap I.N begitu juga sebaliknya.

"Kalau begitu selamat tinggal, Jeongin"

Tbc

Huaaa😭😭😭


DUALITY [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang