20

2.9K 438 55
                                    

"selamat ulang tahun kak Woojin!!!" Ucap mereka pada Woojin setelah ia meniup lilin diatas kue itu.

"Aaaa!!!" teriak Minho

"Kenapa?"

"Kenapa kak?"

"Ada apa?"

"Kenapa kau berteriak?"

Bertubi-tubi pertanyaan mereka lontarkan kepada Minho bingung kenapa ia berteriak.

"Ah tidak apa, aku hanya ingin berteriak" jawab Minho.

Seketika mereka menatap malas Minho dan mengalihkan pandangannya pada Woojin.

"Wah kau sudah bertambah tua,apa tidak ada niat mempunyai pacar hyung?" Changbin merangkul pundak Woojin erat sampai Woojin merasa tidak nyaman.

"Tunggu aku jadi CEO supermarket baru aku berpacaran"

"Hah?"

"Kau pikir berpacaran tidak butuh biaya?"

"Wah kak Woojin" Seungmin bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya karena kagum.

Woojin tersenyum bangga. Bukan cuma usianya tapi pemikirannya juga lebih dewasa.

"Hai teman-teman"

Suara itu berhasil membuat mereka menoleh. Itu Jeongin, dia datang.

"Jeongin" Hyunjin beranjak mendekati Jeongin berdiri didepannya.

"Kenapa kau disini?"

"Ah a—aku di izinkan kakakku kemari" jawab Jeongin

Minho melirik keluar, sebentar lagi gelap. Tapi apa yang Jeongin lakukan sekarang?

"Ya sudah ayo kemari Jeong" panggil Woojin

Hyunjin menuntun Jeongin agar duduk disampingnya.

Seungmin menatap Jeongin,ia memikirkan hal yang sama dengan Minho.

Mereka melanjutkan acara ulang tahun Woojin dengan penuh tawa. Karena mereka dilantai dua yang tidak ada pengunjungnya mereka jadi bebas tertawa.

"Jeongin buka mulutmu" Minho memberikan Jeongin potongan kecil buah melon.

Han menatapnya tidak suka dan membuatnya ragu untuk bergerak.

"Ah kau lama sekali" Minho mendekatkan tubuhnya dan menyuapkan melon itu pada Jeongin. Posisinya Minho dan Jeongin itu berseberangan dibatasi meja.

"Aaaa!!!" Hyunjin berteriak sambil mengacak rambutnya. Kemudian Hyunjin meletakkan kepalanya dimeja dan terdiam.

Mereka semua seakan membeku dengan mulut terbuka.

Hyunjin kembali menegakkan tubuhnya dan menatap Jeongin.

"Jeongin, kau...kau membuatku sakit" ucap Hyunjin dengan memegang dadanya sendiri.

Changbin dan Felix kompak memutar matanya "dramanya dimulai"

"Kak Hyunjin sakit?"

"Kenapa kau mau disuapi Minho didepanku?"

"Hah? Ah itu..."

"Kau tau ini sangat,.."

"Hyunjin sudah cukup aku jijik" Woojin memotong ucapan Hyunjin demi keselamatan telinga dan jiwanya.

Hyunjin menghela nafas dan menatap Minho tajam "awas kau"

Setelah acara ulang tahun Woojin selesai,mereka pun menuju tempat parkir.

Jeongin terlihat gugup,tapi tidak ada yang memperhatikannya. Keringat dingin mulai membasahi keningnya dan juga tubuhnya mulai gemetar.

"Se—seungmin"

"Iya"

"Kau mau mengantar aku membeli roti di toko sebrang sana?" Jeongin menunjuk sebuah toko roti di seberang jalan.

"Dengan aku saja Jeong" tawar Hyunjin.

"A—aku mau dengan Seungmin"

"Ya sudah, kak Woojin tunggu sebentar ya" Woojin yang sudah berdiri disamping pintu mobil pun mengangguk.

Seungmin dan Jeongin menyebrang dan langsung membeli roti. Setelah selesai mereka pun keluar.

Sebuah mobil hitam berhenti didepan mereka dan keluarlah sekelompok orang yang memakai topi dan masker.

Mereka menarik Seungmin dengan paksa. Jeongin panik,ia berusaha menyelamatkan Seungmin. Sialnya deretan toko roti itu sepi sehingga tidak ada yang langsung membantu mereka.

Hyunjin dan kawan-kawannya mendengar teriakan dibalik mobil itu langsung panik dan berlari.

Jeongin masih berusaha menyelamatkan Seungmin,tapi tentu saja tenaganya kalah karena mereka lebih banyak. Parahnya lagi kini lengan kanannya robek akibat pisau dari salah seorang penculik itu.

"Tolong! Tolong!" Jeongin tersungkur di jalan dan Seungmin sudah dibawa masuk ke dalam mobil bertepatan dengan kedatangan Hyunjin,Minho dan Changbin. Sedangkan Woojin,Han dan Felix masih berlari.

"Jeongin kau tidak apa?!" Minho menghampiri Jeongin dan matanya membulat ketika melihat darah membasahi lengan kanannya.

"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau tidak menolong Seungmin!"

Jeongin mendongak, Hyunjin dengan raut wajah marahnya membentak Jeongin.

Hati Jeongin terasa sakit melebihi lukanya sekarang.

Tbc






DUALITY [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang