Gugup Jeongin gugup. Padahal jam baru menunjukkan pukul 09:30 tapi Jeongin sudah rapi. Jeongin memakai hoodie abu-abu,dan celana jeans dengan robekan.
Jeongin tersenyum sejak tadi, walau ia juga penasaran kemana Hyunjin akan membawanya.
Setelah menunggu akhirnya suara motor membuat Jeongin panik dan segera keluar dari apartemennya.
"Wah Jeong kau semangat sekali" Hyunjin tertawa melihat Jeongin yang baru keluar dari apartemennya.
"Apa? Aku barusan memang ingin keluar ke supermarket,bukan karena ada kakak" ucap Jeongin berusaha terlihat santai.
"Oh ya?"
"Iya"
"Ya sudah ayo naik" Hyunjin menyerahkan helm kepada Jeongin.
"Tapi mau kemana?
"Kemana ya,kita lihat saja nanti" jawab Hyunjin agar Jeongin penasaran.Hyunjin membawa motornya perlahan sambil berbincang dengan Jeongin. Bukan hal penting, tapi terasa menyenangkan bagi mereka berdua.
Daun-daun di sepanjang jalan sudah berwarna kuning. Sungguh memanjakan mata siapapun yang melihatnya.
Hyunjin mengajak Jeongin berjalan-jalan disebuah taman. Mereka membeli makanan dan duduk di bangku taman sambil bertukar cerita.
"Waktu kecil aku sering kemari bersama orang tuaku, lalu aku tersesat. Saat aku sudah ditemukan bukannya dipeluk aku malah dimarah habis-habisan oleh ayahku" Hyunjin tertawa mengingat masa kecilnya.
Jeongin juga senang mendengarkan Hyunjin bercerita, walau kadang saat dia akan bercerita dia malah tertawa lebih dulu.
"Hahaha apalagi dulu hahaha aku hahaha mencuri sepatu Changbin hahaha lalu hahaha dia...hahaha"
Seperti itu.
Jeongin ikut tertawa bukan karena ceritanya lucu tapi karena Hyunjin yang benar-benar lucu.
Saat Jeongin diminta untuk bercerita tentang dirinya, Jeongin hanya menjawab seadanya. Tidak ada yang istimewa dan Hyunjin pun tidak terlalu menuntut Jeongin.
Mereka berdua tidak terlihat canggung,bahkan sekarang mereka bisa saling merangkul atau berbagi makanan.
"Maaf bisa kau memotret kami?" Hyunjin memberikan handphonenya pada seorang pengunjung lalu menarik Jeongin.
"Ayo foto dulu"
"Kau tau Jeong, aku sangat senang hari ini"
"Oh ya?"
"Tentu saja dan terimakasih,ku harap kau tidak jera jalan-jalan bersamaku"
"Sama-sama kak,aku juga senang bisa menghabiskan waktu seperti ini"
Hyunjin menatap Jeongin hingga dia merasa salah tingkah. Jeongin menatap kearah lain tapi rasanya Hyunjin masih saja menatapnya.
"Kenapa melihatku seperti itu?!" Jeongin akhirnya tidak tahan dan membentak Hyunjin.
Hyunjin kaget.
"Kau ini aku sedang berusaha romantis malah mengagetkan!" jawab Hyunjin tak mau kalah
"A—apanya yang romantis kalau kak Hyunjin hanya menatap seperti itu?"
Hyunjin tersenyum licik,"lalu kau maunya seperti apa?”
"Y—ya aku tidak tau" Jeongin menunduk malu.
"Ahh kau imut sekaliiii" Hyunjin mengacak-acak rambut Jeongin dan menariknya dalam pelukan.
Oh jangan tanyakan seperti apa kondisi jantung Jeongin sekarang ini.
Beberapa pengunjung yang lewat sampai berhenti untuk melihat mereka.
Tak terasa mereka menghabiskan waktu sampai jam tiga sore. Mereka tidak hanya ke taman tapi juga pergi ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan Jeongin.
Hyunjin mengantarkan Jeongin sampai depan apartemennya.
"Sekali lagi terimakasih untuk hari ini"ucap Hyunjin
"Iya sama-sama"
"Boleh aku minta nomor handphonemu?"
Jeongin tersenyum dan memberikan nomornya pada Hyunjin dengan senang hati.
"Besok berangkat sekolah bersamaku,tidak ada penolakan"
Jeongin tersenyum dan mengangguk kemudian mereka mengakhiri kegiatan mereka hari itu dengan perasaan bahagia.
Mereka?
Atau hanya Jeongin?
Siapa yang tahu?
TBC
Ya AUTHOR laah 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
DUALITY [ Tamat ]
FanfictionJeongin hidup dengan dua kepribadian dalam dirinya. Jeongin yang lemah disiang hari dan Jeongin yang dingin dimalam hari. BXB ya Gaes!!!