🍁🍁🍁
Pagi sekali Sejeong sudah bangun. Dia sesekali mengerjapkan kedua matanya, apakah dia saat ini tengah bermimpi?
Dia berniat turun kebawah untuk membantu menyiapkan sarapan ataupun bersih-bersih rumah. Tapi pembantu rumah semua menolak bantuan Sejeong.
Dia sewaktu masih dikampung sudah terbiasa bekerja, jadi tidak nyaman kalau hanya berdiam diri.
Sejeong akhirnya memilih kembali ke kamarnya, namun langkahnya berhenti dikala dia tepat didepan pintu kamar Taeyong, ingin hatinya melihat apakah lelaki itu sudah bangun apa belum, tetapi dia segera menepisnya dan segera kembali ke kamarnya, lagipula dia tahu kalau Taeyong tidak menyukainya dari sikap yang tidak ramah.
Ingat akan sikap Taeyong, Sejeong jadi termenung dan bertanya-tanya, apakah memang sikap lelaki itu dingin? Atau hanya pada dirinya Taeyong bersikap seperti itu? Tapi, kenapa?
Sejeong memutuskan untuk duduk dimeja belajar dikala dia menanti matahari benar-benar keluar. Sejeong kembali termenung dan pikirannya mulai menerawang jauh tentang perjalanan hidupnya yang kini tiba-tiba berada di kota Seoul, ikut dengan keluarga adik sepupu mendiang ibunya. Hatinya sudah bulat, apapun yang akan terjadi, maka dia akan berusaha bertahan di Seoul. Dia harus bisa menggapai impian dan cita-citanya. Sejeong masih ingat pesan neneknya, agar dia berjuang meraih cita-cita sebagaimana yang diharapkan oleh mendiang kedua orangtuanya.
.
.
.Jam setengah enam pagi, Taeyeon bangun. Dan langsung menuju kamar Sejeong.
"Kamu sudah bangun Sejeongie?"
"Nde, sudah imo, Sebenarnya sudah satu jam yang lalu, aku terbiasa bangun pagi-pagi untuk membantu.."
"Uwahh.. kenapa hanya berdiam diri saja dikamar, kamu bisa jalan-jalan pagi."
Sejeong menggeleng. "Aku masih belum hafal daerah sini Imo, Aku khawatir tidak bisa pulang..."
"Bangunkan saja Taeyong, dan ajak dia joging.."
"Aniiiioo..." Sejeong menggeleng malu.
"Wae..? dia kan juga oppamu, apa perlu imo bangunkan? Biasanya dihari Minggu ini banyak orang-orang joging pagi.. coba saja kamu lihat dari balkon..."
"Cheongmal...?" Sejeong bersemangat.
"Nde... Lihat saja sendiri..."
Sejeong menurut, keluar dari kamarnya, kemudian dengan diikuti oleh Taeyeon, dia menuju balkon untuk melihat bagaimana suasana luar. Dan memang, di jalan tampak banyak orang sedang melakukan joging pagi. Kebanyakan mereka adalah anak-anak muda.
"Taeyong juga biasanya jam segini sudah bangun dan joging pagi. Tumben sekali dia belum bangun..."
"Mungkin Taeyong oppa kecapaian, imo..."
"Mungkin saja, semalam dia juga pulang larut." Terka Taeyeon. "Oh.. Sejeong, rencananya kamu mau kuliah di Universitas mana? Kalau menurut imo sih, mending di universitas Taeyong saja. Sehingga kamu bisa berangkat dan pulang bersama Taeyong. Dan jika kamu satu universitas dengan Taeyong, imo jadi tenang."
"Aku terserah Imo dan samchon saja." Sejeong hanya bisa pasrah, lagipula dia disini hanya menumpang hidup. Apalagi yang di inginkan? Bisa kuliah saja sudah lebih dari cukup.
"Anak pintar..." Taeyeon mengelus surai Sejeong lembut.
"Lalu, sekarang apa yang ingin kamu lakukan?""Tidak tahu imo," bingung Sejeong. Dia juga sudah selesai membereskan pakaian dan buku-bukunya, ingin membantu pun dia dilarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan CERPEN - Kim Sejeong
Teen Fiction[ONGOING Rabu] Kumpulan Cerpen tentang Sejeong dan idol lainnya.. Di kumpulin jadi 1 buku yah.. 😚 01✔ Say Love me (& boys) - End 02✔ Dont be Shy! (& Kim Hanbin) - End 03✔ Regret ( & Lee Taeyong) - End 04✔ I Hate the Policeman ( & Park Chanyeol) - E...