I Hate The Policeman - 5

229 27 9
                                    


.
.
.

"Mi..mian, jeong-ah.. sebenarnya surat pemberitahuan itu sudah ada padaku, tapi aku tidak tega memberikannya padamu saat kamu sakit."

"Memangnya apa salahku....??!!"

"Sebenarnya, ada yang memasang foto mesramu sama Jimin di mading kampus. Kamu dianggap mencemarkan nama baik organisasi mahasiswa kampus."

"Mwo!? Tapi aku tidak pernah foto mesra sama dia."

"Ndee.. aku percaya sama kamu, itu cuma permainan komputer. Aku sangat yakin ada yang menfitna kamu."

"Keoree... Aku memang sudah tidak pantas menjadi ketua organisasi, karena memang tidak ada mahasiswa yang menginginkanku lagi."

Setelah pelajaran usai, aku segera menautkan tas di punggungku dan pergi dengan tertatih-tatih. Perasaan yang hancur dan malu yang tiada tara mengiringi langkahku. Teman-teman dan beberapa dosen mencoba menghalangiku. Aku terus berusaha berlalu, tapi beberapa tangan menahan langkahku.

"Jeong-ah.., jangan pergi! Kami semua selalu mendukungmu." Seru mereka berusaha bersimpati.

"Gomawoo, tapi aku tidak ingin menjadi moster yang menakutkan bagi kalian."

"Mi..mianheo.. Sejeong-ah.."

"Biarkan aku pergi. Kalian aku maafkan." Mereka mulai menyingkir dari hadapanku untuk memberi jalan. Aku melihat bahasa tubuh penyesalan diwajah mereka. Akupun segera berlalu......

.
.
.

🚓🚓🚓

Deburan angin disepanjang sungai Han menciptakan ombak yang saling bersahutan. Buih-buih berkilauan membias oleh sinar matahari.
Kepadanyalah biasanya aku sering mengadu walaupun aku tau dia hanya diam.

Kepadanyalah biasanya aku sering mengadu walaupun aku tau dia hanya diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pipiku basah dengan air mata. Aku berteriak, lalu menangis kemudian tertawa dalam keputus asaan.

"Tuhan, kenapa aku menjadi orang yang tidak diinginkan. Lalu kenapa aku kau ciptakan." Teriakku, aku rasa kini aku sedikit lega dengan berteriak.

"Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu sia-sia dan tidak pernah menyia-nyiakan apa yang telah diciptakannya."

"Yaa... apakah lalu lintas disini semrawut sehingga anda perlu datang?" Kataku menyindir siapa yang datang.

"Bukan hanya semrawut, tapi kacau balau seperti hatimu saat ini. Sejeong-ah, kamu masih punya impian, kan?"

"Chroom.. tentu saja. Aku ingin bertemu dengan Park Bogum dan mengatakan bahwa aku sangat mencintainya." Sahutku ketus.

"Kalau begitu, beri aku alamatnya. Aku akan mencarikannya untukmu."

"Yaa.. kenapa Gyeongchalnim harus bersusah payah. Apa anda tidak mempunyai impian sendiri?"

"Aku ingin menemui gadis yang aku cintai dan aku sudah menemukannya."

"Nugu..., Siapa?" Tanyaku penasaran.

Kumpulan CERPEN - Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang