B u C i N ~ S e P u L u H

846 37 14
                                    

Selamat membaca!
___________________________________________

"Tejo, mau makan dulu gak?" Teriak Ratna yang masih berada di dapur.

"Nanti aja Ma," balasnya sambil membuka akun instagram nya dan melihat ke area Direct Message.

Matanya terpancing pada satu pesan dari seseorang yang belum di follow nya.

Anastasia.ap : Hai Tejo

Tejo menegakkan tubuhnya. Dengan cepat, ia membalas pesan tersebut.

Hai juga Ka

"Anjir lah, kenapa gue deg deg an gini ya?" tanya nya pada diri sendiri.

Tejo mematikan ponselnya. Berharap pesan itu akan cepat di balas, dan permintaannya benar-benar dikabulkan.

Satu notifikasi muncul – nampaknya nama akun instagram Tasia dengan pesan yang tertera disana.

Anastasia.ap : Follback dong

Tejo tersenyum, tangannya bergerak menekan tombol ikuti balik dengan senyum yang lebar.

Udah kok Kak

Anastasia.ap : Panggil aja Tasia.
Jangan kak, ketuaan.

"Aduh gue bales apa lagi ya?"

Beneran nih gpp?

Hapus

Emang udah tua haha;v

Hapus

"Aduh! Gua harus bales apa?!" geramnya.

Anastasia.ap : Boleh bagi nomor whatsapp nya?

Mata Tejo membelalak ketika membacanya, ia segera memeberikan nomor whatsapp nya itu pada Tasia dengan senyum yang melebar.

"Ada apa sih? Kayaknya seru banget." Cantika duduk di sebelah Tejo sambil menyenderkan kepala dibahu kirinya.

"Eh udah bangun."

Cantika mengangguk. "Siapa?"

Tejo mematikan handphone nya dan meletakkannya diatas meja. Matanya beralih pada Cantika yang belum sepenuhnya terbangun.

"Kenapa sih? Ada belek ya?" tanya Cantika. Tangannya meraba ujung kedua matanya secara bersamaan.

Tejo tertawa. "Bener ya kata Ibu, orang cantik, pasti kalo bangun tidur tetep cantik."

"Apalagi yang di depan aku namanya Cantika. Jadi tambah cantik nya."

Cantik menoyor kepala Tejo. "Gak nyambung alay."

Lagi-lagi Tejo tertawa. Ia menggenggam kedua tangan Cantika. "Maafin aku ya tadi lupa jemput kamu."

"Engga, maafin, engga, maafin, engga." Cantika mengulang kata yang sama sambil menghitung jarinya

"Maafin dong"

"Boleh, asal ada syaratnya."

"Ribet."

"Yaudah kalo gak mau mah." Cantika hendak bangkit dari duduknya kalau saja tangannya tidak di cekal oleh Tejo.

"Iya-iya maaf, apa syaratnya?"

"Besok harus berangkat bareng."

Tejo berkekeh pelan, tangannya terulur – mengelus pucuk kepala Cantika. "Kalo itu mah gampang."

• B u C i N •

"Bu, Tejo berangkat dulu ya." pamitnya pada Vira – Ibu Tejo.

Vira mengejar Tejo yang hendak keluar dengan tubuh gemuknya.

"Le, Bekal mu ketinggalan."

Tejo menghentikan langkahnya lalu berjalan mendekati Vira.

Tangannya terulur – mengambil bekal yang diberikan Vira lalu kembali pamit untuk bergegas ke rumah Cantika.

Lagi-lagi ia berhenti. Bukan karena Vira, melainkan karena handphone nya berdering nyaring.

Nomor tidak dikenal.
Buru-buru ia mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Halo Tejo! Ini beneran nomornya Tejo kan?"

"Iya, dengan siapa?"

"Ini gue. Tasia."

Tejo mengangguk. "Oh Tasia. Kenapa?"

"Anu."

"Kenapa?"

"Ehm, bisa tolong jemput gue gak? Mobil gue tiba-tiba mogok. Nanti gue kirim lokasinya."

"Please." pinta Tasia disebrang sana.

Tejo terdiam sebentar sebelum memutuskan untuk meng iya kan pertolongan Tasia.

Ia mengendarai motor dengan kecepatan penuh, takut terlambat karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

Dan melupakan perjanjian pada seseorang yang sudah menunggu lama dengan pelupuk mata yang sudah digenangi air mata.

Cantika sudah melihat Tejo pergi, tapi tidak ke rumahnya. Melainkan ia pergi ke arah berlawanan – membuat hati Cantika semakin sakit.

Tidak mau berlama-lama, Cantika mengambil handphone nya lalu memesan ojek online dengan air mata yang terus menetes tanpa henti.

• B u C i N •

___________________________________________

#SuaraAuthor

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT NYA YA.
KARENA SATU VOTE AND COMENT KALIAN ADALAH SALAH SATU APRESIASI BAGI PENGARANG UNTUK MELANJUTKANNYA KARYANYA
( *¯ ³¯*)♡

___________________________________________

Jakarta 19 Desember 2019

BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang