B u C i N ~ D u A P u L u H

341 25 2
                                    

Mohon maap, baca dulu chapture sebelumnya ya.
Biar nyambung:")
___

Selamat membaca!
___________________________________________

"Tasia."

Si empunya hanya berkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Baru beberapa jam yang lalu kita ketemu, eh ketemu lagi."

Pernyataan itu membuat hati Cantika seperti ditusuk jarum. Moodnya sudah tak sebaik beberapa jam sebelum mereka berdua bertemu Tasia.

"Darimana?"

Tasia mengangkat kantong plastik hitam yang penuh. "Beli cemilan." Tejo menganggukkan kepala sebagai balasannya.

"Hatcim." Hidung Cantika sudah gatal dan benar-benar tersumbat, kepalanya terasa sakit dan bajunya sudah mulai mengering.

Ia menarik ujung kaos Tejo sehingga laki-laki itu menoleh kearahnya.

"Pulang," pintar Cantika.

Mengerti akan apa yang Cantika inginkan, Tejo langsung mengangguk – menurutinya.

Tatapannya beralih pada Tasia masih menatap mereka berdua. "Gue pulang duluan ya Tas."

Tasia menghembuskan napas kasar. "Baru gue pengen minta anterin."

"Sorry kali ini gue gak bisa."

Cantika yang awalnya menunduk, jadi mendongak. Tak percaya Tejo mau mengantarnya.

"Oh, ok." Selanjutnya, Tasia berlari menerobos rintik-rintik hujan sambil menutupi Kepalanya menggunakan belanja yang dibelinya tadi.

Mereka berdua memilih untuk menerobos rintik-rintik hujan – yang diperkirakan akan lama redanya.

Cantika menyenderkan kepalanya pada punggung Tejo sambil melingkarkan tangannya pada pinggang Tejo.

• B u C i N •

"Nih." Tejo memberikan susu vanilla hangat pada Cantika sambil membantunya untuk duduk.

"Makasih."

Tejo terseyum lalu duduk disebelah Cantika.

"Cantika."

Cantika bergumam sebagai balasannya dan kembali menyeruput susu hangatnya.

"Kayaknya Tasia ngambek deh sama aku."

Cantika mengerutkan kedua alisnya. "Gara-gara tadi?"

Tejo mengangguk.

"Kamu suka sama dia?"

"Iya."

"Oh," raut wajah Cantika berubah. Membuat Tejo bingung.

"Emangnya kenapa?"

Cantika tersentak mendengar pertanyaan Tejo. "Oh, gapapa maksud aku. Berarti kamu harus nembak dia dong biar kalian bisa pacaran," ucapnya dengan sangat bersemangat.

Tapi bohong.

"Nah mangkanya itu, gimana mau nembak dia, toh sekarang aja dia lagi ngambek sama aku."

Cantika berpikir sejenak. Kemudian menjentikkan jarinya. "Suara kamu kan bagus. Sebentar lagi kita akan ngadain pensi, kenapa gak kamu tembak pas acara pensi aja?"

Tejo tersenyum lebar ketika mendengar saran dari Cantika. Detik selanjutnya, Tejo memeluk Cantika – membuat gelas Cantika hampir tumpah kalau saja tidak ia benarkan.

"Makasih Cantika. Aku sayang kamu."

• B u C i N •
___________________________________________

#SuaraAuthor

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT NYA YA.
KARENA SATU VOTE AND COMENT KALIAN ADALAH SALAH SATU APRESIASI BAGI PENGARANG UNTUK MELANJUTKANNYA KARYANYA
( *¯ ³¯*)♡

___________________________________________

Jakarta 3 Agustus 2020

BUCIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang