Tinju 38.

515 47 0
                                    

Hari demi hari berlalu, yang awalnya pertemanan Lucy dan Alvi sangat dekat kini semakin longgar semenjak~

"Itu Alvi kan?" Tanya Erika saat sedang berjalan bersama Lucy.

Ya benar, Lucy melihat Alvi yang sedang merangkul seorang cewek di pinggir lapangan.

"Hmmm" Lucy hanya bergumam dan melanjutkan jalannya.

Kaki Lucy kini sudah lepas gips dan jalannya pun masih agak sakit dan pincang.

"Lo gak apa?" Tanya Erika.

"Emangnya gue kenapa, haha" Lucy tertawa terpaksa.

"Apaan sih lo, gak usah di paksa gitu kali" ujar Erika.

**

Keesokan harinya Lucy melihat Alvi bersama cewek lain dan hari-hari kemudiannya juga cewek yang jalan sama dia selalu berganti.

Aneh rasanya, kenapa Alvi melakukan itu?

Lucy berjalan ke perpus sendirian dan tiba-tiba ia mendengar suara isak tangis dari ujung lorong, dan benar saja ada seorang gadis yang menangis sendirian disana.

"Ada apa?" Tanya Lucy.

"Hikss, Alvi baru aja mutusin gue padahal kita baru dua hari jadian" tangisnya.

"Kenapa?" Tanya Lucy.

"Dia bilang bosen, tapi itu kan terlalu cepat buat gue" ujarnya.

Entah dia korban ke berapa tapi ini udah keterlaluan, sampai adik kelas juga di gebet sama dia.

Gak ada salahnya sih, tapi ya salah!!!

Lucy berjalan ke kantin dimana Alvi berada.

"ALVI!" Panggil Lucy.

"Eh, Lucy" jawabnya sambil menyeruput es miliknya.

"Sini lo ikut gue"

Lucy menarik Alvi sampai ke taman belakang sekolah.

"Ada apa sih?" Alvi melepaskan genggaman Lucy.

"Lo udah keterlaluan!" Umpat Lucy.

"Apaan sih? Gak jelas banget dah" jawab Alvi.

"Lo yang apaan! Gak usah pura-pura gak tau, Sasa korban ke berapa lo? Hah!" Kesal Lucy.

"Bukan urusan lo" Alvi ingin meninggalkan Lucy.

"ALVI TUNGGU!" Lucy menahan tangan Alvi.

"Apa lagi sih? Apa mau lo?" Alvi mencengkram bahu Lucy.

PLAKKK.

Satu tamparan mendarat di pipi Alvi.
"Lo pikir perasaan mereka gak?!" Kesal Lucy.

"SEKARANG GUE TANYA, LO PERNAH MIKIRIN PERASAAN GUE GAK?!"

Untuk pertama kalinya Alvi membentaknya dengan nada yang tinggi, Lucy yang mendengar itu secara perlahan mundur dan memegang dadanya jantungnya berdegup sangat kencang.

"Sorry gue gak bermaksud, gue duluan" Alvi meninggalkan Lucy.

Lucy terduduk di bangku taman, ia sangat terkejut dan hampir menangis. Ia langsung mengejar Alvi yang belum jauh.

"ALVI SEBENTAR!" Tahannya lagi.

"Ci, kita udah gak ada hubungan lagi, lo gak berhak ikut campur masalah gue" Alvi meredakan amarahnya.

"Kenapa? Kita kan temen?" Jawab Lucy dengan mata berkaca.

"Lo pikir semudah itu buat kita temenan lagi? Nggak Lucy, sadar hey. Gue gak bakalan bisa temenan sama mantan sendiri" ujar Alvi tepaksa.

"Oke, gue harap lo gak ngelakuin cewek lo kayak apa yang udah lo lakuin ke gue, makasih" Lucy tersenyum lalu pergi.

"Sorry Ci" Alvi memasang wajah lesu.

Lucy berlari ke kelasnya, "tau gitu gak usah pacar-pacaran segala! Kesel!!" Umpatnya sambil jalan.


🍃   🍃   🍃

Keesokan harinya Alvi masih melakukan hoby barunya itu yaitu gonta-ganti cewek.

Kini hubungannya dengan Lucy benar-benar sudah retak, dan mungkin udah gak bisa di balikin kayak semula lagi.

Hari ujian semakin dekat, Lucy sudah tak memperdulikan Alvi lagi walaupun ia bohong.

Ia mencoba fokus untuk terus belajar bersama teman-temannya ia mencoba melupakan Alvi.

Setiap berpapasan dengan Alvi, ingin menyapa pun rasanya seperti ada tembok yang mengalangi. Dan Alvi pun sekarang fokus sama cewek barunya dan ia pun gak pernah lagi menyapa Lucy.

"Gue sadar diri kok, Kak" ujar Lucy setelah curhat panjang kepada Erika.

"Dia emang gak pantes buat lo yang hatinya kayak baja ini" ujar Erika.

"Kita sama-sama saling ngedoain aja ya" Lucy tersenyum tulus ke arah Erika.














.
.
.
.
TBC!!!!!!!

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT AND FOLLOW AKUN BARU AKU INI YA GESS...

BIG LOVE, THOR💙

Tomboy GIRL 2 [BAB Lanjutan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang