Tinju 35.

2K 72 6
                                    

Pagi ini rasanya malas sekali untuk Lucy bangun dari tidurnya.

"LUCY AYO BANGUN NANTI KAMU TERLAMBAT" panggil bunda dari meja makan.

Sekali dua kali panggilan tak ada sautan, bahkan Alarik pun sudah mengganggunya.

"Gak mau bangun juga bun" ujar Alarik saat turun dari kamarnya.

Dengan sabar bunda naik ke atas dan masuk ke kamar Lucy.

"Heh kerbau, bangun" bunda mengoyang-goyangkan tubuh Lucy.

"He-eh" jawab Lucy yang memutar posisi.

"EH-EH MALAH NGATUR POSISI LAGI, MAU BANGUN APA BUNDA SIRAM?" Ancamnya.

Lucy langsung terduduk di kasurnya dengan mata yang masih tertutup.

"SATU,

Lucy menurunkan kakinya dari kasur.

"DUA,

"Iya-iya Tiga" Lucy langsung mengambil handuk dan mandi.

Bunda kembali ke bawah meneruskan pekerjaannya menyiapkan sarapan.

"Udah bangun bun?" Tanya Alarik.

"Udah, lagi mandi" jawab bunda.

Setelah mandi Lucy sudah rapi dengan seragamnya dan menganti perban luka yang ada di tangannya.

Ia turun kebawah setelah semuanya beres,
"Pagi bang" sapa Lucy.

Di meja makan ia mengecek ponselnya yang belum ada notip dari Alvi.

"Eh, itu tangan kenapa?" Tanya Alarik.

"Anu bang, pager depan ada yang tajem" bohong Lucy.

"Anak ayah kenapa?" Tanya Hanif.

"Gak kenapa-kenapa kok, yah" jawab Lucy.

Hanif mengecek pagar depan dan tak ada yang terlihat tajam.

"Kamu bohong ya?" Tanya Hanif.

"Gak kok yah"

Lucy mengecek ponselnya lagi dan ternyata ada line dari Alvi.

From Alviranendra : Bee, maaf aku kesiangan kayaknya kamu duluan aja deh. Nanti kamu terlambat, maaf ya.

"Bang anterin sekolah" Lucy mengambil ranselnya dan memberikan kunci kepada Alarik.

"Mager ah" jawab Alarik.

"Napa bang, gue telat nih. Kalo gak gue gak sekolah aja deh biar nganterin lo ke bandara" ujar Lucy.

"Yeh, gak bisa. Ayo gercep" Alarik langsung mengambil kuncinya dan menyalakan mesin motor. Lucy langsung naik ke atas motornya.

"Pegangan" ujar Alarik.

Alarik membawa motor dengan kecepatan penuh, sialnya ia terjebak di lampu merah.

"Yah lampu merah, Ci" gumam Alarik.

Untungnya lampu merah di jalan itu tidak terlalu lama dan Alarik melajukan motornya kembali.

Sampai akhirnya di depan gerbang, Alarik berpamitan terlebih dahulu.

"Belajar yang bener ya, Ci" Alarik mengacak-acak rambut Lucy.

Lucy langsung memeluk abangnya itu,
"Bang, gue pasti bakalan kangen sama lo" Lucy memeluk erat tubuh Alarik.

"Kok lo jadi lebay, tapi gak apa abang seneng dengernya" jawab Alarik.

"Bang gue ikut lo aja deh"

Tomboy GIRL 2 [BAB Lanjutan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang