Tinju 40

599 44 2
                                    

Setelah beberapa hari ujian~

"Ci, aneh gak sih masa Alvi suka nge-Line gue?" Erika bercerita ke Lucy.

"Line gimana?" Tanya Lucy.

"Ya, awalnya dia nanyain materi ulangan, trus kek nanya-nanya lagi apa gitu" ujar Erika.

"Ya, mungkin dia suka sama lo" ujar Lucy.

"Hah! Gila lo ya kalo ngomong" Erika mencubit perut Lucy.

"Tapi gak apa sih ya Alvi kan ganteng, lumayan" Erika menaik turunkan alisnya.

"Lo gak boleh jadi korban dia!" Nada bicara Lucy agak meninggi.

"Ih Uci gak boleh gitu, lo juga korban kan? Haha" ledek Erika.

"Tetep gak boleh!" Lucy meninggalkan Erika.

Bel masuk sudah berbunyi, sejak kemarin kini Alvi suka mengganggu Lucy lagi. Tapi kali ini Lucy tak menanggapinya sampai bel pulang berbunyi.

"Pulang bareng?" Tanya Alvi.

"Gak, makasih" ketus Lucy.

Dengan amat terpaksa Lucy mengambil helm yang diberikan Alvi.

"Lo kenapa?" Tanya Alvi.

Di kepala Lucy saat ini terngiang-ngiang cerita Erika tadi. Tiba-tiba di tengah perjalanan.

"STOP!" teriak Lucy.

Ia langsung turun dari motor Alvi.

"Ada apa?" Tanya Alvi.

Lucy mundar-mandir kayak orang gila gak jelas. Raut wajahnya mulai berubah memerah antara kesal dan sedih.

"Jangan jadiin Erika sasaran korban lo berikutnya!" Ujar Lucy dengan nada yang sedikit tinggi dan matanya berair.

"Lo ngomong apa sih?" Tanya Alvi.

"Gue gak mau Erika jadi salah satu korban php lo" ujar Lucy.

"Ngaur" jawabnya.

"Sampe gue tau lo ngebaperin Erika, gak akan gue maafin" ujar Lucy melepas helmnya lalu di berikan ke Alvi.

"Lucy gak lucu! Cepet naik" ujar Alvi membuntuti.

"Gue jalan aja!"

"Buruan naik, ini masih jauh loh" ujarnya.

Dan kebetulan sekali angkot lewat dan Lucy langsung naik ke angkot itu meninggalkan Alvi sendirian.

"SIAL!" Umpat Alvi.

**

Malam harinya~

From ErikaAngel : Lucy maaf ya, tadi kata-kata gue terlalu berlebihan ya?

Jangan marah sama gue ya.

Gue tau lo belum move on, gue gak bermaksud apa-apa kok.

Gue cerita apa adanya, maaf kalo menyinggung lo.

Lucy melempar ponselnya ke atas kasur, ia duduk di balkon kamarnya dengan gitar di tangannya.

Entah apa yang membuatnya jadi suka bermain gitar di malam hari.

"Lebay banget ya gue?" Ujarnya kepada diri sendiri.

Petikan senar pelan-pelan ia mainkan, di temani dengan hembusan angin yang menyapa malam.

Jrengg jrengg.

Kalimat hilang makna..
Logika tak berdaya..

Menyapa dan hilang..
Terbit tenggelam bagai pelangi..

Tomboy GIRL 2 [BAB Lanjutan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang