Hari demi hari berlalu, hubungan Alvi dan Lucy tidak kunjung membaik, tapi ya kadang baikkan juga.
Hari ini adalah hari terakhir mereka bertemu, karna hari ini seluruh murid sudah berkumpul di aula dengan pakaian jas dan kebayanya.
Ya, hari ini adalah hari kelulusan.
"Akhirnya adek gue jadi peminim" ujar Alarik.
"Sialan lo bang" Lucy meninju bahunya.
"Bunda, Lucy ngomong kasar" adunya.
"Udah-udah, siap-siap dikit lagi kamu bakalan di panggil"
Satu persatu sudah naik dan turun dari panggung, dan kini gilirian kelas Lucy.
"LUCY FRADRELLA dari kelas 12 IPA 1"
Lucy jalan kedepan dengan sangat anggun, ia menyalami satu persatu guru yang ada di atas panggung, dan di berikan piagam oleh kepala sekolah, setelah itu Lucy kembali ke tempatnya.
Ia mendapatkan beberapa bunga dan juga kado-kado kecil.
"Congratulation beppp" teriak Erika.
"Lo juga, selamat!" Keduanya berpelukan.
"Lo baik-baik ya disana" ujar Erika.
"Gue bakalan kangen sama lo" peluk Lucy lagi.
Setelah acara selesai, masing-masing keluar dan pulang dengan keluarganya.
"Lucy!" Teriak seseorang.
Lucy menoleh dan terlihat Alvi berdiri gak jauh dari tempatnya.
"Happy graduation ya" ujar Alvi sambil memberikan satu buket bunga aster.
"Thanks, lo juga congrats ya" ucap Lucy.
"Gue duluan"
Berat rasanya melihat Lucy pergi dari hadapannya.
"Asikkk banyak dapet bunga" ledek Alarik8 di dalam mobil.
Mata Lucy berkaca-kaca, ia mencium bunga aster yang di berikan oleh Alvi.
"Lo belum move on ya?" Tanya Alarik.
"Ayah, adikku bersedih di hari perpisahannya" ujar Alarik mendramatis.
"Kenapa adikmu itu bersedih?" Tanya Hanif yang melirik ke kaca spion tengah.
"Sepertinya dia belum bisa move on dari mantannya" jawab Alarik sambil mencubit pipi Lucy.
"Nyebelin banget kan!!!" Kesal Lucy tiba-tiba.
Beberapa jam setelah itu, Lucy bersiap untuk berangkat ke Australi untuk melanjutkan sekolahnya bersama dengan Alarik.
"Kamu udah siap?" Tanya Hanna.
"Siap kok bun" jawab Lucy.
Sedari tadi dirinya gelisah dan tak henti mengecek ponselnya.
"Ngecekin hp mulu" ledek Alarik.
"Ughh, ngeselin lo!" Lucy meninju bahu Alarik.
Saat ini hari menujukkan pukul 7.00 malam, Lucy sudah dalam perjalanan menuju bandara.
Disisi lain, teman-temannya sedang bersenang-sedang merayakan kelulusan.
"Ka, Lucy gak dateng?" Tanya Alvi.
"Loh lo gak tau? Dia mau berangkat ke Ausi" jawab Erika.
Alvi tak tau-menau soal Lucy yang akan berangkat secepat itu ke Ausi. Ia langsung mengambil kunci motornya dan dengan kecepatan penuh menuju rumah Lucy.
Beberapa menit kemudian ia sampai di rumah Lucy yang sudah tak ada seorang pun disana.
Alvi mencoba menelponi Lucy, 'nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan cobalah beberapa saat lagi'.
"SHIT!!!! SIAL SIAL!" Alvi dengan cepat melajukan motornya menuju bandara.
Sesampainya di bandara, ia berlari dengan sangat cepat, mencari-mari keberadaan Lucy yang entah dimana.
Tapi sangat di sayangkan, saat Alvi tiba Lucy sudah tak disana lagi, ia baru saja naik ke pesawat yang akan membawanya pergi.
Alvi merasa bersalah, ia menyesali perlakuannya kepada Lucy selama ini, rasanya ingin mengulang masa dimana keduanya saling jatuh cinta dan saling membahagiakan.
Sayangnya saat itu tak berjalan lama, hanya beberapa kenangan manis yang dapat diingat.
"Gue sayang sama lo" gumam Alvi melihat pesawat Lucy take off.
Disisi lain Lucy menoleh ke jendela pesawat, tanpa sadar ia meneteskan air matanya.
"Goodbye"
.
.
.
.
DONT FORGET TO LIKE COMMENT AND SUBSCRIBE💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy GIRL 2 [BAB Lanjutan]
Teen Fiction"Sampe lo maju selangkah lagi, gak segan-segan gue matahin tulang lo!" Lucy mengepal tanggannya dan melotot ke arah Alvi. "Lo pikir gue takut? Dan lo orang pertama yang melotot ke arah gue" Alvi berbisik dan berbalik langsung meninggalkan Lucy. "AWA...